“Psikologi Belajar”
Tentang :
“Faktor –faktor yang mempengaruhi Proses dan Hasil
belajar”
Dosen Pengampu :Muhammad,
S.Pd.I, M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok : 12
Siti Raihan
Siti Nuraini
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMAN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas dari dosen kami Bapak
Muhammad, S.Pd.I, M.Pd selaku pengampu materi Psikologi Belajar.
Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kuala
Tungkal April 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah
dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan
atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Perubahan yang terjadi itu
sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan individu, perubahan
ini adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar, untuk mendapatkan
hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang
dipengaruhi oleh faktor dan dalam individu dan diluar individu, proses ini
tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis, kecuali bila terjadi dalam diri
seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktifitas belajar yang
telah dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar?
2. Apa Saja
Faktor Isntrumental ?
3. Apa saja faktor Lingkungan?
4. Apa saja faktor fisiologis?
5. Apa saja faktor psikologis?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Memahami faktor lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2. Memahami faktor instrumen yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
3. Memahami faktor fisiologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
4. Memahami faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Proses Belajar
Syaiful Bahri Djamarah (2002:13) mengatakan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku dan pengalaman hidupnya dari hasil interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.[1]
Perubahan yang terjadi itu akibat
dari kegiatan belajar. Yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan ini adalah
hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil
belajar dalam bentuk ‘perubahan’ harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi
oleh faktor dari dalam individu maupun luar individu. Namun, proses disini tidak
dapat dilihat karena bersifat psikologis. Hanya saja dapat dilihat ketika
seorang telah berhasil dalam belajar. Oleh karena itu, proses telah terjadi
dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktifitas
belajar yang telah dilakukannya[2]
Belajar adalah serangkaian kegiatan
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai
dari proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk
“perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dalam
diri individu dan dari luar individu. Proses disini tidak dapat dilihat karena
bersifat psikologis. Oleh karena itu proses belajar telah terjadi dalam diri
seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktivitas belajar yang
telah dilakukan. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, dari tidak berilmu menjadi berilmu, dan sebagainya.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Secara global, faktor- faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:[3]
1.
Faktor internal
(faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa;
2.
Faktor
eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar kita.
Siswa yang bersifat conserving terhadap
ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik biasanya cenderung mengambil
pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, siswa yang
berintelegensi tinggi dan mendapat dorongan positif dari orangtuanya akan
memilih belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena
faktor-faktor itulah, muncul siswa-siswa yang high-achievers
(berprestasi tinggi) dan underachievers (berprestasi rendah) atau gagal
sama sekali. Disini peran guru sangat diharapkan mampu mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan segala
kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat
proses belajar mereka.
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.
Didalamnyalah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan
yang disebut ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri
dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua
lingkungan yang berbeda tersebut selalu saja terjadi dalam mengisi kehidupan
anak didik, yang keduanya sangat berpengaruh terhadap belajar anak didik.
a.
Lingkungan Alami
Lingkungan alami adalah lingkungan tempat tinggal anak
didik, hidup, dan berusaha didalamnya. Dalam hal ini keadaan suhu dan
kelembaban udara sangat berpengaruh dalam belajar anak didik. Anak didik akan
belajar lebih baik dalam keadaan udara yang segar. Dari kenyataan tersebut,
orang cenderung akan lebih nyaman belajar ketika pagi hari, selain karena daya
serap ketika itu tinggi. Begitu pula di lingkungan kelas. Suhu dan udara harus
diperhatikan. Agar hasil belajar memuaskan. Karena belajar dalam keadaan suhu
panas, tidak akan maksimal
b.
Lingkungan Sosial Budaya
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah mahluk sosial
yang tidak bisa hidup sendiri. Begitu pula dengan anak didik. Mereka tidak akan
terlepas dari interaksi sosial. Sebagai contoh interaksi di sekolah, baik
sesama teman, guru, dan sebagainya.
Pada lingkungan ini, sekolah yang merupakan salah satu
lingkungan sosial budaya bagi anak didik, harus diterapkan sebuah peraturan
yang jika dilanggar akan dikenakan sanksi untuk anak didik. Hal ini dalam
mendidik rasa tanggung jawab dan menghormati peraturan.
Lalu, yang harus diperhatikan dalam lingkungan sosial budaya
ini adalah lingkungan dimana anak didik belajar. Misalkan sekolah diusahakan
jauh dari keramaian, seperti pabrik, pasar, arus lalu lintas, bangunan dan
sebagainya. Karena ini akan menyebabkan anak didik tidak berkonsentrasi dalam
belajar.
2. Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah
faktor yang keberadaan danpenggunaanya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar
yangdiharapkan. [4] Faktor-faktor
ini diharapkan dapat berfungsi sebagaisarana untuk tercapainya tujuan-tujuan
belajar yang
telah direncanakan,faktor-faktor instrument ini dapat berwujud faktor-faktorseperti:
a. Gedung perlengkapan belajar
b. Alat-alat praktikum
c. Perpustakaan
d. Kurikulum
e. Bahan / program yang dipelajari
f. Pedoman-pedoman belajar & sebagainya.
3. Kondisi Fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam:
1. Keadaan Jasmani.
Keadaan
jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan
jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga
kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :
a. Menjaga
pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh,
karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu
dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
b. Rajin
berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat.
c. Istirahat
yang cukup dan sehat.
2. Keadaan Fungsi Jasmani/Fisiologis.
Selama
proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat
memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi
dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.
Dalam
proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan
ditangkap oleh manusia. Sehingga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca
indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan
telinga.
Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik.
Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan
kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang
bergizi, dan lain sebagainya.
4. Kondisi Psikologis
Faktor psikologis yang
mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan
kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan
belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.[5]
Beberapa factor psikologis
yang utama memngaruhi proses belajar adalah :
a.
Kecerdasan /Intelegensi
Siswa
Intelegensi adalah kecakapan
yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menhadapi dan menyesuaikan
kedalam situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau konsep-konsep
yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajardalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai
tingkatintelegensi yang rendah.
Pada umumnya kecerdasan
diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Dengan
dmikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi
juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan,
tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena
fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari
hamper seluruh aktivitas manusia.
b.
Motivasi
Motivasi adalah salah satu
faktor yang
mempengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
Dari segi sumbernya motivasi dibagi
menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang
siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca,
karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga
telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang
efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari
luar(ekstrinsik).
c.
Minat
Secara sederhana,minat
(interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Menurut Reber Syah, minat bukanlah istilah yang popular dalam
psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya,
seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan[6]
Namun lepas dari
kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena
memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau
bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang
guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik
terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membangkitkan minat
belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan
membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan,
baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa
mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa
(kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun
performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini,
alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa
sesuai dengan minatnya.
d.
Sikap
Dalam proses belajar, sikap
individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala
internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan
sebaginya, baik secara positif maupun negatif.
Sikap siswa dalam belajar
dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru,
pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap
yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang
professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi
siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empati, sabar, dan tulus
kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaranyang diapunya dengan baik dan
menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan
tidak menjemukan, meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri
siswa.
e.
Bakat
Faktor psikologis lain yang
memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude)
didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating. Berkaitan dengan belajar,
Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang
siswa untuk belajar.[7]Dengan
demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang
diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang
mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan
dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan
dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah
menyerap informasiyang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
f.
Perhatian
Tentulah dapat diterima
bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan
memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya
kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini
dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu,
seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek
didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi
dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.
Strategi pembelajaran
seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik.
Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja,
alamiah, yang muncul dari dorongan-doronganuntuk mengetahui sesuatu, seperti
kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di balik keributan di samping
rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa
perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif
dari pada perhatian yang disengaja.
g.
Pengamatan
Pengamatan adalah cara
pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan,
pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bagi masuknya pengaruh dari
luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya
bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan
pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan
modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara
unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam
proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya
dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh
subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.
h.
Ingatan
Secara teoritis, ada 3
aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima
kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena
fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan
untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.[8]
Kecakapan merima kesan sangat sentral
peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu
mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
i.
Berfikir
Definisi yang paling umum
dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang.
Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan
antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa
pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada
dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1)
pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan
kesimpulan.
j.
Motif
Motif adalah keadaan dalam
diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian
hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam
ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di
dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang
subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam
tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar,
motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi
dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik
perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa
dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun
kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang
atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor
suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga
dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik. Melalui
grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai
teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk
meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari simpulan-simpulan diatas, dapat
disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
anak didik adalah,
1.
Faktor lingkungan
Meliputi
lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.
2.
Faktor Instrumental
Meliputi,
kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan Guru.
3.
Faktor Fisiologis
Meliputi,
kondisi fisik dan panca indra.
4.
Faktor Psikologis
Meliputi
minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.
Yang jika faktor-faktor ini
terpenuhi, hasil belajar anak didik akan memuaskan.
B. Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdil Rahman Sholeh,Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,2008 Jakarta:Recana
Bahri Djamarah, syaiful. 2011. Psikologi
Belajar. Jakarta: rineka Cipta
M. Ngalim Purwanto. Psikologi
Pendidikan. Jakarta, Remaja Posdakarya, 2007
Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,2008,Bandung:PT
Remaja Rosdakarya
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2003
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi
Belajar. (Jakarta, Rineka Cipta, 2002)
http://miftahudinaic.blogspot.com/2016/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-proses.html
[1]http://miftahudinaic.blogspot.com/2016/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi
proses.html di akses pada tanggal 10 April 2020
[4] Muhibbin
Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,2008,(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya), hal.67
[5] M. Ngalim Purwanto. Psikologi
Pendidikan. (Jakarta, Remaja Posdakarya, 2007), hal.. 107
[6] Ibid, hlm 110
[7] Abdil Rahman
Sholeh,Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,2008(Jakarta:Recana),
cet.III, hal 221
[8] Drs, Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi
Belajar. (Jakarta, Rineka Cipta, 2002), hal. 152
No comments:
Post a Comment