Administrasi dan Supervisi
Pendidikan
Tentang :
Kepemimpinan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr.
Heru Setiawan, M.Pd.I
Disusun oleh :
Kelompok : 10
Mery Adelia
Oktovia
Nurjanah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil
‘alamin, wa sholatu was salamu ‘ala asyrofil anbiya’i wal mursalin wa ‘ala
alihi wa ashhabihi ajma’in amma ba’du.
Segala puji dan syukur kita
panjatkan kepada Allah SWT yang telah menerangi dan memnuhi hati kita dengan
keimanan. Yang mana keimanan adalah nikmat yang terbesar bagi kita. Sholawat
dan salam kita sanjung sajikan untuk baginda kita nabi besar Muhammad SAW,
seorang rasul yang telah menggandeng tangan kita menuju jalan kebenaran dan penuh
dengan kasih sayang Allah.
Tugas ini merupakan
persembahan hasil diskusi pemikiran dan pencarian informasi dari berbagai
sumber, pillihan judul dan bahannya disesuaikan dengan silabus dan atas
perintah dosen mata kuliah yang bersangkutan Stai An-Nadwah
Dalam penyelesaian tugas
ini, kami menyadari banyak dapat kekurangan, kepada semua pihak kami harapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kepada teman dan
sahabat yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan
terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Kuala
Tungkal April 2020
penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mendapatkan pendidikan adalah hak setiap manusia,
sedangkan mengamalkannya adalah kewajiban bagi setiap insan yang
mendapatkannya. Bukan hanya status murid yang membuat pendidikan menjadi sebuah
keharusan, bahkan setelah kita sudah menjadi seorang guru atau bahkan supervisi
sekalipun belajar dan mendapatkan pelajaran adalah sesuatu yang harus didapat
dan dipenuhi.
Dalam struktur kepemimpinan
pendidikan ada banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari konsep dasar
kepemimpinan, prinsip dan model kepemimpinan, fungsi dan peran kepala
kepemimpinan, peranan dalam administrasi sekolah, serta berjalannya supervisi
pendidikan. Maju atau tidaknya pendidikan dalam lingkup sekolah sangat
berpengaruh terhadap pemimpinnya. Bahkan kualitas akan semakin meningkat jika
pemimpinnya sangat memperhatikan konsep, prinsip, model, serta fugsi dalam
kepemimpinan pendidikan.
Tidak hanya pemimpin pendidikan saja
yang memiliki pengaruh besar terhadap
perkembangan pendidikan dalam lingkup sekolah. Guru juga memegang tanggung
jawab yang cukup besar atas
berkembangnya siswa dan sekolah. Itulah seababnya diadakan supervisi
agar dapat meningkatkan kualitas guru serta mampu membentuk sosok pengajar yang
lebih baik lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
Pengertian Kepemimpina Pendidikan?
2. Apa
saja konsep dasar, prinsip dan model kepimimpinan?
3. Apa
saja peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan (Leadership)
Dalam suatu organisasi
selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif.
Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha
pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat
berjalan sebagaimana mestinya, maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan,
metode kerja, bahan baku dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan
sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah
kepemimpinan (leadership).[1]
Untuk menunjang
keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang
dapat melaksanakan tugas dan fungsi manajemen serta dapat memberikan motivasi
untuk tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan oleh semua organisasi atau
lembaga. Bila dicermati, efektivitas dari struktur kelembagaan yang ada sangat
tergantung pada kualitas seorang pemimpin yang muncul pada lembaga tersebut.
Kepemimpinan dapat
menentukan apakah suatu organisasi mampu mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan. Kepemimpinan mempunyai rangkaian kegiatan penataan yang diwujudkan
sebagai kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Menurut Miftah Toha
kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan mempengaruhi perilaku
orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi
perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi
dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku
orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Apabila kepemimpinan itu
dibatasi oleh tata krama birokrasi atau dikaitkan dalam suatu organisasi
tertentu, maka dinamakan manajemen. Seorang manajer
dapat saja berperilaku sebagai seorang
pemimpin asalkan dia mampu mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer
untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain, seorang pemimpin
belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai
seorang pemimpin. Perbedaan antara pemimpin dengan manajer dinyatakan secara
jelas oleh Bennis dan Nanus yaitu pemimpin berfokus pada mengerjakan yang
benar, sedangkan manajer memusatkan perhatian mengerjakan secara tepat.
Kepemimpinan memastikan tangga yang didaki bersandarkan pada tembok secara
tepat, sedangkan manajer mengusahakan agar kita mendaki tangga seefisien
mungkin. Kotter dalam Robin berpendapat bahwa manajemen berkaitan dengan
penanganan masalah, sedangkan kepemimpinan berkaitan dengan penanganan
perubahan.
Berdasarkan definisi
tersebut di atas, mengklasifikasikan kepemimpinan memiliki tiga implikasi
penting sebagai berikut.
1.
Kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan
atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin dimana
peta anggota kelompok membantu menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat
proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, kepemimpinan tidak akan ada.
2.
Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian
kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para
pemimpin memiliki wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota
kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan
kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung meskipun dapat juga melalui sejumlah
cara secara tidak seimbang.
3.
Selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahan
atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain,
pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilaksanakannya,
tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Maka
kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang
tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), kepercayaan terhadap diri
sendiri dan orang lain (confiden),
dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication)
dalam membangun organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu tugas manajer,
dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, kepemimpinan merupakan salah
satu fungsi dari manajemen. Sedangkan Wilson Bangun menyatakan kepemimpinan
memiliki empat unsur, yaitu kumpulan orang, kekuasaan, mempengaruhi, dan
menilai. James Mc Gregor dalam Stoner mengatakan bahwa pemimpin yang
mengabaikan komponen moral kepemimpinan mungkin dalam sejarah dikenang sebagai
penjahat atau lebih jelek lagi.[2]
B. Fungsi dan Peranan Kepemimpinan
Peranan kepemimpinan dalam
setiap organisasi berbeda-beda tergantung pada spesifikasinya. Perbedaan ini
disebabkan oleh beberapa macam hal, antara lain jenis organisasi, situasi
sosial dalam organisasi dan jumlah anggota kelompok.
Dengan adanya kenyataan
bahwa fungsi dan peran seorang pemimpin yang demikian kompleks, maka tidaklah
dapat dipungkiri bahwa untuk menjadi pemimpin perlu memiliki syarat-syarat
tertentu yang cukup banyak agar seseorang yang akan menduduki jabatan pemimpin
dapat melaksanakan fungsi, tugas, dan peranannya secara efektif.
Menurut Terry syarat-syarat
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut.[3]
1.
Kekuatan
Pemimpin harus memiliki kekuatan jasmani dan
rohani.
2.
Keseimbangan emosi
Pemimpin harus dapat menguasai perasaannya
dalam keadaan apapun yang dihadapinya
3.
Pengetahuan tentang hubungan kemanusiaan.
Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk
mengetahui sifat serta tingkah laku dalam pergaulan.
4.
Motivasi pribadi
Keinginan menjadi pimpinan harus datang dari
jati dirinya dan ini berakibat pada timbulnya kegairahan dalam bekerja.
5.
Kecakapan berkomunikasi
Pemimpin haris pandai menyampaikan informasi
dan maksud-maksudnya kepada pihak lain sehingga timbul kerjasama yang harmonis
dengan orang lain.
6.
Kecakapan mengajar
Pemimpin adalah guru yang baik. Oleh karena
itu dibutuhkan kecakapan untuk mengajar, baik dengan keteladanan maupun dengan
petunjuk-petunjuk yang disampaikan kepada bawahan.
7.
Kecakapan bergaul
Pemimpin harus mau bekerjasama dengan yang
dipimpin serta dapat menyesuaikan dengan mereka sehingga memperoleh kepercayaan
dan kesetiaan dan dengan sukarela mau bekerja. Pemimpin juga harus mampu
mengembangkan rasa saling menghargai dengan bawahan.
8.
Kemampuan teknis
Adalah kecakapan-kecakapan pemimpin dalam hal
merencanakan, mengorganisasi, melimpahkan, memberi nasehat, membuat keputusan,
mengawasi, dan kerjasama.
Mengenai sifat-sifat umum
yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam bermacam-macam situasi adalah
sebagai berikut.
a.
Society sensivity,
yaitu dengan tepat dapat merasakan dan mengerti tingkah laku anggota kelompok
dan peka terhadap kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Behavioral flexibility,
yaitu dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan untuk mengadakan perubahan sesuai
dengan kebutuhan dan situasi kelompok.
C. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
1.
Peran kepala sekolah sebagai edukator
(pendidik)
Kepala sekolah berperan sebagai pendidik yang
harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan nilai yakni perubahan
mental, moral, fisik, dan artistik.[4]
a.
Bimbingan mental
Dalam hal ini kepala
sekolah harus dapat menciptakan iklim yang kondusif agar tenaga pendidik dapat
melaksanakan tugas dengan baik, dengan melengkapi sarana dan prasarana, serta
suber belajar untuk memudahkan guru untuk melaksanakan tugasnya sebagi seorang
tenaga pendidik.
b.
Pembinaan moral
Hal ini berkaitan
dengan ajaran yang baik dan buruk mengenai suatu perbuatan sikap dan kewajiban
sesuai dengan tugas masing-masing tenaga pendidik.
c.
Pembinaan fisik
Hal ini berkaitan
dengan kondisi jasmani dan penampilan manusia.
d.
Pembinaan artistic
Hal ini berkaitan
dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan, dalam hal ini kepala
sekolah mampu merencanakan berbagai program pembinaan artistik.
2.
Kepala sekolah sebagai manager
Menajemen
merupakan suatu proses merencanakan organisai, melaksanakan, memimpin,
dan mengendalikan. Usaha para anggota organisasi kita gunakan seluruh sumber
dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yaitu :
a.
sebagai kepala
sekolah harus mampu menggunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka
mewujudkan visi dan misi sekolah,
b.
memberi kesempatan
kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, misalnya melalui
penataran dan lokakan sesuai bidang masing-masing.
3.
Kepala sekolah sebagai administrator
Secara spesifik
kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam mengelola kurikulum penyusunan
administrasi pembelajaran, peserta didik, personalia, sarana, dan prasarana.
Keuangan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas sekolah.
4.
Kepala sekolah sebagai supervisor
Kepala sekolah
sebagai supervisor harus mewujudkan kemampuan menyusun program supervisi kelas,
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler, supervisi perpustakaan, dan
laboratorium. Kepala sekolah harus mampu melaksanakan pengawasan dan
pengendalian yang merupakan tindakan preventif untuk mencegah tenaga
kependidikan untuk tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati
melaksanakan tugasnya.
5.
Kepala sekolah sebagai leader
Kepribadian kepala sekolah
sebagai leader tercermin pada sifat
jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil keputusan, berjiwa besar,
dan emosi yang stabil.
6.
Kepala sekolah sebagai inovator
Akan tercermin kepada
cara melakukan pekerjaanya secara konstruktif, kreatif, delegtif, integrative,
rasional dan objektif, dragmatis, keteladanan, disiplin, adaptable, dan
fleksibel.
7.
Kepala sekolah sebagai motivator
Sebagai motivator
kepala sekolah harus memiliki strategis yang tepat waktu memberikan motivasi
kepada tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya yang
dapat di timbulkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja disiplin,
dan dorongan.
C. Gaya dan Tipe Kepemimpinan
Menurut Stogdill, gaya
kepemimpinan merupakan bentuk aktivitas-aktivitas anggota kelompok yang
berkaitan tugasnya. Gaya kepemimpinan dalam hubungannya dengan bawahan telah
diidentifikasi menjadi dua, yaitu:
1. gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)
Pemimpin mengarahkan dan mengawasi bawahan
secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai dengan yang
diinginkan serta lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dari pada
pengembangan dan pertumbuhan karyawan, dan
2.
gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented)
Pemimpin mencoba untuk lebih memotivasi
bawahan dibandingkan mengawasi.
Unsur situasi merupakan bentuk keadaan yang ditimbulkan
oleh lingkungan yang dimiliki oleh suatu organisasi yang dipimpinnya.
Tipe kepemimpinan yang identik dengan gaya kepemimpinan yang
dikenal secara luas antara lain:
1. tipe
otokratik
Pemipin otokratik biasanya seorang egois. Ia
mungkin meminta gagasan dan umpan balik dari bawahan tentang keputusan yang
dibuatnya, tetapi tidak akan mengubah keputusan.
2. tipe
paternalistik
Pemimpin ini cenderung menganggap bawahan
sebagai manusia yang belum dewasa, bersikap melindungi, jarang memberi
kesempatan bawahan mengambil keputusan, inisiatif dan kreatifitas, dan ia
bersikap maha tahu.
3. tipe
karismatik
Pemimpin ini memiliki daya tarik yang amat
besat dan mempunyai pengikut yang banyak walau mereka tidak paham mengapa ia
dikagumi.
4. tipe laisser faire
Pemimpin ini kendali bebas memberikan
kekuasaan sepenuhnya kepada anggota atau bawahan karena sangat percaya kepada
mereka.
5. tipe
militeristik
Tipe ini menggunakan kepemimpinan yang biasa
digunakan dalam dunia militer.
6. tipe
demokratik
Tipe ini menyadari bahwa ia bagian dari
bawahannya, maka dalam pengambilan keputusan ia selalu melibatkan bawahannya.
D. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Penampilan (kinerja) kepemimpinan kepala sekolah
adalah prestasi yang diberikan dari kepemimpinan seseorang kepala sekolah
secara kuantitatif maupun kualitatif, yang tertukar dalam membantu tercapainya
tujuan sekolah. Kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tugas untuk memimpin
sekolah, bertanggung jawab atas tercapainya peran dan tanggung jawab sekolah.
Ada tiga dasar pola perilaku pemimpin, yaitu:[5]
1.
perilaku
pemimpin yang mengutamakan tugas,
2. perilaku pemimpin yang mementingkan
kerja sama, dan
3. perilaku pemimpin yang mengutamakan
hasil.
Gaya kepemimpinan
1.
To task oriented
Dimana pemimpin mengarahkan
bawahan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi dengan ditandai dengan planning, organizing, dan kontrolnya.
2.
RO (relasionship oriented)
Dimana seorang pemimpin mempunyai
hubungan kerja yang sifatnya pribadi, dan ditandai dengan adanya saling
mempercayai, menghargai bawahan, dan tenggang rasa terhadap bawahanya.
3.
E (efektivennes)
Dimana seorang
pemimpin berhasil mencapai organisasi sesuai dengan persyaratan
kedudukanya. Pemimpin efektif adalah kemampuan yang selalu
menyesuaikan diri dan tingkat kematangan bawahan, pemimpin yang efektif, dan
selalu membantu bawahan dalam perkembangan mereka, artinya membuat menjadi matang.
Perilaku pemimpin cenderung berbeda dari situasi ke situasi yang lain, pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mampu mengubah perilakunya sesuai situasi yang
ada, dan memperlakukan bawahan sesuai tingkat kematanganya.
Kepala
sekolah di tuntut selalu untuk :
a.
bertanggungjawab agar para guru, staf, siswa
menyadari akan tujuan sekolah yang telah di tetapkan;
b.
setiap kepala sekolah bertanggungjawab
untuk untuk menyediakan segala dukungan, kegiatan, dan fasilitas dalam
kegiatan pembelajaran;
c.
kepala harus mampu memotivasi kepada tenaga
pendidik untuk berperilaku baik.
d.
kepala sekolah harus tampak
dihargai,terpercaya dan seterusnya;
e.
memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi,
kegiatan, dan pengawasan;
f.
dapat menjaga, memelihara keseimbangan antar
guru, staf, dan siswa dalam kepentingan sekolah untuk menciptakan keserasian
antara kehidupan sekolah dan masyarakat; dan
g.
untuk mengatasi pemasukan mata rantai kepala
sekolah yang sebenarnya untuk menciptakan kepala sekolah yang professioal.
E. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Dr. M. Sobri Sutikno
mengemukakan bahwa, kepala sekolah/madrasah merupakan motor penggerak, penentu
arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan
pendidikan pada umunya direalisasikan.
Menurut Hendiyat Soetopo,
bahwasanya fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu menciptakan
situasi belajar mengajar sehingga guru-guru
dapat mengajar dan siswa dapat belajar dengan baik. Untuk dapat menjadi
manager pendidikan yang berhasil, seorang kepala sekolah harus memiliki wawasan
di bidang manajemen.
Fungsi manajemen harus diadobsi ke dalam
manajemen pendidikan, yaitu:[6]
1. perencanaan (planning)
Kepala sekolah harus mampu
menjadi perencana yang baik, karena dengan perencanaan yang dibuat akan
menentukan baik dan buruknya organisasi
sekolah ke depan.
2. pengorganisasian (organizing)
Pembagian kerja yang jelas
harus dilakukan oleh kepala sekolah. Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab yang
tepat harus diberikan kepada guru dan karyawan yang profesional. Karena Rosullulloh
SAW bersabda, ”Bila suatu urusan itu
diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. (HR.
Bukhari)
3. pengarahan (directing)
Kepala sekolah diharapkan
melakukan kegiatan bimbingan melalui pemerintah, memberi petunjuk, memotivasi
kerja, menegakkan disiplin, agar staf dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan
aturan dan pedoman.
4. pengkoordinasian (coordinating)
Kepala sekolah harus dapat
menghubungkan tugas dan pelaksanaan tugas bawahan sehingga kegiatan menjadi
keselarasan keputusan, kebijaksanaan, langkah dan tindakan, sikap sehingga
terhindar dari konflik
5. pengawasan (controlling)
Kepala sekolah harus
melakukan pengawasan sehingga rencana serta pelaksanaan program dapat dilakukan
dengan baik. Keteladanan kepala sekolah akan menjadi salah satu penggerak rekan
kerja dalam melaksanakan pekerjaan. Rosullulloh SAW dapat dijadikan model
kepribadian setiap pemimpin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penampilan
(kinerja) kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi yang diberikan dari
kepemimpinan seorang kepala sekolah secara kuantitatif maupun kualitatif, yang
tertukar dalam membantu tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah mampu
menimbulakan dan menggerakan semangat para guru, staf, dan siswa, dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan
harus dapat dibangkitkan kembali oleh kepala sekolah. Kepala sekolah harus
mampu membawa perubahan perilaku, sikap, dan intelektual anak didik sesuai
dengan tujuan pendidikan.
B. Saran
Dalam
pembuatan makalah ini referensi yang digunakan sudah cukup namun apabila akan
menggunakan referensi yang lebih banyak lagi itu akan lebih baik. Waktu yang
diberikan tergolong singkat untuk pembuatan sebuah makalah sehingga untuk
pembuatan makalah selanjutnya disarankan untuk menggunakan referensi dan waktu
yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Sumidjo
Wahjo.2003.Kepemimpinan Kepala
Sekolah.Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Pidarta,
Made.1992.Pemikiran Tentang Supervisi pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara.
Purwanto,
Ngalim.2003.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung:Rosdakarya.
Sergiovanni,
T.j.1982.Editor.Supervision of teaching.Alexandria:Association for
Supervition and curriculum development.
Suhardan
Dadang.2007.Supervisi Bantuan Profesiona.Bandung:Mutiara
Ilmu.
Dr.Pudjosumedi,AS,M.Ed dkk.2013.Profesi Pendidikan.Jakarta:Uhamka Press
[1]Sumidjo Wahjo.2003.Kepemimpinan Kepala Sekolah.Jakarta:Raja
Grafindo Persada2003 .hlm 56
[3]Purwanto,
Ngalim..Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:Rosdakarya.hlm 200
hlm 78
[4] Sergiovanni, T.j..Editor.Supervision
of teaching.Alexandria:Association for Supervition and curriculum
development. 1982 Hlm 65
No comments:
Post a Comment