Iklan Sponsor

Wednesday 6 May 2020

Kewajiban Mencari Ilmu


MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“AL - QUR’AN HADIST”
Dosen Pengampu : M. Arsyad, S.Pd.I., M.Pd.I
Tentang: Kewajiban Mencari Ilmu

Description: Image result for logo stai an nadwah

Disusun oleh :
Kelompok VIII
Ramayana
Rizki Istiqomah

SEMESTER IV




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
            Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet dan perpustakaan. Kami telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagaimacam bahan tentang Kewajiban Mencari Ilmu.”
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca.
            Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalam

Kuala tungkal,  April 2020




Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................ 1
B.      Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C.     Tujuan Pembahasan.................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A.    Pengertian Menuntut/Mencari Ilmu.......................................................... 2
B.     Kewajiban Menuntut Ilmu........................................................................ 3
C.     Keutamaan Orang Yang Berilmu.............................................................. 5
BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................... 9
B.     Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk itu, maka diutuslah Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik. Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal dan kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal itu terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan akhirat. Ilmu pengetahuan dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama atau akhirat. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk menuntuk ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan menuntut/mencari ilmu ?
2.      Mengapa manusia wajib menuntut ilmu ?
3.      Apakah keutamaan orang yang berilmu ?

C.  Tujuan Pembahasan

1.      Untuk mengetahui pengertian menuntut/mencari  ilmu
2.      Untuk mengetahui kewajiban menuntut  ilmu
3.      Untuk mengetahui keutamaan orang yang berilmu




BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Menuntut/ Mencari Ilmu

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.
Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum beramal.Maksud dari beramal adalah melakukan kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan manusia dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan  mengetahui ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.
Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaima sabda Nabi Muhammad Saw. Artinya :
Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah Taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.
Perbedaan Orang yang Berilmu dengan Orang Bodoh Dalam Al- Qur’an Allah SWT. Berfirman:
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya: "(apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu waktu malam dengan sujud dan

berdiri, sedang dia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang- orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran."(Az-Zumar:9)
Allah SWT membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang jahil.Keduanya tidak sama. Terlepas dari substansi ilmu pengetahuan, yang terpenting adalah antara orang yang berilmu dengan orang yang bodoh jelas tidaklah sama.Seperti halnya antara orang yang buta dan orang yang melihat,kegelapan dan cahaya, orang yang hidup dana mati, manusia dan hewan, serta antara penghuni surga dan penghuni neraka.[1]

B.  Kewajiban Menuntut Ilmu

Dasar hukum menuntut ilmu yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits nabi Muhammad saw. Banyak sekali hadits dan ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang menuntut ilmu.[2]
Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban. Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi sebagai seorang muslim itu wajib hukumnya seperti dalam sebuah hadits disebutkan bahwa :
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.”
(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya: Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913)
Maka jelas kiranya bahwa menuntut ilmu pengetahuan memang diwajibkan. Dengan ilmu kita bisa meraih dunia, dengan ilmu kita dapat meraih akhirat dan dengan ilmu pula kita bisa meraih kedua-duanya.[3]
Firman Allah pada surat Al-Alaq ayat 1-5 , berbunyi :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾
Artinya : “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan , Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” ( Al-Alaq : 1-5)
Ini ayat pertama yang turun kepada Rasulullah. Ayat ini berisi perintah untuk membaca,menulis, dan juga belajar. Allah telah memberikan manusia sifat fitrah dalam dirinya untuk bisa belajar dan menggapai bermacam ilmu pengetahuan dan keterampilan hingga dapat menambah kemampuannya untuk mengembanamanat kehidupan di muka bumi ini.[4]
Rasulullah sering berbicara tentang keutamaan ilmu dan bahkan mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu. Perintah untuk menuntut ilmu ini merupakan salah satu pusat perhatian Islam bagi para pemeluknya.
Manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu karena hal ini sebenarnya telah dijawab oleh Al-Qur’an sendiri. Dimana menurut Al-Qur’an, Allah menciptakan manusia dalam keadaan vakum dari ilmu, lalu Allah memberinya perangkat ilmu agar mampu menggali ilmu dan mempelajarinya. Karena memang ilmu itu harus digali, dipelajari, dan diamalkan.
Seberapapun tingginya ilmu dan pengetahuan manusia, hanyalah merupakan sebagian kecil saja dari ilmu Allah. Namun kesempatan untuk memperoleh sebagian- sebagian dari ilmu Allah yang lain tetaplah ada selama manusia mempunyai kemauan, kemampuan dan usaha. Kemudian Allah Berfirman dalam surah Al -  Isra’ : 26
وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
Artinya : “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”(Q.s Al – Isra’  26)
Dalam ayat ini berisi perintah untuk berbuat baik kepada kaum dhuafa seperti orang orang miskin, orang terlantar, dan juga orang yang dalam perjalanan. Sebagai orang yang berilmu ada hak lainnya yang harus ditunaikan adalah "mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih saya satu sama lain, saling bersilaturahmi, bersikap lemah lembut dan sopan santun, memberikan bantuan kepada mereka, dan memberikan sebagaian rizeki yang Allah swt berikan kepada kita semua.
Bahwa tidak ada jalan untuk mengenal Allah, meraih ridha-Nya serta menggapai keuntungan dan kedekatan dengan-Nya, kecuali dengan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dengannya Allah mengutus para Rasul, menurunkan kitab-kitab, dan dengannya pula memberi petunjuk dari kesesatan dan kebodohan. Dengan ilmu terungkaplah seluruh keraguan, khurafat dan kerancuan. (Q.S. Al Maidah [5]: 15-16) dan (Q.S. Al-A’raf [7] : 157).

C.  Keutamaan Orang Yang Berilmu

Selain Al-Qur’an banyak sekali hadits yang menjelaskan keutamaan ilmu dan kedudukan ulama, baik dimata Allah maupun dimata manusia, di dunia maupun di akhirat. Ulama di hargai demikian tingginya tak tertandingi oleh siapapun, dan tak mungkin dapat dikejar, kecuali melalui ilmu.[5]
Berikut beberapa keutamaan ilmu yang disebutkan didalam Al-qur’an dan As- Sunnah:
1.      kelebihan ilmu dibanding ibadah
Salah satu fadhilah ilmu dari ibadah adalah bahwa kebanyakan manfaat ibadah terbatas pada pelakunya. Orang yang melakukan salat atauberpuasa, haji, zikir dan ibadah yang lai, akan mendapat kebaikan-kebaikan amal perbuatannya dan peningkatan derajatnya. Tetapi, masyarakat lain tidak akan mndapat ganjaran mereka sedikitpun secara langsung. Berbeda dengan ilmu; ia bermanfaat jauh melampui si pilaku itu sendiri, sampai pada orang yang mendengarnya, atau membacanya. Ilmu tidak mengenal ikatan, tidak pula mengakui adanya dinding dan jurang pemisah. Lebih-lebih pada zaman kita sekarang, ketika ilmu tersebar luas melalui radio dan televisi yang dapat ditangkap dalam beberapa detik dan bahkan dalam seketika itu juga para pendengar dan para pemirsa yang ada diberbagai tempat.
2.      Ilmu tidak terputus lantaran berahirnya hayat
Ilmu tidak terputus lantaran berahirnya hayat, dan ilmu tidak mati dengan kematian pemiliknya. Tetapi bagi orang yang salat, atau berpuasa, atau membayar zakat,berhaji, berumroh, bertasbih, bertahlil, berzikr, dan bertakbir, semua amal ini mendapat balasandari allah, tetapi balasan itu terputus lantaran selesai atau berakhirnya amala tertentu. Adapun ilmu, ia terus berpengaruh selama orang masih memanfaatkanya.[6]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
"Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih yang mendo'akannya." (HR. Muslim no.1631)
Betapa besarnya kebaikan yang akan didapatkan oleh orang yang berilmu berupa pahala dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Dan pahala tadi akan terus mengalir kepadanya tanpa terputus selama ilmunya disampaikan oleh murid-muridnya dari generasi ke generasi berikutnya, dan selama kitab-kitabnya dan tulisan-tulisannya dimanfaatkan oleh para hamba di berbagai negeri, dan seperti inilah pahala dan ganjaran orang yang berilmu akan tetap sampai kepadanya setelah kematiannya dengan sebab ilmu yang telah dia tinggalkan untuk manusia, di mana mereka mengambil manfaat terhadap ilmunya.
3.      Orang yang berilmu akan ditinggian derajatnya
Sesungguhnya allah akan meningkatkan derajat orang-orang yang mau menuntut ilmu sebagaimana firmannya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya :Hai orang orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “ Berlapang lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( Q.S Al-Mujaadilah:11)
Ditinggikannya derajat dengan beberapa derajat, ini menunjukkan atas besarnya keutamaan, dan ketinggian di sini mencakup ketinggian maknawiyyah di dunia dengan tingginya kedudukan dan bagusnya suara (artinya dibicarakan orang dengan kebaikan) dan mencakup pula ketinggian hissiyyah (yang dirasakan oleh tubuh dan panca indera) di akhirat dengan tingginya kedudukan di jannah. (Fathul Baarii 1/141)
Allah pun akan meninggikan derajat orang orang yang berilmu sebagaimana diri-Nya memuliakan diri-Nya dan mengagungkan kekuasaan-Nya, lalu setelahnya Dia memuliakan malaikat dan kemudian memuliakan orang orang yang berilmu, sebagaimana firman-Nya:
Artinya :“ Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan(yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S Ali Imran:18)
4.      menuntut ilmu merupakan ibadah dan akan dipermudah jalan menuju syurga
Menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan merupakan Ibadah yang paling agung dan paling utama, sehingga Allah menjadikannya sebagai bagian dari jihad fisabilillah, sebagaimana firmanNya dalam surat At Taubah 122
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Artinya :tidak sepatutnya bagi mu’min itu pergi semuanya (medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member peringatan pada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
Rosulullah bersabda:
Artinya: barang siapa menempuh jalan demi mengharapkan suatu ilmu, maka allah akan mempermudah jalan baginya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya karena keridhaannya akan pencari ilmu. Sesungguuhnya semua yang ada di langit dan di bumi dan bahkan lumba-lumba di lautan sekalipun, akan selaly memintakan ampunan bagi orang yang berilmu
5.      ilmu adalah kehidupan dan cahaya
Dalam banyak ayat, Al qur’an menganggap ilmu sebagai kehidupan dan cahaya, sedangkan kebodohan merupakan kematian dan kegelapa. Seperti diketahui semua bentuk kejahatan disebabkan oleh ketiadaan kehidupan dan cahaya,dan semua kebaikan disebabkan oleh cahaya dan kehidupan.[7]







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.
2.      Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban. Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat.
3.      Selain Al-Qur’an banyak sekali hadits yang menjelaskan keutamaan ilmu dan kedudukan ulama, baik dimata Allah maupun dimata manusia, di dunia maupun di akhirat. Ulama di hargai demikian tingginya tak tertandingi oleh siapapun, dan tak mungkin dapat dikejar, kecuali melalui ilmu.

B.     Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu pemakalah memohon saran dan kritik para pembaca demi kesempurnaan makalah pemakalah berikutnya.









DAFTAR PUSTAKA


Musfir bin Said Az-zahrani. 2005. Konseling terapi, Jakarta:Gema Insani.
Nata. Abuddin. 1992.  Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan.
Saifuddin.1982. Metode dan Etika Pengembangan Ilmu. Bandung: CV Rosda.
Qardhawi. Yusuf . 1998. Al-Qur’an berbica akal dan ilmu pengetahuan. Jakarta:Gema Insani.



                [1]Abuddin Nata. Al-Qur’an dan Hadits,( Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan,1992) ,Hlm.117
                [2]Yusuf Qardhawi. Al-Qur’an berbica akal dan ilmu pengetahuan, (Jakarta:Gema Insani,1998), hlm.88

[3] Ibid. Hlm 89
[4] Yusuf Qardhawi. Al-Qur’an berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan,(Jakarta :Gema Insani), Hlm.93

[5] Musfir bin Said Az-zahrani.Konseling terapi,(Jakarta:Gema Insani,2005). Hlm. 295
[6] Ibid. Hlm 296
                [7] Saifuddin.Metode dan Etika Pengembangan Ilmu. (Bandung:CV Rosda.1989). Hlm. 24

No comments:

Post a Comment