Iklan Sponsor

Wednesday 6 May 2020

Faktor –faktor yang mempengaruhi Proses dan Hasil belajar


“Psikologi Belajar”

Tentang :
Faktor –faktor yang mempengaruhi Proses dan Hasil belajar

Dosen Pengampu :Muhammad, S.Pd.I, M.Pd






Description: Image result for logo stai an nadwah
 









Disusun oleh :
Kelompok : 12
Siti Raihan
Siti Nuraini







SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMAN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas dari dosen kami Bapak Muhammad, S.Pd.I, M.Pd selaku pengampu materi Psikologi Belajar.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
                                                            Kuala Tungkal   April 2020


                                                                        Penyusun

 

DAFTAR ISI




 


BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan individu, perubahan ini adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dan dalam individu dan diluar individu, proses ini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis, kecuali bila terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktifitas belajar yang telah dilakukan.

B.     Rumusan Masalah

1.       Apa saja faktor lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar?
2.       Apa Saja Faktor Isntrumental ?
3.       Apa saja faktor Lingkungan?
4.       Apa saja faktor fisiologis?
5.       Apa saja faktor psikologis?

C.      Tujuan dan Kegunaan

1.      Memahami faktor lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2.      Memahami faktor instrumen yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
3.      Memahami faktor fisiologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
4.      Memahami faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Faktor Proses Belajar

Syaiful Bahri Djamarah (2002:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dan pengalaman hidupnya dari hasil interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.[1]
Perubahan yang terjadi itu akibat dari kegiatan belajar. Yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan ini adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk ‘perubahan’ harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun luar individu. Namun, proses disini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis. Hanya saja dapat dilihat ketika seorang telah berhasil dalam belajar. Oleh karena itu, proses telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktifitas belajar yang telah dilakukannya[2]
Belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dalam diri individu dan dari luar individu. Proses disini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis. Oleh karena itu proses belajar telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktivitas belajar yang telah dilakukan. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak berilmu menjadi berilmu, dan sebagainya.

B.     Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Secara global, faktor- faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:[3]
1.    Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa;
2.    Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar kita.
Siswa yang bersifat conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, siswa yang berintelegensi tinggi dan mendapat dorongan positif dari orangtuanya akan memilih belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena faktor-faktor itulah, muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan underachievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Disini peran guru sangat diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan segala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.

1.       Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Didalamnyalah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda tersebut selalu saja terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik, yang keduanya sangat berpengaruh terhadap belajar anak didik.
a.       Lingkungan Alami
Lingkungan alami adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup, dan berusaha didalamnya. Dalam hal ini keadaan suhu dan kelembaban udara sangat berpengaruh dalam belajar anak didik. Anak didik akan belajar lebih baik dalam keadaan udara yang segar. Dari kenyataan tersebut, orang cenderung akan lebih nyaman belajar ketika pagi hari, selain karena daya serap ketika itu tinggi. Begitu pula di lingkungan kelas. Suhu dan udara harus diperhatikan. Agar hasil belajar memuaskan. Karena belajar dalam keadaan suhu panas, tidak akan maksimal
b.      Lingkungan Sosial Budaya
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Begitu pula dengan anak didik. Mereka tidak akan terlepas dari interaksi sosial. Sebagai contoh interaksi di sekolah, baik sesama teman, guru, dan sebagainya.
Pada lingkungan ini, sekolah yang merupakan salah satu lingkungan sosial budaya bagi anak didik, harus diterapkan sebuah peraturan yang jika dilanggar akan dikenakan sanksi untuk anak didik. Hal ini dalam mendidik rasa tanggung jawab dan menghormati peraturan.
Lalu, yang harus diperhatikan dalam lingkungan sosial budaya ini adalah lingkungan dimana anak didik belajar. Misalkan sekolah diusahakan jauh dari keramaian, seperti pabrik, pasar, arus lalu lintas, bangunan dan sebagainya. Karena ini akan menyebabkan anak didik tidak berkonsentrasi dalam belajar.

2.       Faktor Instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan danpenggunaanya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yangdiharapkan. [4] Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagaisarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan,faktor-faktor instrument ini dapat berwujud faktor-faktorseperti:
a.       Gedung perlengkapan belajar
b.      Alat-alat praktikum
c.       Perpustakaan
d.      Kurikulum
e.       Bahan / program yang dipelajari
f.       Pedoman-pedoman belajar & sebagainya.

3.       Kondisi Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam:
1.       Keadaan Jasmani.
Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :
a.       Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
b.      Rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat.
c.       Istirahat yang cukup dan sehat.
2.       Keadaan Fungsi Jasmani/Fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.
Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehingga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga.
Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

4.       Kondisi Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.[5]
Beberapa factor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah :
a.    Kecerdasan /Intelegensi Siswa
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menhadapi dan menyesuaikan kedalam situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajardalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkatintelegensi yang rendah. 
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik  dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan dmikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari hamper seluruh aktivitas manusia.
b.    Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
Dari segi sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
c.    Minat
Secara sederhana,minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber Syah, minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan[6]
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membangkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang  studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
d.    Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun negatif.
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empati, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaranyang diapunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
e.    Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating. Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untuk belajar.[7]Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasiyang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
f.      Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.
Strategi pembelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-doronganuntuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di balik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.


g.    Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bagi masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.
h.     Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima  kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.[8] Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
i.      Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.
j.       Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik. Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.



BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari simpulan-simpulan diatas, dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik adalah,
1.      Faktor lingkungan
Meliputi lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.
2.      Faktor Instrumental
Meliputi, kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan Guru.
3.      Faktor Fisiologis
Meliputi, kondisi fisik dan panca indra.
4.      Faktor Psikologis
Meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.
Yang jika faktor-faktor ini terpenuhi, hasil belajar anak didik akan memuaskan.

B.     Saran

Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA


Abdil Rahman Sholeh,Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,2008 Jakarta:Recana

Bahri Djamarah, syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: rineka Cipta

M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Jakarta, Remaja Posdakarya, 2007

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,2008,Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2003

Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. (Jakarta, Rineka Cipta, 2002)

http://miftahudinaic.blogspot.com/2016/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-proses.html



[1]http://miftahudinaic.blogspot.com/2016/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi proses.html di akses pada tanggal 10 April 2020
[2] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2003),hal 64.
[3] Bahri Djamarah, syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: rineka Cipta hlm 56
[4] Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,2008,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya), hal.67
[5] M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Jakarta, Remaja Posdakarya, 2007), hal.. 107
[6] Ibid, hlm 110
[7] Abdil Rahman Sholeh,Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,2008(Jakarta:Recana), cet.III, hal 221
[8] Drs, Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. (Jakarta, Rineka Cipta, 2002), hal. 152

No comments:

Post a Comment