Iklan Sponsor

Wednesday 6 May 2020

Kepemimpinan Pendidikan


Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Tentang :
Kepemimpinan Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Heru Setiawan, M.Pd.I






Description: Image result for logo stai an nadwah
 









Disusun oleh :
Kelompok : 10
Mery Adelia Oktovia
Nurjanah










SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020

KATA PENGANTAR


Alhamdulillahi robbil ‘alamin, wa sholatu was salamu ‘ala asyrofil anbiya’i wal mursalin wa ‘ala alihi wa ashhabihi ajma’in amma ba’du.
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah menerangi dan memnuhi hati kita dengan keimanan. Yang mana keimanan adalah nikmat yang terbesar bagi kita. Sholawat dan salam kita sanjung sajikan untuk baginda kita nabi besar Muhammad SAW, seorang rasul yang telah menggandeng tangan kita menuju jalan kebenaran dan penuh dengan kasih sayang Allah.
Tugas ini merupakan persembahan hasil diskusi pemikiran dan pencarian informasi dari berbagai sumber, pillihan judul dan bahannya disesuaikan dengan silabus dan atas perintah dosen mata kuliah yang bersangkutan Stai An-Nadwah
Dalam penyelesaian tugas ini, kami menyadari banyak dapat kekurangan, kepada semua pihak kami harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kepada teman dan sahabat yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Kuala Tungkal             April 2020
penyusun



DAFTAR ISI




 


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Mendapatkan pendidikan adalah hak setiap manusia, sedangkan mengamalkannya adalah kewajiban bagi setiap insan yang mendapatkannya. Bukan hanya status murid yang membuat pendidikan menjadi sebuah keharusan, bahkan setelah kita sudah menjadi seorang guru atau bahkan supervisi sekalipun belajar dan mendapatkan pelajaran adalah sesuatu yang harus didapat dan dipenuhi.
            Dalam struktur kepemimpinan pendidikan ada banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari konsep dasar kepemimpinan, prinsip dan model kepemimpinan, fungsi dan peran kepala kepemimpinan, peranan dalam administrasi sekolah, serta berjalannya supervisi pendidikan. Maju atau tidaknya pendidikan dalam lingkup sekolah sangat berpengaruh terhadap pemimpinnya. Bahkan kualitas akan semakin meningkat jika pemimpinnya sangat memperhatikan konsep, prinsip, model, serta fugsi dalam kepemimpinan pendidikan.
           Tidak hanya pemimpin pendidikan saja yang  memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan dalam lingkup sekolah. Guru juga memegang tanggung jawab  yang cukup besar atas berkembangnya siswa dan sekolah. Itulah seababnya diadakan supervisi agar dapat meningkatkan kualitas guru serta mampu membentuk sosok pengajar yang lebih baik lagi.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian Kepemimpina Pendidikan?
2.      Apa saja konsep dasar, prinsip dan model kepimimpinan?
3.      Apa saja peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan?


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kepemimpinan (Leadership)

Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership).[1]
Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas dan fungsi manajemen serta dapat memberikan motivasi untuk tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan oleh semua organisasi atau lembaga. Bila dicermati, efektivitas dari struktur kelembagaan yang ada sangat tergantung pada kualitas seorang pemimpin yang muncul pada lembaga tersebut.
Kepemimpinan dapat menentukan apakah suatu organisasi mampu mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan. Kepemimpinan mempunyai rangkaian kegiatan penataan yang diwujudkan sebagai kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Menurut Miftah Toha kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Apabila kepemimpinan itu dibatasi oleh tata krama birokrasi atau dikaitkan dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen. Seorang manajer

dapat saja berperilaku sebagai seorang pemimpin asalkan dia mampu mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain, seorang pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang pemimpin. Perbedaan antara pemimpin dengan manajer dinyatakan secara jelas oleh Bennis dan Nanus yaitu pemimpin berfokus pada mengerjakan yang benar, sedangkan manajer memusatkan perhatian mengerjakan secara tepat. Kepemimpinan memastikan tangga yang didaki bersandarkan pada tembok secara tepat, sedangkan manajer mengusahakan agar kita mendaki tangga seefisien mungkin. Kotter dalam Robin berpendapat bahwa manajemen berkaitan dengan penanganan masalah, sedangkan kepemimpinan berkaitan dengan penanganan perubahan.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, mengklasifikasikan kepemimpinan memiliki tiga implikasi penting sebagai berikut.
1.      Kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin dimana peta anggota kelompok membantu menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, kepemimpinan tidak akan ada.
2.      Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin memiliki wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak seimbang.
3.      Selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilaksanakannya, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Maka kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), kepercayaan terhadap diri sendiri dan orang lain (confiden), dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu tugas manajer, dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, kepemimpinan merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Sedangkan Wilson Bangun menyatakan kepemimpinan memiliki empat unsur, yaitu kumpulan orang, kekuasaan, mempengaruhi, dan menilai. James Mc Gregor dalam Stoner mengatakan bahwa pemimpin yang mengabaikan komponen moral kepemimpinan mungkin dalam sejarah dikenang sebagai penjahat atau lebih jelek lagi.[2]

B.      Fungsi dan Peranan Kepemimpinan

Peranan kepemimpinan dalam setiap organisasi berbeda-beda tergantung pada spesifikasinya. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa macam hal, antara lain jenis organisasi, situasi sosial dalam organisasi dan jumlah anggota kelompok.
Dengan adanya kenyataan bahwa fungsi dan peran seorang pemimpin yang demikian kompleks, maka tidaklah dapat dipungkiri bahwa untuk menjadi pemimpin perlu memiliki syarat-syarat tertentu yang cukup banyak agar seseorang yang akan menduduki jabatan pemimpin dapat melaksanakan fungsi, tugas, dan peranannya secara efektif.
Menurut Terry syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut.[3]
1.    Kekuatan
Pemimpin harus memiliki kekuatan jasmani dan rohani.
2.    Keseimbangan emosi
Pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dalam keadaan apapun yang dihadapinya
3.    Pengetahuan tentang hubungan kemanusiaan.
Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengetahui sifat serta tingkah laku dalam pergaulan.
4.    Motivasi pribadi
Keinginan menjadi pimpinan harus datang dari jati dirinya dan ini berakibat pada timbulnya kegairahan dalam bekerja.
5.    Kecakapan berkomunikasi
Pemimpin haris pandai menyampaikan informasi dan maksud-maksudnya kepada pihak lain sehingga timbul kerjasama yang harmonis dengan orang lain.
6.    Kecakapan mengajar
Pemimpin adalah guru yang baik. Oleh karena itu dibutuhkan kecakapan untuk mengajar, baik dengan keteladanan maupun dengan petunjuk-petunjuk yang disampaikan kepada bawahan.
7.    Kecakapan bergaul
Pemimpin harus mau bekerjasama dengan yang dipimpin serta dapat menyesuaikan dengan mereka sehingga memperoleh kepercayaan dan kesetiaan dan dengan sukarela mau bekerja. Pemimpin juga harus mampu mengembangkan rasa saling menghargai dengan bawahan.
8.    Kemampuan teknis
Adalah kecakapan-kecakapan pemimpin dalam hal merencanakan, mengorganisasi, melimpahkan, memberi nasehat, membuat keputusan, mengawasi, dan kerjasama.
Mengenai sifat-sifat umum yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam bermacam-macam situasi adalah sebagai berikut.
a.       Society sensivity, yaitu dengan tepat dapat merasakan dan mengerti tingkah laku anggota kelompok dan peka terhadap kebutuhan-kebutuhannya.
b.      Behavioral flexibility, yaitu dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan untuk mengadakan perubahan sesuai dengan kebutuhan dan situasi kelompok.

C.    Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah

1.      Peran kepala sekolah sebagai edukator (pendidik)
Kepala sekolah berperan sebagai pendidik yang harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan nilai yakni perubahan mental, moral, fisik, dan artistik.[4]
a.       Bimbingan mental
Dalam hal ini kepala sekolah harus dapat menciptakan iklim yang kondusif agar tenaga pendidik dapat melaksanakan tugas dengan baik, dengan melengkapi sarana dan prasarana, serta suber belajar untuk memudahkan guru untuk melaksanakan tugasnya sebagi seorang tenaga pendidik.
b.      Pembinaan moral
Hal ini berkaitan dengan ajaran yang baik dan buruk mengenai suatu perbuatan sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga pendidik.
c.       Pembinaan fisik
Hal ini berkaitan dengan kondisi jasmani dan penampilan manusia.
d.      Pembinaan artistic
Hal ini berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan, dalam hal ini kepala sekolah  mampu merencanakan berbagai program pembinaan artistik.
2.      Kepala sekolah sebagai manager
Menajemen merupakan  suatu proses merencanakan organisai, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan. Usaha para anggota organisasi kita gunakan seluruh sumber dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yaitu :
a.       sebagai kepala sekolah harus mampu menggunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah,
b.      memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, misalnya melalui penataran dan lokakan sesuai bidang masing-masing.

3.      Kepala sekolah sebagai administrator
Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam mengelola kurikulum penyusunan administrasi pembelajaran, peserta didik, personalia, sarana, dan prasarana. Keuangan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas sekolah.
4.      Kepala sekolah sebagai supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor harus mewujudkan kemampuan menyusun program supervisi kelas, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler, supervisi perpustakaan, dan laboratorium. Kepala sekolah harus mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian yang merupakan tindakan preventif untuk mencegah tenaga kependidikan untuk tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati melaksanakan tugasnya.
5.      Kepala sekolah sebagai leader
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader tercermin pada sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil keputusan, berjiwa besar, dan emosi yang stabil.
6.      Kepala sekolah sebagai inovator
Akan tercermin kepada cara melakukan pekerjaanya secara konstruktif, kreatif, delegtif, integrative, rasional dan objektif, dragmatis, keteladanan, disiplin, adaptable, dan fleksibel.
7.      Kepala sekolah sebagai motivator
Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategis yang tepat waktu memberikan motivasi kepada tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya yang dapat di timbulkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja disiplin, dan dorongan.

C.    Gaya dan Tipe Kepemimpinan

Menurut Stogdill, gaya kepemimpinan merupakan bentuk aktivitas-aktivitas anggota kelompok yang berkaitan tugasnya. Gaya kepemimpinan dalam hubungannya dengan bawahan telah diidentifikasi menjadi dua, yaitu:
1.      gaya  dengan orientasi tugas (task-oriented)
Pemimpin mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan serta lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dari pada pengembangan dan pertumbuhan karyawan, dan
2.      gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented)
Pemimpin mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibandingkan mengawasi.
Unsur situasi merupakan bentuk keadaan yang ditimbulkan oleh lingkungan yang dimiliki oleh suatu organisasi yang dipimpinnya.
Tipe kepemimpinan yang identik dengan gaya kepemimpinan yang dikenal secara luas antara lain:
1.    tipe otokratik
Pemipin otokratik biasanya seorang egois. Ia mungkin meminta gagasan dan umpan balik dari bawahan tentang keputusan yang dibuatnya, tetapi tidak akan mengubah keputusan.
2.    tipe paternalistik
Pemimpin ini cenderung menganggap bawahan sebagai manusia yang belum dewasa, bersikap melindungi, jarang memberi kesempatan bawahan mengambil keputusan, inisiatif dan kreatifitas, dan ia bersikap maha tahu.
3.    tipe karismatik
Pemimpin ini memiliki daya tarik yang amat besat dan mempunyai pengikut yang banyak walau mereka tidak paham mengapa ia dikagumi.
4.    tipe laisser faire
Pemimpin ini kendali bebas memberikan kekuasaan sepenuhnya kepada anggota atau bawahan karena sangat percaya kepada mereka.
5.    tipe militeristik
Tipe ini menggunakan kepemimpinan yang biasa digunakan dalam dunia militer.
6.    tipe demokratik
Tipe ini menyadari bahwa ia bagian dari bawahannya, maka dalam pengambilan keputusan ia selalu melibatkan bawahannya.

D.    Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Penampilan (kinerja) kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi yang diberikan dari kepemimpinan seseorang kepala sekolah secara kuantitatif maupun kualitatif, yang tertukar dalam membantu tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, bertanggung jawab atas tercapainya peran dan tanggung jawab sekolah. Ada tiga dasar pola perilaku pemimpin, yaitu:[5]
1.    perilaku pemimpin yang mengutamakan tugas,
2.    perilaku pemimpin yang mementingkan kerja sama, dan
3.    perilaku pemimpin yang mengutamakan hasil.
Gaya kepemimpinan
1.      To task oriented
Dimana pemimpin mengarahkan bawahan dalam usaha pencapaian  tujuan organisasi dengan ditandai dengan planning, organizing, dan kontrolnya.
2.      RO (relasionship oriented)
Dimana seorang pemimpin mempunyai hubungan kerja yang sifatnya pribadi, dan ditandai dengan adanya saling mempercayai, menghargai bawahan, dan tenggang rasa terhadap bawahanya.
3.      E (efektivennes)
Dimana seorang pemimpin  berhasil mencapai organisasi sesuai dengan persyaratan kedudukanya. Pemimpin efektif  adalah kemampuan  yang selalu menyesuaikan diri dan tingkat kematangan bawahan, pemimpin yang efektif, dan selalu membantu bawahan dalam perkembangan mereka, artinya membuat menjadi matang. Perilaku pemimpin cenderung berbeda dari situasi ke situasi yang lain, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mengubah perilakunya sesuai situasi yang ada, dan memperlakukan bawahan  sesuai tingkat kematanganya.
Kepala sekolah di tuntut selalu untuk :
a.       bertanggungjawab agar para guru, staf, siswa menyadari akan tujuan sekolah yang telah di tetapkan;
b.      setiap kepala sekolah bertanggungjawab untuk  untuk menyediakan segala dukungan, kegiatan, dan fasilitas dalam kegiatan pembelajaran;
c.       kepala harus mampu memotivasi kepada tenaga pendidik untuk berperilaku baik.
d.      kepala sekolah harus tampak dihargai,terpercaya dan seterusnya;
e.       memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi, kegiatan, dan pengawasan;
f.       dapat menjaga, memelihara keseimbangan antar guru, staf, dan siswa dalam kepentingan sekolah untuk menciptakan keserasian antara kehidupan sekolah dan masyarakat; dan
g.      untuk mengatasi pemasukan mata rantai kepala sekolah yang sebenarnya untuk menciptakan kepala sekolah yang professioal.

E.     Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Dr. M. Sobri Sutikno mengemukakan bahwa, kepala sekolah/madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umunya direalisasikan.
Menurut Hendiyat Soetopo, bahwasanya fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru  dapat mengajar dan siswa dapat belajar dengan baik. Untuk dapat menjadi manager pendidikan yang berhasil, seorang kepala sekolah harus memiliki wawasan di bidang manajemen.
Fungsi manajemen harus diadobsi ke dalam manajemen pendidikan, yaitu:[6]
1.    perencanaan (planning)
Kepala sekolah harus mampu menjadi perencana yang baik, karena dengan perencanaan yang dibuat akan menentukan baik dan buruknya  organisasi sekolah ke depan.
2.    pengorganisasian (organizing)
Pembagian kerja yang jelas harus dilakukan oleh kepala sekolah. Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab yang tepat harus diberikan kepada guru dan karyawan yang profesional. Karena Rosullulloh SAW bersabda, ”Bila suatu urusan itu diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. (HR. Bukhari)
3.    pengarahan (directing)
Kepala sekolah diharapkan melakukan kegiatan bimbingan melalui pemerintah, memberi petunjuk, memotivasi kerja, menegakkan disiplin, agar staf dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan dan pedoman.
4.    pengkoordinasian (coordinating)
Kepala sekolah harus dapat menghubungkan tugas dan pelaksanaan tugas bawahan sehingga kegiatan menjadi keselarasan keputusan, kebijaksanaan, langkah dan tindakan, sikap sehingga terhindar dari konflik
5.    pengawasan (controlling)
Kepala sekolah harus melakukan pengawasan sehingga rencana serta pelaksanaan program dapat dilakukan dengan baik. Keteladanan kepala sekolah akan menjadi salah satu penggerak rekan kerja dalam melaksanakan pekerjaan. Rosullulloh SAW dapat dijadikan model kepribadian setiap pemimpin.

















BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Penampilan (kinerja) kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi yang diberikan dari kepemimpinan seorang kepala sekolah secara kuantitatif maupun kualitatif, yang tertukar dalam membantu tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah mampu menimbulakan dan menggerakan semangat para guru, staf, dan siswa, dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu membawa perubahan perilaku, sikap, dan intelektual anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan.

B.     Saran

Dalam pembuatan makalah ini referensi yang digunakan sudah cukup namun apabila akan menggunakan referensi yang lebih banyak lagi itu akan lebih baik. Waktu yang diberikan tergolong singkat untuk pembuatan sebuah makalah sehingga untuk pembuatan makalah selanjutnya disarankan untuk menggunakan referensi dan waktu yang lebih banyak.















DAFTAR PUSTAKA


Sumidjo Wahjo.2003.Kepemimpinan Kepala Sekolah.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Pidarta, Made.1992.Pemikiran Tentang Supervisi pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim.2003.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung:Rosdakarya.

Sergiovanni, T.j.1982.Editor.Supervision of teaching.Alexandria:Association for Supervition and curriculum development.

Suhardan Dadang.2007.Supervisi Bantuan Profesiona.Bandung:Mutiara Ilmu.

Dr.Pudjosumedi,AS,M.Ed dkk.2013.Profesi Pendidikan.Jakarta:Uhamka Press



[1]Sumidjo Wahjo.2003.Kepemimpinan Kepala Sekolah.Jakarta:Raja Grafindo Persada2003 .hlm 56
[2] Pidarta, Made. Pemikiran Tentang Supervisi pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara.1992 Hlm 98
[3]Purwanto, Ngalim..Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:Rosdakarya.hlm 200 hlm 78
[4] Sergiovanni, T.j..Editor.Supervision of teaching.Alexandria:Association for Supervition and curriculum development. 1982 Hlm 65
[5] Suhardan Dadang. Supervisi Bantuan Profesiona.Bandung:Mutiara Ilmu. 2007 hlm 45
[6] Pudjosumedi,AS,M.Ed dkk. Profesi Pendidikan.Jakarta:Uhamka Press 2013 hlm 87

No comments:

Post a Comment