Iklan Sponsor

Wednesday 13 May 2020

Perkembangan Masa Dewasa dan Lanjut Usia



MAKALAH
PSIKOLOGI  PERKEMBANGAN
                  Dosen Pengampu : Dr. Heru Setiawan, M.Pd
Tentang : Perkembangan Masa Dewasa dan Lanjut Usia


Description: Image result for logo stai an nadwah

Disusun oleh :
Kelompok I2
M. Ikhsan
Fitriyatul Mahmud
Hairun Nisa





SEMESTER : II/PAI/C
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum wr. wb
            Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet dan perpustakaan. Kami telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagaimacam bahan tentang Perkembangan Masa Dewasa dan Lanjut Usia
            Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca.
            Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalam

Kuala Tungkal,  April 2020

Penyusun


DAFTAR ISI






BABI

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative pada perkembangan manusia secara umum.
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai  menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Ciri-ciri Perkembangan Dewasa?
2.      Apa Perkembangan Fisik Dewasa damn Tua?
3.      Bagaiaman Perkembangan Kognitif dan Psikosial ?

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Masa Dewasa

Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, maka sikap keberagamaan pada orang dewasa antara lain memiliki ciri sebagai berikut: [1]
1.      Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
2.      Cenderung bersifat realitas, sehinggga norma-norma agama lebih banyak diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
3.      Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.
4.      Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap hidup.
5.      Bersikap lebih terbuaka dan wawasan yang lebih luas.
6.      Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati nurani.
7.      Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima, memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.
8.      Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan kehidupan social, sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah berkembang.

B.     Perkembangan Masa Dewasa dan Tua

1.      Perkembangan Fisik

a.       Kesehatan Badan
Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18 hingga 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak

reflek mereka sangat cepat. Lebih dari itu kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat yang paling tinggi. Meskipun pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncaknya, namun selama periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. Sejak usia sekitar 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan ini sebagian besar lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Secara berangsung-angsur, kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang penyakit. Akan tetapi, bagaimanapun juga seseorang masih tetap cukup mampu untuk melakukan aktivitas normal. Bahkan bagi orang-orang yang selalu menjaga kesehatan dan melakukan olah raga secara rutin masih terlihat bugar.
Pada masa tua, sejumlah perubahan fisik semakin terlihat sebagai akibat dari proses penuaan. Diantara perubahan-perubahan fisik yang paling kentara pada masa tua ini terlihat pada perubahan seperti rambut menjadi jarang dan beruban, kulit mongering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut, tulang belakang menjadi bungkuk. Kekuatan dan ketangkasan fisik berkurang, tulang-tulang menjadi rapuh, mudah patah dan lambat untuk diperbaiki kembali. Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga orang tua rentan terhadap berbagai penyakit, seperti kanker dan radang paru-paru.
b.      Perkembangan Sensori
  Pada awal masa dewasa, penuruna fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin belum begitu terlihat. Akan tetapi, pada masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan dan pendengaran merupakan dua perubahan fisk yang paling menonjol.pada usia antara 40 dan 59 tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Karena itu, banyak orang pada usia setengah baya mengalami kesulitan dalam melihat objek-objek yang dekat. Sementara itu, pendengaran juga menalami penurunan pada usia sekitar 40 tahun. Penurunan dalam hal pndengaran ini lebih terlihat pada sensitifitas terhadap nada tinggi.
Selanjutnya pada masa dewasa akhir, perubahan-perubahan sensori fisik melibatkan indra penglihatan, indra pendengaran, indra perasa, indra pencium, dan indra peraba. Perubahan dalam indra penglihatan pada masa dewasa akhir. Misalnya tampak pada berkurangnya ketajaman penglihatan  dan melambatnya adaptasi terhadap perubahan cahaya. Sementara itu, juga terlihat dalam kepekaan terhadap  rasa dan bau. Dalam hal ini, kepekaan terhadap rasa pahit dan masam bertahan lebih lama dibandingkan kepekaan terhadap rasa manis dan juga asin.
c.       Perkembangan Otak
        Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi, perkembangbiakan koneksi neural, khususnya bagi orang-orang yang tetap aktif membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini membantu menjelaskan pendapat umum bahwa orang dewasa yang tetap aktif, baik secara fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka untuk melakukan aktifitas-aktifitas demikian pada tahun-tahun selanjutnya.
Pada usia tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari sistem syaraf menghilang. Menurut hasil sejumlah penelitian, kehilangan neuron itu diperkirakan mencapai 50% selama tahun-tahun masa dewasa. Menurut Santrock, diperkirakan bahwa 5 hingga 10% dari neuron kita berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron akan semakin cepat.[2]

2.      Perkembangan Kognitif

a.       Perkembangan Pemikiran Postformal
Sesuai dengan tahap perkembangan kognitif Piaget, pemikiran remaja berada pada tahap operasional formal (kemampuan berfikir secara abstrak dan hipotesis). Tipe pemikiran ini dimulai sekitar usia 11 tahun, tetapi tidak berkembang secara penuh sampai berakhirnya masa remaja. Karena itu, Piaget percaya bahwa seorang remaja dan seorang dewasa memiliki cara berpikir yang sama. Akan tetapi, para pengkritik Piaget menunjukkan bahwa kesimpulan Piaget tersebut tidak dapat diterapkan pada kebudayaan-kebudayaan lain. Bahkan sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa baru pada masa dewasalah individu menata pemikiran operasional formal mereka.
b.       Perkembangan Memori
Salah satu karakteristik yang paling sering dihubungkan dengan orang dewasa dan usia tua adalah penurunan dalam daya ingat. Ketika orang tua memperlihatkan kemunduran memori, kemunduran tersebut pun cenderung sebatas pada keterbatasan tipe-tipe memori tertentu. Misalnya kemunduran cenderung terjadi pada keterbatasan memori episodik ( memori yang berhubungan dengan pengalaman tertentu di sekitar kehidupan kita).
Kemerosotan dalam memori episodik, sering menimbulksn perubahan-perubahan dalam kehidupan orang tua. Misalnya, seseorang yang memasuki masa pensiun, yang mungkin tidak lagi menghadapi bermacam-macam tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan pekerjaan dan mungkin lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat berbagai hal, jelas akan mngalami kemunduran dalam memorinya.
c.       Perkembangan Intelegensi
Mitos yang bertahan hingga sekarang adalah bahwa menjadi tua berarti mengalami kemunduran intelektual. Mitos ini diperkuat oleh sejumlah peneliti awal yang berpendapat bahwa seiring dengan proses penuaan selama masa dewasa terjadi kemunduran dalam intelegensi umum.

3.      Perkembangan Psikososial

a.       Perkembangan Keintiman
Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa. Pada masa dewasa awal ini, orang-orang telah siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain. Mereka mendambakan hubungan-hubungan yang intim-akrab, dilandasi rasa persaudaraan, serta siap mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk memenuhi komitmen-komitmen ini sekalipun mereka mungkin harus berkorban untuk itu.
b.      Perkembangan Generativitas
Ciri utama tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk-produk, ide-ide, dan sebagainya), serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang. Apabila generativitas lemah, atau tidak diungkapkan, maka kepribadian akan mundur, mengalami kemiskinan dan staknasi. 
c.       Perkembangan Integritas
Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. [3]Orang yang mencapai integritas adalah mereka yang dengan salah satu cara telah mengasuh generasi muda, yang tetap tegar menghadapi keberhasilan maupun kegagalan yang dialami sebagai orang tua, begitu juga mereka yang telah menghasilkan sesuatu dan memperjuangkan idenya.[4]




BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Karakter masa dewasa dini yaitu masa pengaturan, masa usia produktif, masa bermasalah, masa ketegangan emosional, masa keterasingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian diri dengan hidup baru, dan masa kreatif.
Sedangkan karakter masa dewasa madya yaitu usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti, masa transisi, masa stres, usia yang berbahaya, usia canggung, masa berprestasi, masa evaluasi, evaluasi dengan standar ganda, masa sepi, dan masa jenuh.
Perkembangan masa dewasa dan tua meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial.

B.     Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun, kami menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya lebih-lebih dapat dijadikan sebagai acuan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA


Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012,

Desmita, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2015237

F.J Monks dan A.M.P Knoers, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2004

http://guntursatriajati.blogspot.com/2015/01/makalah-psikologi-perkembangan-dewasa.html di akses pada 25 April 2020



[1]http://guntursatriajati.blogspot.com/2015/01/makalah-psikologi-perkembangan-dewasa.html di akses pada 25 April 2020
[2] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 246-249.
[3] Desmita, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2015, hlm. 234-237
[4]F.J Monks dan A.M.P Knoers, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2004, hlm. 327

No comments:

Post a Comment