Iklan Sponsor

Wednesday 13 May 2020

Teknik Sampling Dalam Penelitian Dakwah




MAKALAH
Metode Penelitian Dakwah
Tentang :
“Teknik Sampling Dalam Penelitian Dakwah”
Dosen Pengampu : Muhammad Tabri, S.Ag





Description: Image result for logo stai an nadwah
 








Disusun oleh :
Kelompok : 8
Umilawati




SEMESTER  IV C/KPI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
            Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet dan perpustakaan. Kami telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagaimacam bahan tentang “Teknik Sampilng Dalam Penelitian Dakwah”
            Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca.
            Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalam

Kuala tungkal,  April 2020




Penyusun




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latara Belakang

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengertian populasi  dan Sampael?
2.      Bagaimana pengertian sampel penelitian?
3.      Berapa Jenis Populasi dan Sampling?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Populasi Dan Sampel

Populasi disebut juga univers, tidak lain daripada daerahgeneralisasi yang diwakili oleh sampel menjelaskan bahwa totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatifdari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yanglengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakanpopulasi. Pendapat lain dengan singkat menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan unit sampling secara fisik yang dibatasi secara ketat oleh kriterium tertentu. Atau keseluruhan dari hasil pengukuran (data) yang dibatasi secara ketat oleh kriterium tertentu.[1]
Sampel adalah percontohan yang diambil dari populasi.Percontohan mempunyai karakteristik yang mencerminkan karakteristik populasi. Karena itu sampel merupakan perwakilandaripopulasi. Istilah lain menyatakan bahwa sampel harus representatif.Pelaksanaan penelitian, kecuali teknis sensus padapopulasi, dilakukan pada sampel. Keputusan hasil penelitianpada sampel merupakan keputusan populasi; artinya, karenasampel sifatnya representatif atau mewakili populasi, makakeputusan yang ditentukan dari sampel menipakan keputusan populasi. Generalisasi berlaku pada seluruh populasi tersebut.

B.     Populasi Dan Sampel

Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung padateknik pengumpulandata yang digunakan. Pengumpulan data dalampenelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yangrelevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu,penelitian dapat menggunakan metode, teknik, prosedur dan alat-alatyang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaaninstrumen penelitian tersebutdapat menyebabkan rendahnya kualitashasil penelitian.
Di antara langkah yang penting dalam penelitian ilmiahadalah penetapan dan penarikan sampel. Dalampenelitian, seorangpeneliti dapat mengidentifikasi


sifat-sifat suatu kumpulan ataukomunitas yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamatidan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Bagian yangdiamati disebut sampel,sedangkan kumpulan objek penelitiandisebut populasi[2]
Dalam rumusan Glay L.Rsampling didefinisikan sebagai “Theprocess of selecting anumber of individuals for a study in such a way that theindividualsrepresent the larger group from which they were selected.”Dalam penelitian dakwah, objek penelitian dapat berupaorganisasi ataulembaga-lembaga dakwah, masyarakat, individu,materi atau isi media,metodeatau strategi dan sebagainya. Sampling bertujuan, antaralain mendapatkan  informasi tentang suatu populasi.
Jarang sekali penelitian dilakukan terhadaptotalitas anggota populasi. Sebab, hal itu bukan saja tidak efisien,tetapi juga karena teknik-teknik tertentu menjadi tidak penting. Sebutsaja suatu populasi itu merupakan grupyang besar atau secarageografik tersebar di berbagai tempat. Jika secara keseluruhanpopulasi tersebut diteliti, penelitian akan memakan waktu yangcukup lama, biaya besar, serta usaha yang tidak efisien. Padahal seorang peneliti dapatmenyeleksi sebagian kecil dari populasi untukditeliti secara mendalam. Denganmenggunakan teknik, metode, sertaprosedur yang dapat digeneralisasi untuk menggambarkan keseluruhan anggota populasi yang menjadi objek penelitian.
Memang tidak salah jika seorang peneliti hendak menelitiseluruh unsur populasi. Kegiatan semacam ini disebut sensus. Akantetapi, sensus akan mudah dilakukanterhadap populasi dalamjumlah yang kecil. Penelitian untuk mengetahuisikap para dai disuatu kelurahan terhadap peraturan pmerintah tentangpenyebaranagama, misalnya, dapat dilakukan dengan mewawancarai seluruhdaidi kelurahan itu, tanpa kecuali. Akan tetapi,
apabila yang menjadi populasinya adalah seluruh masyarakat di kelurahan tersebut, usaha mewawancarai setiap anggota populasi tanpa kecuali menjadi sulitdilakukan. Oleh karena itu, seorang peneliti dapat mengambil sampeluntuk diteliti.Teknikpengambilan sampel atau biasa juga disebut rancangansampling (sampling design), merupakanlangkah yang sangat pentingdalam penelitian. Teknik ini akan menentukan kualitas generalisasi yang dihasilkan dari penelitian tersebut.
Teknik pengambilan sampelberbeda-beda, bergantung pada karakteristik populasi yangdihadapi.MEskipundemikian, pada esensinya, teknik tersebut memilikilangkah sampling yang sama, yaitu identifikasi populasi, menentukanukuran sampel yangdiperlukan, dan menyeleksi anggota sampel. Menurut Gay L.R. ada empat teknik atauprosedur sampling, yakni random sampling, stratified sampling, clustersampling dan systematic sampling. Paparan berikut ini menjelaskan serba singkat dari keempat teknik atau prosedur sampling tersebut.[3]

1.      Sampling Acak (Random Sampling)

Sampling acak merupakan prosespenarikan sampel yangseluruh individu pada suatu populasi memilikikesempatan samauntuk diseleksi menjadi anggota sampel. Setiap individumemiliki probabilitas yang sama untuk menjadi anggotasampel. Sampelrandom banya digunakan dalampenelitiankarenadianggap teknik yang paling baik untuk mendapatkan anggotasampel yang representatif.Untuk menarik sampel seperti ini, banyak cara yang dapatdilakukan. Salah satunya adalah denganmenuliskan semuaunsur populasi dalam secarik kertas, kemudian mengundinyahingga diperoleh jumlah yang dikehendaki. Dan unsur-unsuryang jatuh itulah yang menjadi anggota sampel. Dengan caraseperti ini, seorang peneliti agak sulit untuk menghendakijumlahyang sama, misalnya pria dan wanita. Di samping cara ini,adacara lain, yakni dengan menggunakan tabel random. Cara inibaik digunakan,terutama apabila populasinya besar. Pada tabelrandom telah ditetapkan cara penarikan sampel secara randomdari suatu populasi.Tabel randommudahditemukan, misal pada buku-buku statistik. Tabel itu biasanyaterdiriataskolom-kolom yangmemuat daftar angka, yang masing-masingnyaterdiri atas lima digit. Kelima digit angka tersebut tidak selalu digunakan,
bergantung pada angka yang menunjukkan jumlah populasi dansampel yangdiharapkan. Misalnya, jika populasinya berjumlah800 orang, angka dalam daftartadi hanya digunakan tiga digitterakhir saja.Secara sederhana, langkah-langkahyang perlu ditempuhdalam penarikan sampling random adalah
1.      Mengidentifikasi dan mendefinisikan populasi
2.      Mengidentifikasi setiap anggota populasi
3.       Menentukan ukuran sampel yang diharapkan
4.      Membuat daftar anggota populasi
5.      Menyeleksi anggota sampel dengan mengundi atau menggunakan tabel.

2.      Sampling Berstrata (Stratified Sampling)

Pada sampling berstrata ini, peneliti melibatkanpembagian populasi dalam subgroup, kelas, kelompok, ataukategori. Karakteristik pembagian dapat saja merupakan daerah,kampung, desa, suku, status,usia, dan lain sebagainya.Kemudian dari tiap-tiap subgroup (strata) diambilsampel yangsebanding dengan besarnya setiap subgroup tersebut.Ada dua jenis sampling berstrata, yaitu proporsional dan disproporsional (equal). Pada sampling berstrata proporsional,anggota sampel diambil dari setiap subgroup yang sebandingdengan besarnya masing-masng subgroup.
Misalnya,pengambilan 10 % dari setiap subgroup yang beranggotakan perempuan 20 orang dan 50 orang laki-laki menghasilkan anggota sampel perempuan 2 orang dan laki-laki 5 orang.Jikaperbandingan antara subgroup yang diseleksi terlalu tidakseimbang, dapatdigunakan sampling berstrata disproporsional. Disini, dari setiap subgroupdiambil jumlah sampel yang sama.Misalnya, dari contoh di atas dapatdiambil 5 orang perempuandan 5 orang laki-laki.Beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam teknik sampling berstrata adalah :[4]
1.      Mengidentifikasi dan mendefinisikan populasi
2.      Menentukan ukuran sampel yang diharapkan
3.      Mengidentifikasi vaiabel dan subgroup (strata) untukmengambil anggota sampel (proporsional maupun equal).
4.      Mengklasifikasi seluruh anggota populasi sebagai anggotadari tiap-tiap subgroup.
5.      Secara random, menyeleksi anggota sampel dari tiap-tiap subgroup, baik Secara Proporsional Maupun Equal.

3.      Sampling Klaster (Cluster Sampling )

Sampling klaster, yaitu proses pengambilan sampel denganmemilih kelompok, bukan inividu secara acak. Seluruh grup atau kelompok pada suatu populasi memiliki kesempatan dankemungkinan yang sama untuk diseleksi menjadi sampel. Bentuk sampling ini dilakukan, terutama apabila tidak ada kerangkasampling. Misalnya, kita hendak meneliti jamaah pengajian majelis taklim di Kota Kuala Tungkal.
Apabila kita akan menghimpundalam daftar seluruh anggota pengajian,selain daftar tersebutakan sangat panjang, data pun akan sulit diperoleh. Sebaliknya,apabila kita akan mendata anggota pengajian berdasarkankelompokmasing-masing majelis taklim, daftar tersebut akanmudahdiperoleh. Kelompok pengajian ini yang disebut klaster. Dalam penelitianklaster dapat berupa RT, RW, desa,kelurahan, organisasi, kelompokpengajian, jamaah masjid, dansebagainya.
Sampling klaster dapat dilakukan hanya dengan satutahap atau beberapa tahap. Misalnya, Anda akan menelitiaktivitas keagamaan masyarakat Desa cipadung yang memiliki 10RW. Lalu Anda memilih 4 RW secara random, dan seluruhaktivitas keagamaan yang terdapat pada keempat RW itu Andajadikan sampel. Sampai di sini Anda telah memilih sampel untukditeliti hanya melalui satu tahap. Akan tetapi, apabila dari setiapRW itu Anda pilih lagi 3 RT saja secara random, Anda melakukansampel klaster banyak tahap. Meskipun tidak jauh berbeda dengan dua bentuksampling sebenarnya, sampling klaster ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.[5]
1.      Identifikasi dan definisi populasi. Misalnya, 5.000 orang jamaah pengajian yang terhimpun dalam berbagai majelistaklim.
2.      Menetapkan ukuran sampel yang diharapkan. Misalnya 500orang.
3.      Mengidentifikasi secara logis bentuk klaster. Misalnya, dalamhal ini, majelis taklim.
4.      Mendaftarkan seluruh klaster yang ada pada suatu populasi.Dalam contoh ini, misalnya ada 75 majelis taklim.
5.      Memperkirakan rata-rata jumlah anggota populasi per klasterumpamanya, meskipun jumlahnya berbeda-beda, setiapmajelis taklim memiliki rata-rata 50 orang per majelis taklim.
6.       Menentukan jumah klaster yang dibutuhkan dengan caramembagi ukuran sampel yang diharapkan oleh estimasijumlah rata-rata tiap klaster. Dari contoh di atas, diperoleh 500: 50 = 10 klaster. Menyeleksi secara random sejumlah klaster yang diperlukan.Dari contoh di atas, diambil 10 dari 75 majelis taklim.
7.      Menyertakan seluruh anggota populasi pada tiap-tiap klaster.Dari contoh di atas, seluruh anggota kelompok dengan jumlahrata-rata 50 orang dari 10 majelis taklim dijadikan anggotasampel.

4.       Sampling Sistematik (Systematic Sampling)

Sampling sistematis merupakan proses pengambilananggota sampel dari sejumlah anggota populasi, yangindividunya diseleksi dari suatu daftar dengan mengambilsetiapanggota pada nomor ke-X. Penentuan nomor ke-X dihitungberdasarkan perbandingan ukuran populasi dan ukuran sampel,yaitu jika X =5, anggota sampel diambil dari setiap nomor yangke-5, dari nomor-nomor sebelumnya yang telah ditentukan; X =10, berarti nomor ke-10 yang diambil,demikian seterusnya.Misalnya, sebut saja populasi sebanyak 2.000 orang.Daripopulasi itu, diambil 200 orang sebagai anggota sampel Xdihitung dengan membagi 2.000 olh 200 (2.000 : 200 = 10).
Dengan demikian, anggota sampel diambil dari daftar pada setiapbilangan ke-10. Pengambilan sampel tersebut ditentukan secaraacak oleh peneliti. Umpamanya, dari daftar 2.000 orang anggotapopulasi,dipilih nomor 8 untuk pengambilan pertama. Nomornomorberikutnya yang menjadi sampel adalah 18, 28, 38, 48, . . .,1.088, 1.098.Perbedaan yang paling menonjol antara sampel sistematis Perbedaan yangpaling menonjol antara sampel sistematisdan bentuk-bentuk sistem lainnyaadalah setiap anggota populasitidak memiliki kesempatan atau peluang yangsama untukterpilih menjadi anggota sampel.
Meskipun begitu, untuk terpilih menjadi anggota sampel. Meskipun begitu, untuk pemilihanpertama, seorang peneliti dapat dengan bebas memilih satunomor dari daftar populasi yang tersedia. Dengan kata lain,peluang tersebut hanya terjadi satu kali pada pemilihan awal.Meskipun pemilihan tersebut tidak terjadi secara bebas,masih terdapat juga peluang bebas jika pembuatan daftaranggota populasi disusun secara random. Hanya saja, suatudaftar populasi jarang sekali tersusun secara random karenakebanyakan dibuat secara alfabetis.Pada praktiknya, sampel sistematis ini melibatkanlangkah-langkah sebagai berikut.
1.      Mengidentifikasikan dan mendefinisikan suatu populasi.
2.      Menentukan ukuran sampel yang diharapkan.
3.       Mendapatkan daftar nama dari anggota populasi.
4.      Menentukan besarnya X dengan cara membagi populasi danbesarnya ukuran sampel yang diharapkan.
5.      Mulai dengan pengambilan pertama secara bebas dari daftarpopulasi yang tersedia.
6.      Selanjunya mulai dari poin pertama tersebut, ambil setiapnomor ke-X dari daftar, hingga diperoleh sebanyak ukuransampel yang diharapkan.
7.      Jika sampai pada nomor akhir dari daftar populasi belumdiperoleh jumlah sampel yang diharapkan, pengambilan itudilanjutkan ke nomor awal dari daftar populasi.
Demikianlah beberapa bentuk sampel yang dapat digunakandalam penelitian dakwah. Dari keempat bentuk sampel tersebut,dapat dipilih sampel yang sesuai dengan bentuk, tujuan, metode, danmasalah penelitian yang hendak dilakukan

C.    Jenis-jenis Populasi dan Sampling[6]

1.      Jenis Populasi
Terdapat dua yaitu populasi tak terhinggadan populasi terhingga. Populasi dikatakan tak terhingga bilajumlah anggotanya tidak mungkin dapat dihitung, misalnyajumlah mahasiswa di Indonesia, jumlah kendaraan berodaempat di Indonesia.
2.      Jenis-jenis Sampling
Bila populasi homogen, tidak perlu sulit-sulit mencariteknik sampling, teknik manapun bisa digunakan, cari sajateknik sampling atau gunakan saja teknik sampling yang palingkita senangi, yang paling gamblang, hasilnya akan samarepresentatif. Bila unit-unit populasi kondisinya heterogen,barulah diperlukan Metode statistik, yaitu cara-cara melakukansampling, menentukan besarnya jumlah anggota atau unitsampel dan pemilihan anggota sampel.Sehubungan dengan hal itu, menunjukkan berbagai Metode sampling dalam bukunya yang berjudul Elementary Survey Sampling,


1.       


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Banyak teknik sampling yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan sampel yang representatif, baik secara sampling random (probability sampling) maupun secara sampling nonrandom (nonprobability sampling). Kesalahan-kesalahan umum yang sering dijumpai dalam menentukan besarnya anggota sampel diantaranya: (1) Peneliti mengubah prosedur teknik sampling; (2) Peneliti memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan penelitiannya, (3) Peneliti mengurangi anggota sampel yang telah ditentukan oleh perhitungannya; (4) Peneliti tidak memberikan alasan-alasan mengapa rumus dan teknik sampling tertentu yang ia gunakan didalam penelitiannya itu;
Selain hal tersebut, kekeliruan non sampling ini dapat terjadi dalam setiap penelitian, apakah itu berdasarkan sampling atau berdasarkan sensus, penyebabnya adalah: (1) populasi tidak didefinisikan sebagaimana mestinya, (2) Kuesioner tidak dirancang sesuai dengan keperluan. (3) Peneliti kurang memahami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden kurang sesuai dengan keinginan. (4) Responden tidak memberikan jawaban yang objektif atau menolak untuk memberikan jawaban.



DAFTAR PUSTAKA


Abdul Syaini, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 23; Bandung: Rosda, 2007.

Nurhidayat Muhd Said, Buku Daras Metode Penelitian Dakwah Makasar 2013

Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (alfabeta, 2009)

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif alfabeta, 2009

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/405/1/Nurhidyat%20Muh.%20Said.pdf diakses pada april 2020



[1] Nurhidayat Muhd Said, Buku Daras Metode Penelitian Dakwah (Makasar 2013 )  hlm 109
[2] Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (alfabeta,
2009). Hlm 89
[3] Abdul Syaini, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, (Jakarta: Pustaka
Jaya, 1995) hlm 78
[4] Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 23; Bandung:
Rosda, 2007. Hlm 98
[5] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (alfabeta, 2009) hl 35
[6] http://repositori.uin-alauddin.ac.id/405/1/Nurhidyat%20Muh.%20Said.pdf diakses pada april 2020

No comments:

Post a Comment