MAKALAH
Metode
Penelitian Dakwah
Tentang :
“Teknik Sampling Dalam Penelitian Dakwah”
Dosen
Pengampu : Muhammad Tabri, S.Ag
Disusun oleh
:
Kelompok : 8
Umilawati
SEMESTER IV C/KPI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji
dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur
atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet dan perpustakaan.
Kami telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagaimacam bahan tentang
“Teknik Sampilng Dalam Penelitian
Dakwah”
Kami
sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para
pembaca.
Demikianlah
makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf
yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalam
Kuala
tungkal, April 2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latara Belakang
Penelitian adalah
pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif,
dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan
proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri
sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan
jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu,
penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai
masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas
hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan.
Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh
bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti
itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang
dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut
dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengertian populasi dan Sampael?
2. Bagaimana
pengertian sampel penelitian?
3. Berapa
Jenis Populasi dan Sampling?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi Dan Sampel
Populasi disebut juga univers, tidak lain
daripada daerahgeneralisasi yang diwakili oleh sampel menjelaskan bahwa
totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran,
kuantitatif maupun kualitatifdari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan
objek yanglengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakanpopulasi.
Pendapat lain dengan singkat menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan unit
sampling secara fisik yang dibatasi secara ketat oleh kriterium tertentu. Atau
keseluruhan dari hasil pengukuran (data) yang dibatasi secara ketat oleh kriterium
tertentu.[1]
Sampel adalah percontohan yang diambil dari
populasi.Percontohan mempunyai karakteristik yang mencerminkan karakteristik
populasi. Karena itu sampel merupakan perwakilandaripopulasi. Istilah lain
menyatakan bahwa sampel harus representatif.Pelaksanaan penelitian, kecuali
teknis sensus padapopulasi, dilakukan pada sampel. Keputusan hasil penelitianpada
sampel merupakan keputusan populasi; artinya, karenasampel sifatnya representatif
atau mewakili populasi, makakeputusan yang ditentukan dari sampel menipakan
keputusan populasi. Generalisasi berlaku pada seluruh populasi tersebut.
B. Populasi Dan Sampel
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian
bergantung padateknik pengumpulandata yang digunakan. Pengumpulan data dalampenelitian
ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yangrelevan, akurat, dan
reliable. Untuk memperoleh data seperti itu,penelitian dapat menggunakan
metode, teknik, prosedur dan alat-alatyang dapat diandalkan. Ketidaktepatan
dalam penggunaaninstrumen penelitian tersebutdapat menyebabkan rendahnya kualitashasil
penelitian.
Di antara langkah yang penting dalam penelitian
ilmiahadalah penetapan dan penarikan sampel. Dalampenelitian, seorangpeneliti
dapat mengidentifikasi
sifat-sifat suatu kumpulan ataukomunitas yang
menjadi objek penelitian hanya dengan mengamatidan mempelajari sebagian dari
kumpulan tersebut. Bagian yangdiamati disebut sampel,sedangkan kumpulan objek
penelitiandisebut populasi[2]
Dalam rumusan Glay L.Rsampling didefinisikan sebagai
“Theprocess of selecting anumber of individuals for a study in such a way
that theindividualsrepresent the larger group from which they were selected.”Dalam
penelitian dakwah, objek penelitian dapat berupaorganisasi ataulembaga-lembaga dakwah,
masyarakat, individu,materi atau isi media,metodeatau strategi dan sebagainya. Sampling
bertujuan, antaralain mendapatkan informasi tentang suatu populasi.
Jarang sekali penelitian dilakukan terhadaptotalitas
anggota populasi. Sebab, hal itu bukan saja tidak efisien,tetapi juga karena
teknik-teknik tertentu menjadi tidak penting. Sebutsaja suatu populasi itu
merupakan grupyang besar atau secarageografik tersebar di berbagai tempat. Jika
secara keseluruhanpopulasi tersebut diteliti, penelitian akan memakan waktu
yangcukup lama, biaya besar, serta usaha yang tidak efisien. Padahal seorang
peneliti dapatmenyeleksi sebagian kecil dari populasi untukditeliti secara
mendalam. Denganmenggunakan teknik, metode, sertaprosedur yang dapat
digeneralisasi untuk menggambarkan keseluruhan anggota populasi yang menjadi
objek penelitian.
Memang tidak salah jika seorang peneliti hendak
menelitiseluruh unsur populasi. Kegiatan semacam ini disebut sensus. Akantetapi,
sensus akan mudah dilakukanterhadap populasi dalamjumlah yang kecil. Penelitian
untuk mengetahuisikap para dai disuatu kelurahan terhadap peraturan pmerintah
tentangpenyebaranagama, misalnya, dapat dilakukan dengan mewawancarai seluruhdaidi
kelurahan itu, tanpa kecuali. Akan tetapi,
apabila yang menjadi populasinya adalah seluruh
masyarakat di kelurahan tersebut, usaha mewawancarai setiap anggota populasi
tanpa kecuali menjadi sulitdilakukan. Oleh karena itu, seorang peneliti dapat
mengambil sampeluntuk diteliti.Teknikpengambilan sampel atau biasa juga disebut
rancangansampling (sampling design), merupakanlangkah yang sangat
pentingdalam penelitian. Teknik ini akan menentukan kualitas generalisasi yang
dihasilkan dari penelitian tersebut.
Teknik pengambilan sampelberbeda-beda, bergantung
pada karakteristik populasi yangdihadapi.MEskipundemikian, pada esensinya,
teknik tersebut memilikilangkah sampling yang sama, yaitu identifikasi
populasi, menentukanukuran sampel yangdiperlukan, dan menyeleksi anggota
sampel. Menurut Gay L.R. ada empat teknik atauprosedur sampling, yakni random
sampling, stratified sampling, clustersampling dan systematic sampling.
Paparan berikut ini menjelaskan serba singkat dari keempat teknik atau prosedur
sampling tersebut.[3]
1. Sampling Acak (Random Sampling)
Sampling acak merupakan
prosespenarikan sampel yangseluruh individu pada suatu populasi memilikikesempatan
samauntuk diseleksi menjadi anggota sampel. Setiap individumemiliki
probabilitas yang sama untuk menjadi anggotasampel. Sampelrandom banya digunakan
dalampenelitiankarenadianggap teknik yang paling baik untuk mendapatkan
anggotasampel yang representatif.Untuk menarik sampel seperti ini, banyak cara
yang dapatdilakukan. Salah satunya adalah denganmenuliskan semuaunsur populasi
dalam secarik kertas, kemudian mengundinyahingga diperoleh jumlah yang
dikehendaki. Dan unsur-unsuryang jatuh itulah yang menjadi anggota sampel.
Dengan caraseperti ini, seorang peneliti agak sulit untuk menghendakijumlahyang
sama, misalnya pria dan wanita. Di samping cara ini,adacara lain, yakni dengan
menggunakan tabel random. Cara inibaik digunakan,terutama apabila populasinya
besar. Pada tabelrandom telah ditetapkan cara penarikan sampel secara
randomdari suatu populasi.Tabel randommudahditemukan, misal pada buku-buku statistik.
Tabel itu biasanyaterdiriataskolom-kolom yangmemuat daftar angka, yang
masing-masingnyaterdiri atas lima digit. Kelima digit angka tersebut
tidak selalu digunakan,
bergantung pada angka
yang menunjukkan jumlah populasi dansampel yangdiharapkan. Misalnya, jika
populasinya berjumlah800 orang, angka dalam daftartadi hanya digunakan tiga
digitterakhir saja.Secara sederhana, langkah-langkahyang perlu ditempuhdalam
penarikan sampling random adalah
1. Mengidentifikasi
dan mendefinisikan populasi
2. Mengidentifikasi
setiap anggota populasi
3. Menentukan ukuran sampel yang diharapkan
4. Membuat
daftar anggota populasi
5. Menyeleksi
anggota sampel dengan mengundi atau menggunakan tabel.
2. Sampling Berstrata (Stratified Sampling)
Pada
sampling berstrata ini, peneliti melibatkanpembagian populasi dalam subgroup,
kelas, kelompok, ataukategori. Karakteristik pembagian dapat saja merupakan
daerah,kampung, desa, suku, status,usia, dan lain sebagainya.Kemudian dari
tiap-tiap subgroup (strata) diambilsampel yangsebanding dengan besarnya setiap
subgroup tersebut.Ada dua jenis sampling berstrata, yaitu proporsional dan
disproporsional (equal). Pada sampling berstrata proporsional,anggota
sampel diambil dari setiap subgroup yang sebandingdengan besarnya masing-masng
subgroup.
Misalnya,pengambilan
10 % dari setiap subgroup yang beranggotakan perempuan 20 orang dan 50 orang
laki-laki menghasilkan anggota sampel perempuan 2 orang dan laki-laki 5 orang.Jikaperbandingan
antara subgroup yang diseleksi terlalu tidakseimbang, dapatdigunakan sampling
berstrata disproporsional. Disini, dari setiap subgroupdiambil jumlah
sampel yang sama.Misalnya, dari contoh di atas dapatdiambil 5 orang
perempuandan 5 orang laki-laki.Beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam
teknik sampling berstrata adalah :[4]
1. Mengidentifikasi
dan mendefinisikan populasi
2. Menentukan
ukuran sampel yang diharapkan
3. Mengidentifikasi
vaiabel dan subgroup (strata) untukmengambil anggota sampel (proporsional maupun
equal).
4. Mengklasifikasi
seluruh anggota populasi sebagai anggotadari tiap-tiap subgroup.
5. Secara
random, menyeleksi anggota sampel dari tiap-tiap subgroup, baik Secara Proporsional
Maupun Equal.
3. Sampling Klaster (Cluster Sampling )
Sampling
klaster, yaitu proses pengambilan sampel denganmemilih
kelompok, bukan inividu secara acak. Seluruh grup atau kelompok pada suatu
populasi memiliki kesempatan dankemungkinan yang sama untuk diseleksi menjadi
sampel. Bentuk sampling ini dilakukan, terutama apabila tidak ada
kerangkasampling. Misalnya, kita hendak meneliti jamaah pengajian majelis
taklim di Kota Kuala Tungkal.
Apabila
kita akan menghimpundalam daftar seluruh anggota pengajian,selain daftar
tersebutakan sangat panjang, data pun akan sulit diperoleh. Sebaliknya,apabila
kita akan mendata anggota pengajian berdasarkankelompokmasing-masing majelis
taklim, daftar tersebut akanmudahdiperoleh. Kelompok pengajian ini yang disebut
klaster. Dalam penelitianklaster dapat berupa RT, RW, desa,kelurahan, organisasi,
kelompokpengajian, jamaah masjid, dansebagainya.
Sampling
klaster dapat dilakukan hanya dengan satutahap atau beberapa tahap. Misalnya,
Anda akan menelitiaktivitas keagamaan masyarakat Desa cipadung yang memiliki 10RW.
Lalu Anda memilih 4 RW secara random, dan seluruhaktivitas keagamaan yang terdapat
pada keempat RW itu Andajadikan sampel. Sampai di sini Anda telah memilih
sampel untukditeliti hanya melalui satu tahap. Akan tetapi, apabila dari
setiapRW itu Anda pilih lagi 3 RT saja secara random, Anda melakukansampel
klaster banyak tahap. Meskipun tidak jauh berbeda dengan dua bentuksampling
sebenarnya, sampling klaster ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.[5]
1. Identifikasi
dan definisi populasi. Misalnya, 5.000 orang jamaah pengajian yang terhimpun
dalam berbagai majelistaklim.
2. Menetapkan
ukuran sampel yang diharapkan. Misalnya 500orang.
3. Mengidentifikasi
secara logis bentuk klaster. Misalnya, dalamhal ini, majelis taklim.
4. Mendaftarkan
seluruh klaster yang ada pada suatu populasi.Dalam contoh ini, misalnya ada 75
majelis taklim.
5. Memperkirakan
rata-rata jumlah anggota populasi per klasterumpamanya, meskipun jumlahnya
berbeda-beda, setiapmajelis taklim memiliki rata-rata 50 orang per majelis
taklim.
6. Menentukan jumah klaster yang dibutuhkan
dengan caramembagi ukuran sampel yang diharapkan oleh estimasijumlah rata-rata
tiap klaster. Dari contoh di atas, diperoleh 500: 50 = 10 klaster. Menyeleksi
secara random sejumlah klaster yang diperlukan.Dari contoh di atas, diambil 10
dari 75 majelis taklim.
7. Menyertakan
seluruh anggota populasi pada tiap-tiap klaster.Dari contoh di atas, seluruh
anggota kelompok dengan jumlahrata-rata 50 orang dari 10 majelis taklim
dijadikan anggotasampel.
4. Sampling Sistematik (Systematic Sampling)
Sampling
sistematis merupakan proses pengambilananggota
sampel dari sejumlah anggota populasi, yangindividunya diseleksi dari suatu
daftar dengan mengambilsetiapanggota pada nomor ke-X. Penentuan nomor ke-X
dihitungberdasarkan perbandingan ukuran populasi dan ukuran sampel,yaitu jika X
=5, anggota sampel diambil dari setiap nomor yangke-5, dari nomor-nomor
sebelumnya yang telah ditentukan; X =10, berarti nomor ke-10 yang diambil,demikian
seterusnya.Misalnya, sebut saja populasi sebanyak 2.000 orang.Daripopulasi itu,
diambil 200 orang sebagai anggota sampel Xdihitung dengan membagi 2.000 olh 200
(2.000 : 200 = 10).
Dengan
demikian, anggota sampel diambil dari daftar pada setiapbilangan ke-10.
Pengambilan sampel tersebut ditentukan secaraacak oleh peneliti. Umpamanya, dari
daftar 2.000 orang anggotapopulasi,dipilih nomor 8 untuk pengambilan pertama.
Nomornomorberikutnya yang menjadi sampel adalah 18, 28, 38, 48, . . .,1.088,
1.098.Perbedaan yang paling menonjol antara sampel sistematis Perbedaan yangpaling
menonjol antara sampel sistematisdan bentuk-bentuk sistem lainnyaadalah setiap
anggota populasitidak memiliki kesempatan atau peluang yangsama untukterpilih
menjadi anggota sampel.
Meskipun
begitu, untuk terpilih menjadi anggota sampel. Meskipun begitu, untuk
pemilihanpertama, seorang peneliti dapat dengan bebas memilih satunomor dari
daftar populasi yang tersedia. Dengan kata lain,peluang tersebut hanya terjadi
satu kali pada pemilihan awal.Meskipun pemilihan tersebut tidak terjadi secara
bebas,masih terdapat juga peluang bebas jika pembuatan daftaranggota populasi
disusun secara random. Hanya saja, suatudaftar populasi jarang sekali tersusun
secara random karenakebanyakan dibuat secara alfabetis.Pada praktiknya, sampel
sistematis ini melibatkanlangkah-langkah sebagai berikut.
1.
Mengidentifikasikan
dan mendefinisikan suatu populasi.
2.
Menentukan
ukuran sampel yang diharapkan.
3.
Mendapatkan daftar nama dari anggota populasi.
4.
Menentukan
besarnya X dengan cara membagi populasi danbesarnya ukuran sampel yang
diharapkan.
5.
Mulai dengan
pengambilan pertama secara bebas dari daftarpopulasi yang tersedia.
6.
Selanjunya mulai
dari poin pertama tersebut, ambil setiapnomor ke-X dari daftar, hingga
diperoleh sebanyak ukuransampel yang diharapkan.
7.
Jika sampai pada
nomor akhir dari daftar populasi belumdiperoleh jumlah sampel yang diharapkan,
pengambilan itudilanjutkan ke nomor awal dari daftar populasi.
Demikianlah
beberapa bentuk sampel yang dapat digunakandalam penelitian dakwah. Dari
keempat bentuk sampel tersebut,dapat dipilih sampel yang sesuai dengan bentuk,
tujuan, metode, danmasalah penelitian yang hendak dilakukan
C. Jenis-jenis Populasi dan Sampling[6]
1.
Jenis
Populasi
Terdapat
dua yaitu populasi tak terhinggadan populasi terhingga. Populasi dikatakan tak
terhingga bilajumlah anggotanya tidak mungkin dapat dihitung, misalnyajumlah
mahasiswa di Indonesia, jumlah kendaraan berodaempat di Indonesia.
2.
Jenis-jenis
Sampling
Bila populasi homogen, tidak perlu
sulit-sulit mencariteknik sampling, teknik manapun bisa digunakan, cari
sajateknik sampling atau gunakan saja teknik sampling yang palingkita senangi,
yang paling gamblang, hasilnya akan samarepresentatif. Bila unit-unit populasi
kondisinya heterogen,barulah diperlukan Metode statistik, yaitu cara-cara melakukansampling,
menentukan besarnya jumlah anggota atau unitsampel dan pemilihan anggota
sampel.Sehubungan dengan hal itu, menunjukkan berbagai Metode sampling dalam bukunya
yang berjudul Elementary Survey Sampling,
1.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak teknik sampling yang dapat kita lakukan untuk
mendapatkan sampel yang representatif, baik secara sampling random (probability
sampling) maupun secara sampling nonrandom (nonprobability sampling).
Kesalahan-kesalahan umum yang sering dijumpai dalam menentukan besarnya anggota
sampel diantaranya: (1) Peneliti mengubah prosedur teknik sampling; (2)
Peneliti memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan penelitiannya,
(3) Peneliti mengurangi anggota sampel yang telah ditentukan oleh
perhitungannya; (4) Peneliti tidak memberikan alasan-alasan mengapa rumus dan
teknik sampling tertentu yang ia gunakan didalam penelitiannya itu;
Selain hal tersebut, kekeliruan non sampling ini
dapat terjadi dalam setiap penelitian, apakah itu berdasarkan sampling atau
berdasarkan sensus, penyebabnya adalah: (1) populasi tidak didefinisikan
sebagaimana mestinya, (2) Kuesioner tidak dirancang sesuai dengan keperluan.
(3) Peneliti kurang memahami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden
kurang sesuai dengan keinginan. (4) Responden tidak memberikan jawaban yang
objektif atau menolak untuk memberikan jawaban.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Syaini, Sosiologi dan
Perubahan Masyarakat, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995
Moleong, Lexy J. Metodologi
Penelitian Kualitatif, Cet. 23; Bandung: Rosda, 2007.
Nurhidayat
Muhd Said, Buku Daras Metode Penelitian Dakwah Makasar 2013
Riduwan, Metode dan Teknik
Menyusun Proposal Penelitian (alfabeta, 2009)
Sugiyono,
Memahami Penelitian Kualitatif alfabeta, 2009
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/405/1/Nurhidyat%20Muh.%20Said.pdf
diakses pada april 2020
[1] Nurhidayat
Muhd Said, Buku Daras Metode Penelitian
Dakwah (Makasar 2013 ) hlm 109
[2]
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (alfabeta,
2009).
Hlm 89
[3]
Abdul Syaini, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, (Jakarta: Pustaka
Jaya,
1995) hlm 78
[4]
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 23; Bandung:
Rosda,
2007. Hlm 98
[5]
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (alfabeta, 2009) hl 35
[6]
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/405/1/Nurhidyat%20Muh.%20Said.pdf diakses
pada april 2020
No comments:
Post a Comment