MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“PSIKOLOGI BELAJAR”
Dosen Pengampu : Muhammad, S.Pd.I., M.Pd.I
Tentang : “Hubungan
Antara Perkembangan Dengan Belajar”
Disusun oleh
:
Kelompok 3
Mahrus Ali
Ramayana
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEMESTER IV
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb
Puji
dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur
atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet dan perpustakaan.
Kami telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagaimacam bahan
tentang “Hubungan Antara Perkembangan Dengan
Belajar.”
Kami
sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para
pembaca.
Demikianlah
makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf
yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalam
Kuala
tungkal, April 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C.
Tujuan Pembahasan.................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Psiko-fisik Siswa............................................................... 2
B. Arti Penting Perkembangan Kognitif........................................................ 5
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................... 8
B.
Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan salah satu aktivitas psikis atau
mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan dalam diri seorang anak, baik dalam pemahaman, keterampilan dan
nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan dan terbatas. Perumusan itu berlaku
bagi segala macam kegiatan belajar dan tidak terbatas pada salah satu bentuk
tertentu. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada anak.
Terjadinya perubahan tersebut karena adanya pertumbuhan dan perkembangan.
Dan jika seseorang tidak dapat mengikuti pertumbuhan dan perkembangan itu maka
belajar seseorang akan kurang maksimal. Karena perkembangan adalah suatu
perubahan-perubahan kearah yang lebih maju dan dewasa dan perubahan-perubahan
itu juga didukung dengan kematangan fisik seseorang atau yang disebut dengan
pertumbuhan. untuk itulah kami membuat makalah yang berjudul “Hubungan
antara perkembangan dengan belajar”, agar kita dapat lebih mudah memahami
hubungan antara perkembangan dengan belajar karena itu adalah salah satu modal
yang sangat penting kita kuasai saat kita akan mengajar atau belajar nanti.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana perkembangan psiko-fisik
siswa ?
2.
Apa arti penting perkembangan
kognitif ?
C. tujuan pembahasan
1.
Menjelaskan perkembangan psiko-fisik
siswa.
2.
Mengetahui arti penting perkembangan
kognitif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Psiko-Fisik Siswa
Sebagian ahli menganggap perkembangan sebagai proses
yang berbeda dari pertumbuhan. Menurut mereka, berkembang itu tidak sama dengan
tumbuh, begitupun sebaliknya. Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif
yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ
jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu
terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ
fisik. Perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiru hayatnya.
Sementara itu, pertumbuhan hanya sampai manusia mencapai kematangan fisik.[1]
Selanjutnya, pembahasan mengenai perkembangan ranah-ranah psiko-fisik pada bagian ini akan
mefokuskan pada proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan
langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses-proses perkembangan tersebut
meliputi:[2]
1.
Perkembangan motor (motor
development)
2.
Perkembangan kognitif (cognitir
development)
3.
Perkembangan sosial dan moral (social
and moral development)
1)
Perkembangan
motor (fisik) siswa
Dalam psikologi, kata motor digunakan
sebagai istilah yang menunjukkan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang
melibatkan otot-otot dan gerakan-gerakannya, juga kelenjar-kelenjar dan
sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Motor dapat pula dipahami sebagai segala
keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap
kegiatan organ-organ fisik.
Ada empat faktor yang yang mendorong kelanjutan
perkembangan motor skills anak yang juga memungkinkan campur
tangan orang tua dan guru dalam mengarahkannya, yaitu:
Pertama, pertumbuhan dan perkembangan
sistem syaraf (nervous system). Sistem syaraf adalah organ halus dalam
tubuh yang terdiri atas struktur jaringan serabut syaraf yang sangat halus yang
berpusat di central nervous system. Pertumbuhan syaraf dan
perkembangan kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan) anak meningkat dan
mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan
kemampuan sistem syaraf seorang anak akan semakin baik dan beraneka ragam pula
pola-pola tingkah laku yang dimilikinnya. Namun uniknya, berbeda dengan organ
tubuh lainnya, organ system apabila rusak tak dapat diganti atau tumbuh lagi.
Kedua, pertumbuhan otot-otot. Otot adalah
jaringan sel yang dapat berubah memanjang dan juga sekaligus merupakan unit
atau kesatuan sel yang memiliki daya mengkerut. Di antara fungsi-fungsi
pokoknya ialah sebagai pengikat organ-organ lainnya dan sebagai jaringan
pembuluh yang mendistribusikan sari makanan (Reber, 1988). Peningkatan tonus (tegangan
otot) anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan
dan kekuatan jasmaniny. Perubahan ini tampak sangat jelas pada anak yang sehat
dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatan anak tersebut dalam
permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan tangan semakin
meningkat kualitasnya dari masa kemasa.[3]
Ketiga, perkembangan dan perubahan fungsi
kelenjar-kelenjar endokrin (endocrine glands). Kelenjar adalah alat
tubuah yang menghasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar keringat.
Selanjutnya, kelenjar endokrin secara umum merupakan kelenjar dalam tubuh yang
memproduksi hormon yang disalurkan ke seluruh bagian dalam tubuh melalui aliran
darah.
Keempat, perubahan struktur jasmani.
Semakin meningkat usia anak akan semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot
serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada umumnya. Perubahan jasmani ini
akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor
skills anak. Kecepatan berlari, kecepatan bergerak, kecermatan
menyalin pelajaran, dan sebagainnya akan meningkat seiring dengan proses
penyempuenaan struktur jasmani siswa.
2)
Perkembangan
kognitif siswa
Sebagian besar psikolog terutama kognitivis (ahli
psikologi kognitif) berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia
mulai berlangsung sejak ia baru lahir. Bekal moral dasar perkembangan manusia,
yakni kapasitas motor dan kapasitas sensori seperti yang telah diuraikan di
muka, ternyata sampai batas tertentu, juga dipengaruhi oleh aktivitas ranah
kognitif.
3)
Perkembangan
sosial dan moral siswa
Dalam proses-proses perkembangan lainnya, proses perkembangan
sosial dan moral siswa juga selalu berkaitan dengan proses belajar.
Konsekuensinnya, kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial) siswa
tersebut, baik dilingkungan sekolah dan keluarga maupun dilingkungan yang lebih
luas. Ini bermakna bahwa proses belajar itu amat menentukan kemampuan siswa
dalam bersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma dan moral
agama, moral tradisi, moral hukum, dan norma moral yang lainnya yang berlaku
dalam masyarakat siswa yang bersangkutan. [4]
Tokoh-tokoh psikologi telah banyak melakukan
penelitian dan pengkajian perkembangan sosial anak-anak usia sekolah dasar dan
menengah dengan penekanan khusus pada perkembangan moralitas mereka. Maksudnya,
setiap perkembangan sosial anak selalu dihubungkan dengan perkembangan perilaku
moral, yakni perilaku baik dan buruk menurut norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.
B.
Arti Penting Perkembangan Kognitif Bagi Proses Belajar Siswa
1.
Mengembangkan Kecakapan Kognitif
Sekurang-kurangnya ada
dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu di kembangkan segera
khususnya oleh guru, yakni 1) strategi belajar memahami isi materi pelajaran ;
2) strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta
menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya siswa sulit di
harapkan mampu mengembangkan rsnsh efektif dan psikomotornys sendiri .[5]
Preferensi kognitif
yang pertama pada umumnya timbul karena dorongan luar ( motif ekstrinsik ) yang
mengakibatkan siswa menganggap belajar hanya sebagai alat pencegah
ketidaklulusan atau ketidaknaikan . aspirasi yang di milikinya pun bukan ingin
menguasai materi secara mendalam , melainkan sekedar asal lulus atau naik kelas
. sebaliknya, preferensi kognitif yang ke dua biasnya timbul karena dorongan
dari dalam diri siswa sendiri ( motif instrinsik ) , dalam arti siswa tersebut
memang tertarik dan membutuhkan materi-materi pelajran yang di sajikan gurunya.
Oleh karena nya , siswa ini lebih memusatkan perhatiyan nya untuk benar-benar
memahami dan juga memikirkan cara menyampaikannya ( Good & Brophy ). Untuk
mencapai aspirasi ini ia memotivasi dirinya sendiri agar memusatkan
perhatiyannya pada aspek signifikan materi dan menghubungkannya dengan
materi-materi lain yang relevan. Jadi, mengaplikasikan materi tidak selalu
berarti dalam bentuk pelaksanaan dalam kehidupan nyata di luar sekolah ,
meskipun ada beberapa jenis materi yang memerlukan atau dapat di aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas guru dalam hal
ini ialah menggunakan pendekatan mengajar yang memungkinkan para siswa
menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mrendalam
terhadap isi materi pelajaran. Guru di harapkan mampu menjauhkan para siswa
dari strategi dan preferensi akal yang hanya mengarah ke aspirasi asal naik
atau lulus . Kepada para siswanya seyoginya di jelaskan contoh-contoh dan
peragaan sepanjang memungkinkan agar mereka memahami signifikansi materi dan
hubungannya dengan materi-materi lain. Selanjutnya , guru juga di tuntut untuk
mengembangkan kecakapan kognitif para siswa dalam memecahkan masalah dengan
menggunakan pengetahuan yang di milikinya dan keyakinan-keyakinan terhadap
pesan-pesan moral atau nilai yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuannya.seiring
dengan upaya ini , guru di harapkan tak bosan-bosan melatih penggunaan
procedural knowledge ( pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu ) yang
relevan dengan pengetahuan normatif ( declarative knowledge ).[6]
2.
Mengembangkan kecakapan afektif
Keberhasilan
pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif,
tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah efektif. Sebagai contoh , seorang guru
agama yang piawai dalam mengembangkan kecakapan kognitif dengan cara seperti
yang di uraikan di atas , akan berdampak positif terhadap ranah efektif para
siswa. Dalam hal ini , pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi
pelajaran agama di sajikan guru serta preferensi kognitif yang mementingkan
aplikasi prinsip-prinsip tadi akan meningkatkan kecakapan ranah efektif para
siswa. Peningkatan kecakapan ranh efektif ini antara lain, berupa kesadran
beragama yang mantap.[7]
3.
Mengembangkan Kecakapan Psikomotor
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak
positif terhadap perkembangan ranah psikomotor. Kecakapan psikomotor ialah
segala amal jasmaniah yang kongkret dan mudah diamati, baik kuantitasnya maupun
kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka. Namun, kecakapan psikomotor siswa
merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.
Banyak contoh yang membuktikan bahwa kecakapan kognitif berpengaruh besar
terhadap berkembangnya kecakapan osikomotor . para siswa yang berprestasi baik
(dalam arti luas dan ideal ) dalam bidang pelajran agama misalnya sudah tentu
akan lebih rajin beribadah salat, puasa, dan mengaji. Dia juga tidak akan
segan-segan memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang memerlukan.
Sebab, ia merasa memberi bantuan itu adalah kebajikan ( afektif ) sedangkan
perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal dari pemahaman yang
mendalam terhadap materi pelajaran agama yang ia terima dari gurunya ( kognitif
).[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
pembahasan mengenai
perkembangan ranah-ranah psiko-fisik
pada bagian ini akan mefokuskan pada proses-proses perkembangan yang dipandang
memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses-proses
perkembangan tersebut meliputi:
1)
Perkembangan motor (motor
development)
2)
Perkembangan kognitif (cognitir
development)
3)
Perkembangan sosial dan moral (social
and moral development)
2. Arti Penting Perkembangan Kognitif
Bagi Proses Belajar Siswa, yaitu :
1) Mengembangkan Kecakapan Kognitif
2) Mengembangkan kecakapan afektif
3) Mengembangkan Kecakapan Psikomotor
3. Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa
yang amat perlu di kembangkan segera khususnya oleh guru, yakni
1) strategi belajar memahami isi materi pelajaran ;
2) strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan
aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi
pelajaran tersebut.
B.
Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu pemakalah memohon saran dan kritik para pembaca demi
kesempurnaan makalah pemakalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Makmun, Abin Syamsuddin. 2004. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sumadi, Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan, cet-11. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi
Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Syah, Muhibbin.
2011. Psikologi Pendidikan: Dengan
Pendekatan Baru, Jakarta: Remaja Rosda Karya.
Syah, Muhibbin,
2012. Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers.
[1] Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. (Bandung:
Rosdakarya, 2003). Hlm 45
[2] Muhibbin
Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta:
Remaja Rosda Karya, 2011). Hlm 67
[3] Ibid. Hlm 68
[4] Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi
Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004). Hlm 78
[6] Ibid. Hlm 92
[7] Suryabrata
Sumadi, Psikologi Pendidikan, cet-11, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002).
Hlm 57
No comments:
Post a Comment