Iklan Sponsor

Wednesday 6 May 2020

Hubungan Antara Perkembangan Dengan Belajar


MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“PSIKOLOGI BELAJAR”
                      Dosen Pengampu : Muhammad, S.Pd.I., M.Pd.I
Tentang : “Hubungan Antara Perkembangan Dengan Belajar”

Description: Image result for logo stai an nadwah

Disusun oleh :
Kelompok 3
Mahrus Ali
Ramayana




JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEMESTER  IV
 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
            Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet dan perpustakaan. Kami telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagaimacam bahan tentang “Hubungan Antara Perkembangan Dengan Belajar.”
            Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca.
            Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalam

Kuala tungkal,  April 2020




Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................ 1
B.      Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C.     Tujuan Pembahasan.................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Psiko-fisik Siswa............................................................... 2
B.     Arti Penting Perkembangan Kognitif........................................................ 5
BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................... 8
B.     Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Belajar merupakan salah satu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan dalam diri seorang anak, baik dalam pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan dan terbatas. Perumusan itu berlaku bagi segala macam kegiatan belajar dan tidak terbatas pada salah satu bentuk tertentu. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada anak.  Terjadinya perubahan tersebut karena adanya pertumbuhan dan perkembangan. Dan jika seseorang tidak dapat mengikuti pertumbuhan dan perkembangan itu maka belajar seseorang akan kurang maksimal. Karena perkembangan adalah suatu perubahan-perubahan kearah yang lebih maju dan dewasa dan perubahan-perubahan itu juga didukung dengan kematangan fisik seseorang atau yang disebut dengan pertumbuhan.  untuk itulah kami membuat makalah yang berjudul “Hubungan antara perkembangan dengan belajar”, agar kita dapat lebih mudah memahami hubungan antara perkembangan dengan belajar karena itu adalah salah satu modal yang sangat penting kita kuasai saat kita akan mengajar atau belajar nanti.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan psiko-fisik siswa ?
2.      Apa arti penting perkembangan kognitif ?

C.    tujuan pembahasan
1.      Menjelaskan perkembangan psiko-fisik siswa.
2.      Mengetahui arti penting perkembangan kognitif.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Psiko-Fisik Siswa
Sebagian ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan. Menurut mereka, berkembang itu tidak sama dengan tumbuh, begitupun sebaliknya. Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik. Perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiru hayatnya. Sementara itu, pertumbuhan hanya sampai manusia mencapai kematangan fisik.[1]
Selanjutnya, pembahasan mengenai perkembangan  ranah-ranah psiko-fisik pada bagian ini akan mefokuskan pada proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses-proses perkembangan tersebut meliputi:[2]
1.            Perkembangan motor (motor development)
2.            Perkembangan kognitif (cognitir development)
3.            Perkembangan sosial dan moral (social and moral development)

1)            Perkembangan motor (fisik) siswa
Dalam psikologi, kata motor digunakan sebagai istilah yang menunjukkan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan gerakan-gerakannya, juga kelenjar-kelenjar dan sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap kegiatan organ-organ fisik.

Ada empat faktor yang yang mendorong kelanjutan perkembangan motor skills anak yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkannya, yaitu:
Pertama, pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf (nervous system). Sistem syaraf adalah organ halus dalam tubuh yang terdiri atas struktur jaringan serabut syaraf yang sangat halus yang berpusat di central nervous system. Pertumbuhan syaraf dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan) anak meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan kemampuan sistem syaraf seorang anak akan semakin baik dan beraneka ragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinnya. Namun uniknya, berbeda dengan organ tubuh lainnya, organ system apabila rusak tak dapat diganti atau tumbuh lagi.
Kedua, pertumbuhan otot-otot. Otot adalah jaringan sel yang dapat berubah memanjang dan juga sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki daya mengkerut. Di antara fungsi-fungsi pokoknya ialah sebagai pengikat organ-organ lainnya dan sebagai jaringan pembuluh yang mendistribusikan sari makanan (Reber, 1988). Peningkatan tonus (tegangan otot) anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaniny. Perubahan ini tampak sangat jelas pada anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan tangan semakin meningkat kualitasnya dari masa kemasa.[3]
Ketiga, perkembangan dan perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin (endocrine glands). Kelenjar adalah alat tubuah yang menghasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar keringat. Selanjutnya, kelenjar endokrin secara umum merupakan kelenjar dalam tubuh yang memproduksi hormon yang disalurkan ke seluruh bagian dalam tubuh melalui aliran darah.
Keempat, perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia anak akan semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor skills anak. Kecepatan berlari, kecepatan bergerak, kecermatan menyalin pelajaran, dan sebagainnya akan meningkat seiring dengan proses penyempuenaan struktur jasmani siswa.
2)            Perkembangan kognitif siswa
Sebagian besar psikolog terutama kognitivis (ahli psikologi kognitif) berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir. Bekal moral dasar perkembangan manusia, yakni kapasitas motor dan kapasitas sensori seperti yang telah diuraikan di muka, ternyata sampai batas tertentu, juga dipengaruhi oleh aktivitas ranah kognitif.
3)            Perkembangan sosial dan moral siswa
Dalam proses-proses perkembangan lainnya, proses perkembangan sosial dan moral siswa juga selalu berkaitan dengan proses belajar. Konsekuensinnya, kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial) siswa tersebut, baik dilingkungan sekolah dan keluarga maupun dilingkungan yang lebih luas. Ini bermakna bahwa proses belajar itu amat menentukan kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma dan moral agama, moral tradisi, moral hukum, dan norma moral yang lainnya yang berlaku dalam masyarakat siswa yang bersangkutan. [4]
Tokoh-tokoh psikologi telah banyak melakukan penelitian dan pengkajian perkembangan sosial anak-anak usia sekolah dasar dan menengah dengan penekanan khusus pada perkembangan moralitas mereka. Maksudnya, setiap perkembangan sosial anak selalu dihubungkan dengan perkembangan perilaku moral, yakni perilaku baik dan buruk menurut norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

B.     Arti Penting Perkembangan Kognitif Bagi Proses Belajar Siswa
1.      Mengembangkan Kecakapan Kognitif
Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu di kembangkan segera khususnya oleh guru, yakni 1) strategi belajar memahami isi materi pelajaran ; 2) strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut. Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya siswa sulit di harapkan mampu mengembangkan rsnsh efektif dan psikomotornys sendiri .[5]
Preferensi kognitif yang pertama pada umumnya timbul karena dorongan luar ( motif ekstrinsik ) yang mengakibatkan siswa menganggap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidaklulusan atau ketidaknaikan . aspirasi yang di milikinya pun bukan ingin menguasai materi secara mendalam , melainkan sekedar asal lulus atau naik kelas . sebaliknya, preferensi kognitif yang ke dua biasnya timbul karena dorongan dari dalam diri siswa sendiri ( motif instrinsik ) , dalam arti siswa tersebut memang tertarik dan membutuhkan materi-materi pelajran yang di sajikan gurunya. Oleh karena nya , siswa ini lebih memusatkan perhatiyan nya untuk benar-benar memahami dan juga memikirkan cara menyampaikannya ( Good & Brophy ). Untuk mencapai aspirasi ini ia memotivasi dirinya sendiri agar memusatkan perhatiyannya pada aspek signifikan materi dan menghubungkannya dengan materi-materi lain yang relevan. Jadi, mengaplikasikan materi tidak selalu berarti dalam bentuk pelaksanaan dalam kehidupan nyata di luar sekolah , meskipun ada beberapa jenis materi yang memerlukan atau dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas guru dalam hal ini ialah menggunakan pendekatan mengajar yang memungkinkan para siswa menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mrendalam terhadap isi materi pelajaran. Guru di harapkan mampu menjauhkan para siswa dari strategi dan preferensi akal yang hanya mengarah ke aspirasi asal naik atau lulus . Kepada para siswanya seyoginya di jelaskan contoh-contoh dan peragaan sepanjang memungkinkan agar mereka memahami signifikansi materi dan hubungannya dengan materi-materi lain. Selanjutnya , guru juga di tuntut untuk mengembangkan kecakapan kognitif para siswa dalam memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuan yang di milikinya dan keyakinan-keyakinan terhadap pesan-pesan moral atau nilai yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuannya.seiring dengan upaya ini , guru di harapkan tak bosan-bosan melatih penggunaan procedural knowledge ( pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu ) yang relevan dengan pengetahuan normatif ( declarative knowledge ).[6]
2.      Mengembangkan kecakapan afektif
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif, tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah efektif. Sebagai contoh , seorang guru agama yang piawai dalam mengembangkan kecakapan kognitif dengan cara seperti yang di uraikan di atas , akan berdampak positif terhadap ranah efektif para siswa. Dalam hal ini , pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi pelajaran agama di sajikan guru serta preferensi kognitif yang mementingkan aplikasi prinsip-prinsip tadi akan meningkatkan kecakapan ranah efektif para siswa. Peningkatan kecakapan ranh efektif ini antara lain, berupa kesadran beragama yang mantap.[7]
3.      Mengembangkan Kecakapan Psikomotor
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotor. Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang kongkret dan mudah diamati, baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka. Namun, kecakapan psikomotor siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya. Banyak contoh yang membuktikan bahwa kecakapan kognitif berpengaruh besar terhadap berkembangnya kecakapan osikomotor . para siswa yang berprestasi baik (dalam arti luas dan ideal ) dalam bidang pelajran agama misalnya sudah tentu akan lebih rajin beribadah salat, puasa, dan mengaji. Dia juga tidak akan segan-segan memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang memerlukan. Sebab, ia merasa memberi bantuan itu adalah kebajikan ( afektif ) sedangkan perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal dari pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran agama yang ia terima dari gurunya ( kognitif ).[8]


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      pembahasan mengenai perkembangan  ranah-ranah psiko-fisik pada bagian ini akan mefokuskan pada proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses-proses perkembangan tersebut meliputi:
1)      Perkembangan motor (motor development)
2)      Perkembangan kognitif (cognitir development)
3)      Perkembangan sosial dan moral (social and moral development)
2.      Arti Penting Perkembangan Kognitif Bagi Proses Belajar Siswa, yaitu :
1)      Mengembangkan Kecakapan Kognitif
2)      Mengembangkan kecakapan afektif
3)      Mengembangkan Kecakapan Psikomotor
3.      Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu di kembangkan segera khususnya oleh guru, yakni
1)      strategi belajar memahami isi materi pelajaran ;
2)      strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.

B.     Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu pemakalah memohon saran dan kritik para pembaca demi kesempurnaan makalah pemakalah berikutnya.




DAFTAR PUSTAKA

Makmun, Abin Syamsuddin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sumadi, Suryabrata. 2002.  Psikologi Pendidikan, cet-11. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2011.  Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, Jakarta: Remaja Rosda Karya.
Syah,  Muhibbin, 2012. Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers.



[1] Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Rosdakarya, 2003). Hlm 45
[2] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2011). Hlm 67
[3] Ibid. Hlm 68
[4] Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja    Rosdakarya. 2004). Hlm 78
[5] Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Hlm 91
[6] Ibid. Hlm 92
[7] Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, cet-11, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002). Hlm 57
[8] Ibid. Hlm 58

No comments:

Post a Comment