MAKALAH
“PASAR MONOPOLI”
Dosen
Pengampu : Sri Kasnelly, SE., MM
Disusun
oleh :
MISDAWATI
SEMESTER II/E
JURUSAN EKONOMI SYARIAH (ESY)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb
Puji
dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur
atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet dan perpustakaan.
Kami telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagaimacam bahan tentang
“Pasar Monopoli”.
Kami
sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para
pembaca.
Demikianlah
makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf
yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalam
Kuala
Tungkal, Maret 2020
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Ciri-Ciri Pasar Monopoli........................................................................... 2
B.
Penyebab
Munculnya Monopoli .............................................................. 3
C.
Pendapatan Monopoli............................................................................... 6
D.
Maksimisasi
Keuntungan Dalam Pasar Monopoli..................................... 9
E.
Prosedur
Penetapan Harga Monopoli........................................................ 13
F.
Kurva
Penawaran Dan Monopoli ............................................................ 14
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Apabila dalam pasar persaingan sempurna sejumlah besar penjual dan
pembeli suatu produk memastikan bahwa tidak satupun penjual atau pembeli dapat
mempengaruhi harga. Dalam hal ini kekuatan penawaran dan permintaan yang menentukan
harga. Produsen secara sendiri-sendiri menerima harga sebagai dasar untuk
menentukan berapa banyak yang harus mereka produksi. Demikian halnya konsumen
mengambil harga pasar dalam mempertimbangkan berapa barang atau jasa yang
dibeli.
Pada sisi lain pasar monopoli adalah bentuk pasar yang bertolak
belakang dengan pasar persaingan sempurna. Monopoli adalah suatu bentuk pasar
di mana hanya terdapat satu perusahaan yang menjual barang atau jasa di pasar,
serta barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut tidak memiliki
barang pengganti yang dekat.
Monopoli adalah
satu-satunya produsen atas suatu produk, dan kurva permintaan yang dihadapinya
adalah kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar dalam hal ini
menghubungkan harga yang diterima oleh pelaku monopoli dengan jumlah produk
yang akan ditawarkan untuk dijual. Jadi pada bab ini kita akan melihat
bagaimana pemain monopoli dapat memanfaatkan pengendalian harga dan jumlah yang
memaksimalkan keuntungan, berbeda dengan seharusnya terjadi pada pasar
persaingan sempurna.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa ciri-ciri pasar monopoli ?
2. Apa penyebab munculnya
monopoli ?
3.
Bagaimana pendapatan monopoli ?
4. Bagaimana Maksimisasi
Keuntungan dalam Pasar Monopoli ?
5.
Apa prosedur penetapan harga monopoli ?
6.
Apa kurva penawaran dan monopoli ?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Ciri-ciri Pasar Monopoli
Pasar monopoli memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan pasar persaingan
sempurna. Adapun ciri-ciri perusahaan monopoli antara lain:
Ciri pertama pasar monopoli adalah hanya terdapat satu perusahaan dalam
industri. Sifat ini pada dasarnya sudah jelas dalam pengertian pasar monopoli.
Oleh karena itu barang dan jasa yang dihasilkan tidak dapat diperoleh dari
perusahaan lain. Jadi para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, apabila mereka
menginginkan barang tersebut, maka mereka harus membeli dari perusahaan
monopoli tersebut. Syarat-syarat dan harga jual sepenuhnya ditentukan oleh
monopoli serta para pembeli tidak dapat berbuat banyak dalam menentukan harga
dan syarat jual beli.
Ciri kedua dari pasar monopoli yaitu barang yang dihasilkan tidak
memiliki barang pengganti yang mirip. Barang yang dihasilkan oleh perusahaan
monopoli merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak
terdapat barang pengganti yang mirip yang dapat menggantikan barang tersebut.
Mocrosof Window dan Listrik misalnya tidak memiliki barang pengganti yang
mirip. Yang ada adalah barang pengganti yang sifatnya sangat berbeda, seperti
listrik barang pengganti adalah lilin dan lampu minyak. Lampu minyak dan lilin
tidak dapat menggantikan listrik karena tidak dapat digunakan untuk
mendinginkan kulkas dan menyalakan TV dan sebagainya.
Ciri ketiga dari pasar monopoli yaitu sangat sulit bagai perusahaan
lain untuk masuk dalam industri. Ciri ini merupakan sebab utama yang
menyebabkan perusahaan memiliki kekuatan monopoli. Apabila ciri ini tidak ada
maka tidak akan ada perusahaan monopoli, karena tanpa adanya halangan yang
besar, maka perusahaan lain akan turut dalam industri tersebut. Keuntungan yang
diperoleh perusahaan monopoli tidak mendorong perusahaan lain untuk ikut dalam
industri tersebut, disebabkan karena adanya hambatan yang cukup kuat. Hambatan
itu dapat berupa Undang-Undang, ada bersifat teknologi yang sangat canggih
seperti
Mocrosof
Window sehingga sangat sulit untuk dicontoh, dan hambatan-hambatan lainnya.
Ciri keempat dari pasar monopoli yaitu perusahaan adalah penentu harga.
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya perusahaan dalam
industri maka dialah yang menentukan harga (price maker). Oleh karena
itu perusahaan monopoli dapat melakukan pengendalian jumlah produk yang
ditawarkan untuk dapat menentukan harga pada tingkat yang diinginkan.
Ciri kelima dari perusahaan
monopoli yaitu perusahaan tidak perlu melakukan promosi yang gencar. Oleh
karena monopoli merupakan satu-satunya perusahaan dalam industri, maka
perusahaan tidak perlu melakukan promosi dengan iklan. Konsumen yang membeli
produk yang dihasilkan tidak punya pilihan lain. Walaupun perusahaan monopoli
terkadang melakukan iklan, namun pada dasarnya iklan yang dilakukan bertujuan
untuk menjaga hubungan baik dengan konsumen.
B.
Penyebab Munculnya Monopoli
Penyebab munculnya perusahaan monopoli karena hambatan masuk dalam
industri. Suatu monopoli akan terus menjadi pemain tunggal dalam pasar karena
perusahaan lain tidak mampu masuk ke dalam pasar itu untuk bersaing dengannya.
Hambatan untuk masuk ini muncul karena tiga hal yaitu: penguasaan sumber daya,
karena diciptakan oleh pemerintah, dan monopoli alamiah.
1.
Penguasaan Sumber Daya
Cara paling mudah bagi perusahaan untuk
melakukan monopoli adalah dengan menguasai sumber daya pokok. Walaupun
penguasaan sumber daya pokok berpotensi menyebabkan monopoli, namun dalam
praktek monopoli sangat jarang terjadi karena alasan ini. Dalam kondisi ekonomi
dewasa ini dengan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh banyak orang, di mana
banyak barang yang diperdagangkan secara internasional, maka ruang lingkup
alamiah dari pasar adalah seluruh dunia.
Oleh karena itu hanya sedikit perusahaan
yang memiliki sumber daya yang tidak tergantikan.
Sebagai contoh yang klasik dari perusahaan
monopoli yang muncul akibat pemilikan suatu sumber daya adalah DeBeers,
perusahaan berlian di Afrika Selatan. DeBeers menguasai sekitar 80 persen dari
total produksi berlian di seluruh dunia. Walaupun mereka tidak dapat menguasai
100 persen pasar berlian, tetapi DeBeers punya pengaruh yang sangat besar dalam
menentukan harga jual berlian.
2.
Monopoli yang Diciptakan
oleh Pemerintah
Dalam banyak kasus, monopoli terjadi karena
pemerintah telah memberikan hak eksklusif kepada seseorang atau kepada suatu
perusahaan untuk menjual barang atau jasa. Tidak jarang terjadi monopoli timbul
karena pengaruh politik yang dimiliki calon monopoli. Pada masa lalu, raja-raja
memberikan izin khusus untuk berbisnis hanya kepada teman dan sekutu mereka. Di
samping itu pemerintah juga dapat memberikan apabila dipandang sesuai dengan
keinginan publik.
Hak paten dan hak cipta merupakan dua contoh
penting tentang bagaimana pemerintah menciptakan monopoli dalam upaya untuk
memenuhi keinginan publik. Apabila suatu perusahaan farmasi menemukan suatu
obat baru, maka perusahaan tersebut dapat mendaftarkan hak paten atas obat
tersebut kepada pemerintah, dan apabila pemerintah memandang bahwa obat
tersebut adalah benar-benar baru, maka hak paten akan dikeluarkan sehingga
perusahaan farmasi tersebut memiliki hak tunggal untuk membuat dan menjual obat
selama 20 tahun. Demikian hal dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh para
ilmuwan dapat mendaftarkan hasil temuan kepada pemerintah untuk memperoleh hak
paten. Hak cipta adalah jaminan dari pemerintah bahwa tidak ada orang lain yang
dapat menggandakan dan menjual karya tersebut tanpa seizin dengan penemu atau
penulisnya.
Dampak dari hak paten dan hak cipta dapat
dilihat dengan mudah. Hal tersebut disebabkan karena aturan tersebut memberikan
kekuasaan kepada suatu produsen untuk memonopoli pasar. Oleh karena itu harga
pasar atas produk yang diproduksinya akan jauh lebih tinggi dibanding apabila
barang tersebut dijual pada pasar yang bersaing. Perusahaan farmasih
diperbolehkan untuk memonopoli obat-obat yang mereka temukan dengan tujuan agar
mereka terus menerus melakukan riset yang membutuhkan dana besar. Para penulis
buku diperbolehkan untuk melakukan monopoli atas buku yang ditulisnya agar
mereka terus dapat menulis buku yang lebih baik.
Oleh karena itu monopoli karena hak paten dan
hak cipta memiliki dampak positif dan negatif. Sisi positif atas hak paten dan
hak cipta adalah adanya insentif yang lebih tinggi untuk mendorong kreativitas.
Sementara sisi negatif muncul akibat yang ditentukan monopoli tersebut mungkin
memberatkan konsumen.
Di Indonesia perusahaan listrik negara (PLN)
adalah satu bentuk perusahaan monopoli yang diciptakan oleh negara. Di
Indonesia hanya ada satu produsen listrik yaitu PLN. Listrik yang dihasilkan
oleh PLN tidak mempunyai substitusi yang mirip, dan perusahaan-perusahaan lain
sangat sulit untuk memasuki industri listrik karena adanya hambatan (barrier to
entry) dinama PLN diberi hak monopoli berdasarkan Undang-Undang.
3.
Monopoli Alamiah
Apabila suatu perusahaan dapat menyediakan barang atau
jasa pada seluruh pasar yang membutuhkannya dengan biaya yang lebih rendah dari
perusahaan lain yang ada di sekitarnya. Suatu monopoli alamiah muncul ketika
terdapat skala ekonomi (economies of scale) pada suatu output tertentu. Gambar
menunjukkan biaya rata-rata suatu perusahaan yang memiliki sakala ekonomi.
Gambar. menunjukkan bahwa suatu perusahaan
tunggal dapat menghasilkan output sejumlah berapapun dengan biaya minimum.
Artinya untuk jumlah output berapapun, sejumlah perusahaan akan menghasilkan
jumlah output per perusahaan yang lebih sedikit, sementara biaya total
rata-rata lebih tinggi.
Sebagai contoh monopoli alamiah adalah
perusahaan air daerah (PDAM). Untuk mendistribusikan air bersih ke pada
penduduk kota, suatu perusahaan harus membangun jaringan pipa pada seluruh
wilayah yang ada dalam kota itu. Masing-masing perusahaan harus menanggung biaya
tetap berupa pembangunan jaringan pipa air. Oleh karena itu biaya total
rata-rata aras penyediaan air ini akan minimal apabila hanya ada satu
perusahaan yang melayani kebutuhan air pada satu kota.
Ketika suatu perusahaan monopoli alamiah,
perusahaan tersebut tidak akan terlalu peduli dengan perusahaan-perusahaan baru
yang akan masuk ke pasar itu dan mengurangi kemampuan monopolinya. Hal tersebut
disebabkan karena perusahaan-perusahaan lain yang akan masuk ke pasar di mana
terdapat monopoli alamiah, maka perusahaan yang akan masuk sadar benar bahwa
mereka sangat kesulitan untuk dapat mencapai tingkat biaya yang sama rendahnya
dengan si monopoli yang ada.
C.
Pendapatan Monopoli
Misalkan suatu kota yang hanya memiliki satu produsen yang menyediakan
air bersih. Tabel 8.1. menunjukkan bahwa pendapatan pelaku monopoli penyediaan
air tergantung dari jumlah air yang disalurkannya kepada konsumen.
Tabel. Pendapatan
Total,Rata, dan Marjinal Pelaku Monopoli
Tabel menunjukkan bahwa pada kolom pertama dan kedua (jumlah dan harga)
menunjukkan skedul permintaan atas pelaku monopoli. Apabila pelaku monopoli
hanya menjual satu kubik air, harganya adalah Rp. 28.000, namun apabila memproduksi
2 kubik maka harganya harus diturunkan menjadi Rp. 26.000 supaya kedua kubik
air tersebut laku terjual. Dan apabila monopoli memproduksi 3 kubik air, harga
harus diturunkan menjadi Rp. 24.000, kemudian jika memproduksi 4 galon air
harganya harus diturunkan lagi menjadi Rp. 22.000 dan seterusnya. Apabila kita
membuat grafik pada angka-angka yang ada pada kolom satu dan dua, maka kita
akan mendapatkan suatu kurva permintaan yang menurun sebagaimana kurva
permintaan pada umumnya.
Kolom ketiga pada tabel menunjukkan tentang pendapatan total perusahaan
monopoli. Jumlah ini sama dengan jumlah barang yang dijual (kolom 1) dikali
harga barang yang dijual (kolom 2). Kolom keempat merupakan pendapatan
rata-rata pelaku monopoli. Pendapatan rata-rata perusahaan monopoli dihitung
dengan cara membagi kolom total pendapatan (kolom 3) dibagi dengan kolom jumlah
(kolom 1). Pendapatan rata-rata suatu produk selalu sama dengan harga barang.
Hal seperti ini juga berlaku untuk perusahaan monopoli.
Kolom terakhir adalah kolom penerimaan marjinal (kolom 5) perusahaan
monopoli, yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh perusahaan monopoli atas
setiap tambahan 1 unit barang yang dijual. Untuk menghitung pendapatan marjinal
kita mengambil perubahan pada pendapatan total apabila jumlah penjualan
meningkat satu unit. Misalnya ketika perusahaan memproduksi 2 kubik air,
pendapatan totalnya adalah Rp. 52.000, naiknya produksi menjadi tiga, maka
penerimaan total menjadi Rp. 72.000. Jadi pendapatan marjinal adalah Rp. 72.000
– Rp. 52.000 = Rp 20.000.
Tabel sangat penting untuk menjelaskan dasar perilaku perusahaan
monopoli. Terlihat bahwa pendapatan marjinal pelaku monopoli selalu lebih kecil
dari harga barang yang dijualnya. Misalnya ketika perusahaan menaikkan produksi
dari 2 kubik air menjadi tiga 3 kubik air, maka pendapatan total hanya naik
sebesar Rp. 20.000 saja walaupun setiap kubiknya dapat terjual seharga Rp.
24.000. Untuk perusahaan monopoli pendapatan marjinal lebih kecil dari harga
karena suatu monopoli menghadapi kurva permintaan menurun. Untuk meningkatkan
jumlah barang yang terjual, maka suatu perusahaan monopoli harus menurunkan
harga barang yang dijualnya. Jadi untuk menjual kubik yang ketiga maka
perusahaan monopoli harus rela mendapatkan pendapatan yang lebih sedikit atas
kubik pertama, kedua, dan ketiga.
Pendapatan marjinal untuk perusahaan monopoli sangat berbeda dengan
pendapatan marjinal perusahaan bersaing. Ketika suatu perusahaan monopoli
meningkatkan volume penjualannya, terdapat dua dampak pada pendapatan total
(PxQ) yaitu; (1) efek output (lebih banyak barang yang dijual, sehingga Q lebih
besar dan (2) efek harga, yaitu harga akan turun jadi P lebih rendah dari
sebelumnya.
Dalam perusahaan bersaing suatu perusahaan dapat menjual produknya
berapa pun yang mereka inginkan pasar. Oleh karena itu efek harga tidak
terjadi. Ketika suatu perusahaan bersaing meningkatkan omzet penjualannya
sebesar 1 unit, maka harga pasar tidak berubah sehingga pendapatan yang
sebelumnya diterima tidak berkurang. Karena perusahaan bersaing adalah price
taker, maka pendapatan marjinalnya sama dengan harga jual produknya.
Sebaliknya ketika suatu pelaku monopoli meningkatkan penjualannya sebesar 1
unit, maka harganya harus turun untuk setiap produk yang dijualnya, dan
pemotongan harga ini akan mengurangi pendapatan pada unit yang terbiasa
dijualnya. Jadi pendapatan marjinal suatu perusahaan monopoli lebih kecil dari
harga barang yang dijualnya.
Gambar menunjukkan kurva permintaan dan pendapatan marjinal untuk suatu
perusahaan monopoli. Oleh karena harga yang dikenakan perusahaan sama dengan
pendapatan rata-rata, maka kurva permintaan sama dengan kurva pendapatan
rata-rata. Kurva ini selalu berawal pada titik yang sama pada sumbu vertikal
karena pendapatan marjinal dari unit pertama yang terjual sama dengan harga
barang itu, namun selanjutnya karena alasan yang dijelaskan, maka pendapatan
marjinal pelaku monopoli akan menjadi lebih kecil dari pada harga barang. Oleh
karena itu kurva marjinal pelaku monopoli berdada di bawah kurva permintaan.
D.
Maksimisasi Keuntungan dalam
Pasar Monopoli
Secara matematis Q* adalah laba maksimum. Laba (Π) adalah selisih
antara total penerimaan dan total biaya;
Π(Q) = R(Q) – C(Q)
Dimana
Π = laba
Q = kuantitas
R = Revenue (Penerimaan)
C = Cost (Biaya)
Apabila Q dinaikkan dari nol, maka laba akan bertambah hingga mencapai
titik maksimum dan kemudian menurun. Jadi maksimisasi laba Q adalah sebesar
titik maksimum seperti tersebut, maka
Oleh karena ӘR/ ӘQ adalah penerimaan marjinal dan ӘC/ӘQ adalah biaya
marjinal, maka kondisi yang memaksimumkan laba adalah MR - MC = 0 atau MR=MC.
Contoh Soal;
PT. ABC adalah sebuah perusahaan monopoli memproduksi barang X dengan
biaya produksi; TC = 100 + Q2, dan mempunyai fungsi permintaan pasar P = 80 –
Q. Berdasarkan informasi tersebut:
1.
Berapa besar produk yang harus
diproduksi dan harga jual produknya agar laba maksimum?
2.
Berapa besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan pada kondisi laba maksimum tersebut.
Jawab
1. Laba adalah total penerimaan dikurangi total biaya
Π = TR – TC
TR = P.Q
TR = (80 –Q)Q
TR = 80Q – Q2
Π = TR – TC
Π = (80Q – Q2) – (100 + Q2)
Π = - 2Q2 + 80Q – 100
Agar
laba maksimum ӘΠ / ӘQ = 0
ӘΠ / ӘQ = -4Q + 80 = 0
4Q = 80
Q = 20
Jadi laba maksimum diperoleh pada saat jumlah yang diproduksi dan
dijual sebesar 20 unit.
Sementara
harga jual produk adalah:
P = 80 – Q
P = 80 – 20
P = 60
Jadi
harga jual produk adalah 60.
Besarnya
keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat dihitung:
Π = (80Q – Q2) – (100
+ Q2)
Sementara harga jual produk adalah:
P = 80 – Q
P = 80 – 20
P = 60
Jadi harga jual produk adalah 60.
Besarnya keuntungan yang diperoleh
perusahaan dapat dihitung:
Π = (80Q – Q2) – (100 + Q2)
= {80(20) – 202}- (100 + 202)
= (1.600 – 400) – (100+400)
= 1.200 – 500
= 700
Jadi jumlah keuntungan yang peroleh
perusahaan adalah 700.
Cara lain
untuk menghitung maksimisasi keuntungan adalah:
MR = MC
MR = ӘTR/ ӘQ = 80 -2Q
MC = ӘTC/ ӘQ = 2Q
MR = MC
80 – 2Q = 2Q
4Q = 80
Q = 20
Gambar (a) menunjukkan bahwa apabila perusahaan monopoli memproduksi
sedit output atau sama sekali tidak memproduksi, maka perusahaan akan rugi,
karena adanya biaya tetap yang ditanggung sebesar 100. Keuntungan akan
meningkat apabila produksi meningkat, dan mencapai titik maksimum pada saat
perusahaan monopoli memproduksi sebesar 20 unit dengan laba $ 700, selanjutnya
akan turun apabila kuantitas terus dinaikkan. Pada saat laba maksimum,
kemiringan kurva penerimaan dan biaya adalah sama (garis r dan c sejajar).
Kemiringan kurva penerimaan adalah ӘR/ӘQ atau penerimaan marjinal, sementara
kemiringan kurva biaya adalah ӘC/ӘQ atau biaya marjinal. Oleh karena laba
maksimal diperoleh apabila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal. Jadi
kemiringan keduanya adalah sama.
Gambar (b) menunjukkan kurva penerimaan rata-rata dan penerimaan
marjinal serta kurva biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perhatikan bahwa
penerimaan marjinal dan biaya marjinal berpotongan pada titik Q*=20. Pada
jumlah tersebut biaya rata-rata per unit adalah $25 dan harga per unit adalah
$60. Jadi laba rata-rata per unit adalah $60-$25 = $35. Oleh karena jumlah yang
terjual adalah 60 unit, maka laba total adalah 60($35) = $700 sama dengan luas
segi empat ABCE.
E.
Prosedur Penetapan Harga
Monopoli
Untuk melakukannya, pertama-tama persamaan untuk penerimaan marjinal:
Catatan, bahwa
marjinal revenue dari penambahan unit jumlah yaitu Ә(PQ/ӘQ mempunyai
dua komponen yaitu; Pertama memproduksi satu unit tambahan dan menjualnya
dengan harga P akan menghasilkan penerimaan (1)(P)=P. Kedua, karena perusahaan
monopoli menghadapi kurva permintaan yang menurun, memproduksi dan menjual unit
tambahan tersebut juga akan mengakibatkan sedikit penurunan harga sebesar ӘP/ ӘQ, yang
mengurangi penerimaan dari semua unit yang terjual Q(ӘP/ӘQ, maka:
Persamaan di sebelah
kanan diperoleh dengan mengambil Q(ӘP/ӘQ) dan mengalikannya serta membaginya dengan P.
Ingat kembali bahwa elastisitas permintaan didefinisikan Ed = (P/Q)( ӘQ/ӘP). Jadi,
(Q/P)( ӘP/ӘQ) adalah kebalikan dari elastisitas permintaan, yaitu 1/Ed, yang
diukur pada output yang menghasilkan laba, dan:
MR = P+P(1/Ed)
Selanjutnya, karena
tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba, maka kita dapat menentukan
penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal.
P+P(1/Ed) = MC
Yang selanjutnya disusun kembali untuk
mendapatkan:
Selanjutnya, karena
tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba, maka kita dapat menentukan
penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal.
P+P(1/Ed) = MC
Yang selanjutnya disusun kembali untuk
mendapatkan:
Hubungan ini
memberikan suatu aturan untuk menetapkan harga. Pada sisi kiri, (P-MC)/P,
adalah mark-up pada biaya marjinal sebagai persentase harga. Hubungan ini
menyatakan bahwa mark-up tersebut harus sama dengan minus kebalikan dari
elastisitas permintaan.
Angka yang diperoleh
adalah positif, karena elastisitas permintaannya adalah negatif. Seperti halnya
kita dapat mengubah kembali persamaan ini untuk menyatakan harga secara
langsung sebagai mark-up pada biaya marjinal;
Misalkan elastisitas permintaan adalah -2 dan biaya marjinal adalah $6 per
unit, maka harganya harus $6/(1-1/2) = $6/0,5 = $12 per unit
F.
Kurva Penawaran dan
Monopoli
Bahwa pada pasar
persaingan sempurna, dalam jangka pendek sebagian dari kurva marjinal cost (MC)
yaitu bagian dari kurva MC yang terletak di atas kurva biaya variabel rata-rata
(AVC) dapat juga disebut sebagai kurva penawaran dalam pasar persaingan
sempurna. Bagian dari kurva MC tersebut, di samping menunjukkan biaya marjinal
pada berbagai tingkat produksi, juga menunjukkan jumlah penawaran perusahaan
pada berbagai tingkat harga.
Kita sudah memahami bahwa kurva penawaran
menunjukkan hubungan antara kuantitas dan tingkat harga atas produk yang
ditawarkan. Jadi pada setiap tingkat harga tertentu, maka jumlah barang
tertentu akan ditawarkan. Dan apabila terdapat dua tingkat harga, maka
masing-masing tingkat harga itu menunjukkan suatu jumlah tertentu produk yang
ditawarkan, dan kedua jumlah tersebut akan berbeda.
Pada pasar monopoli biaya marjinal
tidak menunjukkan sifat kurva penawaran seperti pada pasar persaingan sempurna.
Sebagai bukti, mari kita perhatikan gambar Misalkan pada awalnya kurva
permintaan adalah D0D0, dan marjinal revenue adalah MR0,
sedangkan marjinal cost adalah MC. Pada perusahaan monopoli keuntungan
maksimum akan dicapai pada saat penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal
(MR=MC) dalam hal ini sebesar Q*. Pada tingkat produksi ini harga mencapai P0.
Kemudian kita misalkan permintaan berubah menjadi D1D1
dan penerimaan marjinal adalah MR1. Kondisi seperti ini biaya
produksi tidak berubah, jadi biaya marjinal adalah tetap seperti yang ditunjukkan
oleh MC.
Dalam keadaan yang baru ini, maka untuk
memaksimumkan keuntungan, perusahaan akan memproduksi sebesar Q, tetapi
sekarang tingkat harga berbeda yaitu mencapai titik P1. Oleh karena
itu kita menemukan adanya dua tingkat harga yaitu P0 dan P1,
tetapi hanya ada satu kuantitas yaitu Q*. Dengan demikian dalam pasar monopoli
kita tidak dapat menunjukkan kurva penawaran, karena tidak terdapat hubungan
yang tetap antara harga dan jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan monopoli.[1]
Pada pasar monopoli, biaya marjinal tidak menunjukkan sifat kurva
penawaran seperti pada pasar persaingan sempurna. Sebagai bukti, mari kita
perhatikan gambar 8.5 Misalkan pada awalnya kurva permintaan adalah DOD0
dan marjinal revenue adalah MR.’ sedangkan marjinal cost adalah MC. Pada
perusahaan monopoli, keuntungan makSimum akan dicapai pada saat penerimaan
marjinal sama dengan biaya marjinal (MR=MC) dalam hal ini sebesar Q*. Pada
tingkat produksi ini, harga mencapai PoKemudian kita misalkan permintaan
berubah menjadi D1D1 dan penerimaan marjinal adalah MR1.
Kondisi seperti ini biaya produksi tidak berubah, jadi biaya marjinal adalah
tetaP seperti yang ditunjukkan oleh MC.
Dalam
keadaan yang barn ini, maka untuk memaksimalkan keuntungan, perusahaan akan
memproduksi sebesar Q, tetapi sekarang tingkat harga berbeda yaitu mencapai
titik P1. Oleh karena itu, kita menemukan adanya dua tingkat harga,
yaitu Po dan P1, tetapi hanya ada satu kuantitas, yaitu
Q*. Dengan demikian, dalam pasar monopoli kita tidak dapat menunjukkan kurva penawaran
karena tidak terdapat hubungan yang tetap antara harga dan jumlah yang
ditawarkan oleh perusahaan monopoli.
Apa yang Salah pada Monopoli?
Perusahaan
monopoli adalah satu-satu perusahaan yang ada dalam industri sehingga
perusahaan monopoli mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Pada bagian ini
akan dijelaskan dua alasan utama, yaitu keuntungan yang diperoleh monopoli dan
dampak monopoli terhadap alokasi sumberdaya.
1.
Keuntungan Monopoli
Banyak orang berpandangan negatif terhadap perusahaan
monopoli. Umumnya mereka menganggap bahwa suatu perusahaan monopoli dapat
menetapkan harga dengan seenaknya sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan
yang sangat berlebihan. Mereka menganggap bahwa keuntungan yang tinggi
merupakan suatu Vang pasti terjadi pada perusahaan monopoli. Pandangan seperti
itu kurang tetap‘
Gambar 8.6 menunjukkan permintaan dan biaya untuk dua
perusahaan yang memiliki kekuatan monopoli yang sama, di mana perbedaan antara
harga dan biaya marjinal pada kedua gambar adalah sama. Perusahaan monopoli
pada gambar 35(3) memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, sementara pada
gambar 8.6(b) perusahaan monopoli memperoleh keuntungan sebesar nol, di mana
harga jual sama dengan biaya rata-rata (AC). Dengan demikian, profitabilitas
berlebih tidak selamanya madi pada perusahaan monopoli, termasuk untuk monopoli
yang kuat. Apabila bebarl 5ewa monopoli bertambah terutama untuk input yang
digunakan oleh pemsahaan, bisa jadi perusahaan monopoli tersebut tidak
memperoleh keuntungan.
2.
Distorsi dalam Alokasi Sumberdaya
Para pakar ekonomi umumnya khawatir terhadap masalah
distorsi terhadap alokasi Sumberdaya, dan mengajukan kritik yang kedua terhadap
monopoli. Keberadaan perusahaan monopoli dapat mendistorsi alokasi sumberdaya.
Perusahaan monopoli umumnya secara sengaja mengurangi output mereka dalam upaya
memaksimalkan keuntungan. Selisih antara harga jual produk dengan biaya
marjinal menunjukkan bahwa pada tingkat output yang memaksimalkan keuntungan
perusahaan monopoli. konsumen rela membayar lebih mahal untuk unit tambahan
daripada biaya untuk memproduksi output tersebut. Apabila dilihat dari sudut
sosial, jika produksi terlalu rendah, beberapa transaksi yang saling
menguntungkan tidak dilakukan.
Gambar 8.7 menunjukkan perbandingan output yang
dihasilkan oleh perusahaan monopoli dengan perusahaan yang bersaing secara
sempuma. Gambar tersebut lnengasumsikan bahwa monopoli memproduksi pada biaya
marjinal yang konstan dan industri yang saling bersaing juga dengan biaya
marjinal yang konstan pula dan memiliki biaya rata-rata jangka panjang minimum
yang sama seperti monopoli.
Dalam Kondisi tersebut, perusahahn yang
berada pada pasar persaianagan sempurna mengahasilkan Output sebesar, Q.PPS
dimana kurva penawaran dan permintaan jangka panjang saling berpotongan.
Pada titi E ini , harga sama dengan biaya rata-rata dan biaya marjinal. Pada
sis lain monopoli akan memilih untuk memproduksi pada tingklat output sebesar Qm
dimana penerimaan marjina sama dengan biaya marjina pembatasan jumlah output
sebesar (Qpps- Qm) merupakan ukuran alokasi yang
merugiakan yang dilakukan oleh perusahaan monopol. Pada kuantitas sebsar Qm
consume rela membayar sebesar Pm pleh karena itu, pengendalianbn jumlah dan
harga oleh perusahaan monopoli menghalangisumber daya tambahan untuk
dialokasikan ke dalam industry untuk memenuhi permintaan konsumen.
Dampak alokasi dari pasar monOpoli adalah produsen hanya
memproduksi sebesar pembatasan dalam jumlah output memberi dampak pada
meningkatnya harga ménjadi PM. Total nilai alokasi yang diterima konsumen atas
produk ini telah berkurang 59Pem pada gambar 8.7 sebesar daerah GEQPPSQM.
Pengurangan ini bukanlah satud 5amnya karena apabila pada pasar persaingan
sempuma harus membayar OEQPPSQW untuk produk ini, namun karena keterbatasan
produksi, maka sekarang mungkin gebagian konsumen memilih membelanjakan uang
mereka ke produk lain. Perusahaan monopoli memproduksi lebih sedikit sehingga
perusahaan otomatis membutuhkan input lebih sedikit. Input yang dilepas
tersebut bisa jadi digunakan untuk memproduksi produk lain yang akan dibeli
konsumen. Meskipun demikian, kerugian surplus konsumen yang digambarkan oleh
daerah EFG adalah pengurangan yang pasti terhadap kesejahteraan sebagai akibat
dari monopoli. Para pakar ekonomi menyebut sebagai kerugian beban baku
(deadweigh loss) karena hal tersebut mempakan kerugian dari transaksi yang
saling menguntungkan antara pembeli dan pemasok input, di mana biaya
oportunitas diukur dengan biaya marjinal (MC).
Selain dampak alokasi, monopoli juga memberi dampak
distribusi yang juga dapat dilihat pada gambar 8.7. Pada tingkat output
monopoli QM, maka laba monopoli adalah sebesar daerah PPPSPMGF. Sementara dalam
kasus persaingan sempuma, area ini mempakan area dari surplus konsumen. Apabila
pasar berstruktur monopoli, maka bagian dari surplus konsumen tersebut
ditransfer menjadi laba perusahaan monopoli. Area GFPPPSPM’ tidak mencerminkan
kerugian atas kesejahteraan masyarakat. Hal ini menyangkut masalah distribusi
dari monopoli dan tentunya hal tersebut tidak diinginkan oleh konsumen. Akan
tetapi dalam membuat penilai seperti ini, kita perlu melihat konsep keadilan
(equity) untuk membandingkan kesejahteraan konsumen dan produsen. Konsep
keadilan tidak harus menunjukkan sifat kerugian aloka8i yang dicerminkan oleh
daerah EFG. Daerah tersebut adalah kerugian yang pasti atas Perusahaan
monopoli. Apabila pasar merupakan pasar persaingan sempuma, maka OlltPUt akan
meningkat menjadi Qm, dan kesejahteraan secara keseluruhan akan meningkat
dengan meningkatnya output tersebut.
3.
Kebijakan Pemerintah tentang Monopoli
Kita telah membahas bahwa monopoli bertolak belakang
dengan persaingan sempurna, di mana monopoli tidak dapat mengalokasikan
suberdaya-sumberdaya dengan efisien. Perusahaan monopoli memproduksi jumlah
barang yang lebih sedikit daripada yang diinginkan secara sosial, dan akibatnya
harganya menjadi lebih maha] daripada biaya marjinalnya.
Para pembuat kebijakan dapat menjawab masalah dalam
perusahaan monOpoli ini dengan menggunakan satu dari empat cara berikut: (1)
mencoba membuat industri monopoli agar lebih kompetitif, (2) mengatur perilaku
monopoli, [3) mengubah status monopoli swasta menjadi perusahaan publik
(negara), dan (4) tidak melakukan apa~ apa.
4.
Membuat Monopoli Lebih Kompetitif melalui Undang-undang
Misalkan ada dua atau tiga pei'usahaan bermaksud
melakukan merger atau menggabungkan perusahaan dalam upaya untuk menjadi perusahaan
monopoli, maka pemerintah harus melakukan pemeriksaan dengan saksama.
Departemen Kehakiman dapat saja membatalkan merger kedua perusahaan tersebut.
Hal tersebut akan membuat produk yang dihasilkan tidak bersaing dan hasilnya
mengurangi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Apabila ditemukan
seperti itu, maka Departemen Kehakiman dapat membawa kasus itu ke pengadilan,
dan apabila keputusan pengadilan setuju, maka kedua perusahaan tersebut
dilarang menggabungkan diri.
Pemerintah memperoleh kekuasaan atas industri swasta
berdasarkan UndangUndang Anti-Monopoli. Di Amerika Serikat, undang-undang yang
pertama dan paling penting adalah Sherman Antitrust Act, yang dikeluarkan
kongres Amerika Serikat pada tahun 1890 dalam upaya untuk mengurangi kekuasaan
pasar dari berbagai konglomerasi yang kuat, yang pada masa itu dipandang sangat
dominan dalam perekonomiani Undang-Undang Antitrust yaitu suatu perjanjian
komprehensif mengenai kebebasan perekonomian yang bertujuan untuk memelihara
persaingan dan tidak tergangg“ sebagai prinsip utama perdagangan.
Undang-Undang Antitrust memberikan kekuasaan kepada
pemerintah untuk melakukan berbagai cara untuk mendukung kompetisi.
Undang-undang ini mengizinkan emerintah melarang diadakannya merger untuk dua
atau tiga pemsahaan yang mengarah pada monopoli. Di samping itu, undang-undang
ini mengizinkan pemerintah memecah perusahaan monopoli yang ada ke dalam
beberapa perusahaan. Undang’ Undang Antitrust juga memungkinkan pemerintah
mencegah perusahaan-perusahaan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka dalam
cara-cara yang menjadikan pasar kurang bersaing.
Undang-Undang Antitrust memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Tidak sedikit perusahaan yang melakukan merger bukan bertujuan
untuk mengurangi kompetisi, tetapi untuk menekan biaya dengan cara membuat
produksi menjadi lebih efisien apabila mereka bersatu. Manfaat merger biasa
diistilahkan dengan sinergi. Misalkan di Indonesia banyak bank melakukan
sinergi, seperti Bank Mandiri, yang tadinya terdiri dari beberapa bank berhasil
memperbaiki kinerjanya. Apabila Undang-Undang Antitrust tersebut dimaksudkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah harus mampu
menentukan merger mana yang baik dan diinginkan dan merger mana yang tidak.
5.
Mengatur 'Perilaku Monopoli
Cara lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk
mengatasi masalah yang disebabkan oleh monopoli adalah mengatur perilaku
perusahaan monopoli. Penyelesaian \lmumnya dilakukan oleh pemerintah dalam
menangani masalah monopoli alamiah. seperti perusahaan listrik dan air.
Pemerintah umumnya tidak mengizinkan untuk Mengenakan harga sesuai dengan
kehendak perusahaan. ladi umumnya harga diatur oleh pemerintah.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana sebenarnya harga
yang diatur oleh Demerintah untuk monopoli alamiah? Untuk menjawab pertanyaan
ini tidak semudah yang dibayangkan. Mungkin kita dapat mengatakan bahwa harga
sama dengan biaya marjinal seperti pada pasar persaingan sempurna. Apabila
harga ditetapkan sama dengan biaya marjinal. maka konsumen akan membeli
jumlah produksi yang memaksimalkan surplus total dan alokasi sumberdaya menjadi
efisien.
Secara teoritis, terdapat dua masalah yang dicapai dengan
sistem regulasi harga berdasarkan biaya marjinal untuk monopoli alamiah.
Masalah pertama digambarkan pada gambar 8.8. Berdasarkan definisi, monopoli
alamiah memiliki biaya total rata-rata yang menurun, dan ketika biaya total
rata-rata menurun, biaya man'inal selalu lebih kecil dari biaya total
rata-rata. Apabila pemerintah menetapkan harga yang sama dengan biaya marjinal,
maka harga yang diperoleh lebih kecil daripada biaya total rata-rata dan
perusahaan akan mengalami kerugian. Apabila hal tersebut dipaksakan maka
daripada rugi, maka perusahaan monopoli kemungkinan besar keluar dari industri.
Pada dasarnya, pemerintah dapat menanggapi masalah ini
dengan berbagai cara, meskipun tidak satu pun cara yang ada dapat menyelesaikan
masalah secara sempurna. Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan
memberi subsidi kepada perusahaan monopoli. Konsep ini pada dasarnya adalah
pemerintah menutupi kerugiankerugian yang terkait dengan penetapan harga
berdasarkan biaya marjinal. Namun, untuk memberikan subsidi kepada monopoli,
maka pemerintah perlu mendapatkan tambahan dana dari pajak, yang tentunya melibatkan
kerugian beban baku tersendiri.
Alternatif lain yang dapat dilakukan oleh' pemerintah
terhadap monopoli yaitu memberikan wewenang kepada monopoli untuk mengenakan
harga yang lebih tinggi dari biaya marjinalnya. Apabila harga yang ditetapkan
sama dengan biaya total rata-rata, maka perusahaan monopoli memperoleh
keuntungan ekonomis sebesar nol. Meskipun demikian, penentuan harga berdasarkan
biaya total rata-rata membawa kerugian beban baku karena harga yang ditetapkan
oleh monopoli tidak lagi mencerminkan biaya marjinal produksi barang tersebut.
ladi, pada dasarnya penentuan harga berdasarkém biaYa total rata-rata sama
dengan pengenaan pajak kepada barang yang dijual oleh monopoli tersebut.
Masalah kedua berkaitan dengan sistem regulasl harga
berdasarkan biaya marjinal dan berdasarkan biaya total rata-rata adalah tidak
memberikan insentif kepada monopoli untuk menekan biaya-biaya. Sebagaimana
dalam pasar persaingan sempuma, masing-masing perusahaan berusaha menekan
biaya-biaya mereka karena biaya yang lebih rendah memberi keuntungan yang lebih
tinggi bagi perusahaan. Berbeda dengan monopoli, perusahaan monopoli alamiah
mengetahui bahwa pemerintah akan menurunkan harga apabila biaya-biaya produksi
dapat diturunkan. Jadi, perusahaan monopoli alamiah tidak mendapatkan
keuntungan apabila mereka berhasil menekan biayanya. Dewasa ini umumnya
pemerintah memberikan kepada monopoli untuk mengambil sebagian manfaat dari
biaya yang rendah dalam bentuk keuntungan yang lebih tinggi. Iadi suatu bentuk
praktik penetapan harga yang tidak lagi berdasarkan biaya marjinal perusahaan.
6.
Kepemilikan Publik
Kebijakan ketiga yang dapat dilakukan oleh pemerintah
untuk mengatasi masalah monopoli adalah dengan kepemilikan publik Dalam konteks
ini, perusahaan-perusahaan monopoli yang dilakukan oleh swasta diambil alih
kepemilikannya oleh pemerintah/ negara, di Indonesia dikenal dengan istilah
dinasionalisasi.
Para ekonom pada umumnya lebih memilih apabila perusahaan
monopoli alamiah dikelola oleh swasta daripada pemerintah. Dasar pertimbangan
para ekonom tersebut adalah bagaimana kepemilikan perusahaan monopoli tersebut
menekan biaya-biaya produksinya. Para pemilik usaha swasta memiliki insentif
untuk menekan biaya-biaya mereka selama pengusaha tersebut mendapatkan manfaat
atas keberhasilan menekan biaya dalam bentuk keuntungan yang lebih tinggi.
Apabila para pengelola perusahaan monopoli memiliki
kinerja yang buruk dalam menekan biaya, maka para pemegang saham akan memecat
mereka. Sebaliknya, apabila birokrat-birokrat dari pemerinmh yang menialankan
monopoli dan memiliki kinerja yang buruk, maka yang menjadi korban adalah para
konsumen dan pembayar pajak, yang akhimya meminta pertolongan pada sistem
politik. Para birokrat ini mungkin akan menjadi satu kelompok dalam kepentingan
sendiri dan berusaha untuk menghindar untuk dilaksanakannya reformasi birokrasi
yang dapat menekan biaya.
7.
Pemerintah Tidak Melakukan Apa-Apa
Tiga jenis kebijakan yang telah dijelaskan untuk mengatasi
masalah akibat monopoli memiliki kelemahan masing-masing. Hasilnya adanya
sebagian ekonom berpendapat bahwa adakalanya pemerintah lebih baik tidak
melakukan tindakan apa-apa. Salah satu ekonom yang mengatakan seperti itu
adalah George Stigler, yang memenangkan nobel di bidang ekonomi tahun 1982 atas
karyanya di bidang studi tentang struktur industri: fungsi pasar, dan sebab
akibat dari regulasi publik.
Suatu teorema populer dalam ekonomi menyatakan bahwa
perekonomian yang kompetitif akan menghasilkan pendapatan yang sebesar-besarnya
dari sumberdaya' sumberdaya yang ada. Mangkiw (2004) mengatakan bahwa tidak ada
satupun perekonomian nyata di dunia ini
yang memenuhi semua kondisi teorema tersebut, dan ,emua perekonomian tidak ada
yang sebaik perekonomian yang ideal. Perbedaan ini disebut sebagai kegagalan
pasar. Dalam pandangan Mangkiw (2004), bagaimanapun jug? kegagalan pasar untuk
suatu perekonomian masih jauh lebih baik daripada kegagalan Pomik yang muncul
dari kebijakan ekonomi pada berbagai sistem politik yang nyata.
8.
Dampak Pajak pada Monopoli
Dalam praktik. paiak yang dikenakan kepada perusahaan
monopoli dapat bersifat getap (lumpsum) dan dapat bersifat variabel atau khusus
(specific). Untuk lumpsum tax, ddak dipengaruhi oleh besamya volume produksi yang
dihasilkan, sementara pajak khusus (specific tax] pajak dikenakan berdasarkan
volume produksi yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli tersebut.
9.
Pajak Tetap (Lumpsum Tax)
Sudah dikatakan bahwa pajak tetap tidak dipengaruhi oleh
jumlah barang yang diproduksi oleh perusahaan. Oleh karena itu, berapa pun
jumlah barang yang dihasilkan. maka jumlah pajak yang harus dibayar tetaplah
sama. Dengan demikian, maka pajak lumpsum sifatnya sama dengan biaya tetap pada
perusahaan sehingga tidak akan memengaruhi besamya biaya marjinal, tetapi tetap
memengaruhi biaya total rata-rata (average total cost). Untuk menjelaskan
dampak pengenakan pajak lumpsum ini dapat dilihat pada gambar 8.9.
Gambar 8.9 menunjukkan bahwa biaya marjinal (MC)
perusahaan monopoli tidak berubah, tetapi kurva biaya rata-rata bergeser ke
atas dari ACo ke AC1. Perusahaan selalu berusaha menghasilkan barang atas dasar
perpotongan antara biaya marjinal dan penerimaan marjinal (MC=MR) karena
perusahaan monopoli memaksimalkan keuntungan. Perpotongan kurva MR dan MC tidak
berubah sehingga perusahaan tidak akan mengubah jumlah output yang dihasilkan.
Dengan kata lain, jumlah barang yang dihasilkan temp sebesar Q“ yang diturunkan
dari perpotongan kurva biaya marjinal (MC) dan penerimaan marjinal (MR).
Adanya pajak lumpsum menyebabkan biaya rata-rata
menuingkat sehingga laba yang diproleh perusahaan monopoli menjadi
berkurang yaitu dari daerah ADP*Co
menjadi ABP*C1 karena total penerimaan tidak berubah jadi dampak pajak lumpsum
terhadap perusahaan monopoli adalah volume produksi tidak berubag, harga juga
tidak berubah namun keuntungan yang di proleh perusahaan menjadi berkurang.
10. Pajak Khusus ( specific TaX)
Telah dijelaskan sebelunya bahwa pajak
spesifik dikenakan kepada perusahaan monopoli berasarkan jumlah output yang
dihasilkan, jadi pajak spesifik yaitu pajak yang dikenakan per satuan produk
yang dihasilakn oleh perusahaan monopoli dalam konteks ini semakin besar jumlah
barang yang dihasilakan dan dijula maka semakin besar pula jumlah pajak yang
harus dibayar oleh perusahaan. Pengenaan pajak khusus ini akan memengaruhi
biaya rata-rata dan biaya marjina karea posisi pajak khususini sama dengan
posisi biaya variabel. Untuk menjelaskan dampak pengenakan pajak khusus ini
dapat dilihat pada gambar 8.10.
Gambar 8.10 menunjukkan bahwa pajak khusus yang
dikenakan pada perusahaan monopoli menyebabkan biaya total rata-rata bergeser
dari AC0 ke AC1. dan kurva biaya marjinal bergeser dari MC0 ke MCI. Dengan
kurva penerimaan marjinal (MR) tetap, maka perpotongan antara kurva penerimaan
marjinal dan biaya marjinal menunjukkan jumlah komoditas yang dihasilkan
perusahaan agar laba tetap maksimal sehingga jumlah barang yang dihasilkan oleh
perusahaan monopoli mengalami penurunan dari Q0 ke Q1. Umumnya produsen
berusaha mengalihkan beban pajak kepada konsumen. Pergeseran beban pajak kepada
konsumen dilakukan dengan cara menaikkan harga jual produk.
Secara
teoritis, diskriminasi harga untuk perusahaan monopoli memiliki tiga bentuk
yang luas, yaitu diskriminasi harga tingkat pertama, kedua, dan ketiga. Ketiga
bentuk diskriminasi harga tersebut akan dijelaskan satu per satu dalam subbab
ini.
11. Diskriminasi Harga Tingkat
Pertama
Perusahaan monopoli pada dasarnya ingin mengenakan harga
yang berbeda-beda untuk masing-masing konsumen. Apabila perusahaan monopoli
dapat melakukan hal tersebut, berarti perusahaan akan mengenakan harga maksimal
yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk setiap unit produk yang dibeli.
Para ekonom menyebut harga tersebut sebagai harga reservasi (reservation price)
pelanggan. Penetapan harga reservasi untuk masing-masing konsumen disebut
diskriminasi harga tingkat pertama atau biasa disebut diskriminasi harga
sempurna.
Dengan skema penetapan harga sempurna (tingkat
pertama), maka perusahaan monopoli dihadapkan oleh situasi seperti pada gambar
8.11. Dalam kondisi ini, perusahaan akan menjual unit produknya sedikit di
bawah titik D, misalnya harga P*, untuk unit kedua pada harga yang sedikit
lebih rendah, dan seterusnya. Apabila perusahaan monopoli dapat menjual
produknya dengan cara seperti ini, maka tidak ada alasan bagi perusahaan untuk
berhenti pada tingkat output QM karena perusahaan monopoli dapat menjual unit
berikutnya pada harga sedikit lebih rendah, yaitu pada PM, dimana harga
tersebut masih lebih besar dari biaya marjinalnya dan biaya rata-rata
produknya. Dalam kondisi seperti ini, perusahaan monopoli tersebut akan menjual
outputnya satu per satu sampai mencapai kuantitas QC. Pada saat output lebih
besar dari QC, maka harga yang bersedia dibayar oleh konsumen tidak lebih besar
dari biaya rata' rata dan biaya marjinal sehingga tambahan penjualan menjadi
tidak menguntungkan
Pertanyaan yang muncul adalah apa yang terjadi ketika
perusahaan monopoli dapat menerapkan diskriminasi harga sempuma? Konsumen
dikenakan harga yang berbeda untuk masing-masing produk yang dibeli sesuai
dengan kesediaannya untuk membayar sehingga seluruh surplus konsumen yang
apabila produsen menetapkan harga tunggal (PM) diambil oleh produsen. Di
samping itu, penerimaan marjinal tidak lagi relevan dengan keputusan output
perusahaan.
Biaya tambahan masing-masing unit ditentukan oleh kurva
biaya marjinal perusahaan ini karena diskriminasi harga tidak memengaruhi
struktur biaya bagi perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan dari hasil
produksi dan penjualan unit tambahan adalah selisih antara permintaan dan biaya
marjinal. Jadi selama permintaan lebih besar dari biaya marjinal, maka
perusahaan dapat meningkatkan labanya dengan menambah unit produksinya. Dalam
kondisi tersebut, perusahaan monopoli akan terus menambah unit produksinya
hingga total output mencapai QC
12. Diskriminasi Harga Tingkat
Pertama tidak Sempurna
Dalam kenyataan, diskriminasi harga tingkat pertama
(sempurna) sangat sulit terjadi. Pertama, dalam praktik umumnya untuk pengenaan
satu harga yang berbeda pada masing-masing pelanggan satu per satu, kecuali
apabila jumlah konsumen sangat terbatas. Kedua, umumnya perusahaan tidak
mengetahui harga reservasi masingmasing konsumen. Walaupun perusahaan dapat
menanyakan kepada masing-masing pelanggan berapa besar yang bersedia mereka
bayarkan, tetapi kemungkinan besar jawaban yang diberikan oleh konsumen kurang
jujur. Umumnya, konsumen akan menjawab dengan harga yang lebih murah.
Oleh karena itu, perusahaan dapat melakukan diskriminasi
harga tidak sempurna dengan mengenakan beberapa harga yang berbeda berdasarkan
perkiraan harga reservasi dari pelanggan. Praktik semacam ini dapat digunakan
oleh profesional seperti dokter, pengacara, akuntan yang mengenal klien mereka
dengan baik. Dalam kasus semacam ini, kesediaan klien untuk membayar dapat
diperkirakan dan harga ditetapkan sesuai dengan perkiraan tersebut. Misalkan
seorang dokter dapat mengenakan biaya yang lebih murah kepada pasien yang
penghasilannya kurang dan tidak memiliki asuransi kesehatan, serta mengenakan
harga yang lebih mahal kepada pasien dengan penghasilan yang lebih tinggi dan
memiliki asuransi kesehatan yang tinggi. Dalam konteks ini perhatikan gambar
8.12.
Gambar 8.12 menunjukkan diskriminasi harga tingkat
pertama yang tidak sempuma' Apabila perusahaan monopoli, hanya mengenakan satu
harga, maka harga berada pada P4. Namun, karena perusahaan menetapkan harga
diskriminasi maka dikenakan 7 jenis harga yang berbeda, dengan harga tertinggi
adalah P1 dan harga terendah adalah P7 Dalam situasi semacam ini,
konsumen yang tidak bersedia membayar pada harga P4 atau lebih, maka ia
beruntung dalam kondisi ini karena ia dapat memperoleh produk‘ dengan harga
yang lebih rendah, yaitu P5, P6, dan P7. ladi diskriminasi harga semacam ini
dapat menambah konsumen baru dalam pasar dan kesejahteraan dapat meningkatb
pada titik dimana produsen maupun konsumen diuntungkan.
13. Diskriminisasi Harga Tingkat Kedua
Meotde
kedua yang dapat digunakan untuk meningkatakan keunutungan bagi perusahaan
monopoli adalah dengan melakukan penetapan harga du abagaian pada saat
msing-masing konsumen membeli barang dalam unitn yang lebih banyak dalam waktu
tertentu, maka harga reservasi mereka akan turun bersamaan dengan jumlah unit
yang tertentu maka harga reservasi mereka akan turun bersamaan dengan jumlah
unit yang mereka beli, ppotongan harga ( diskon ) adalah contoh diskriminasi
tingkat kedua satu bungkus rokok mungkin dijual dengan harga misalnya Rp.
15.000.00 sdang satu pak dijual dengan harga Rp120.000,00. Sementara
satu pak berisi 10 bungkus rokok yang sama, mengakibatkan harga rata-rata per
unit menjadi Rp12.000,00.
Contoh lain dari diskriminasi harga tingkat
kedua adalah harga blok (block pricing) yang dikenakan oleh perusahaan listrik
negara PLN dan perusahaan air minum. Dengan penetapan harga blok, maka konsumen
dikenakan harga yang berbeda untuk masing\ masing blok Apabila dengan skala
ekonomi mengakibatkan biaya rata-rata dan biaya marjinal turun, maka pemerintah
yang mengambil kebijakan harga akan menetapkan harga blok. Dengan cara seperti
ini akan meningkatkan output yang semakin besar dan skala ekonomi yang lebih
besar. Dengan kebijakan harga semacam ini, dapat meningkatkan kesejahteraan
konsumen dan laba yang lebih besar bagi perusahaan. Dalam situasi seperti ini
walaupun harga diturunkan secara keseluruhan, namun penghematan yang timbul
dari biaya yang lebih rendah memungkinkan perusahaan akan meningkatkan keuntungannya,
seperti terlihat pada gambar 8.13.
Gambar 8.13 menunjukkan diskriminasi harga tingkat
kedua pada perusahaan monopoli dengan biaya rata-rata dan biaya marjinal
menurun. Dalam kondisi seperti ini, apabila perusahaan monopoli mengenakan
harga tunggal, maka harga adalah PM dan kuantitas yang diproduksi adalah QM.
Akan tetapi, dengan melakukan diskriminasi harga blok, maka harga yang
dikenakan adalah tiga tingkat harga yang berbeda dikenakan kepada masing-masing
blok. Blok pertama dikenakan biaya dengan harga P1, dan blok kedua dikenakan
harga dengan P2 dan blok ketiga dikenakan harga dengan P3.
14.
Diskriminasi Harga Tingkat Ketiga
Metode ketiga yang dilakukan perusahaan
monopoli alam melakukan diskriminasi harga outputnya adalah dengan membagi
konsumen potensial yang dimilikinya menjadi dua atau lebih kategor. Apablia
pembeli tidak dapat mengeser pembelian mereka dari suatu pasar lainya dalam
merespon perbedaan harga, raktik ini dapat meningkatkan keuntungan di banding
apabila perusahaan hanya menetapakan satu jen is harga.
Dalam setiap kasus, konsumen dibagi menjadi
kelompok-kelompok tersendinBerdasarkan beberapa karakteristik. Misalnya untuk
banyak barang, pelajar dan mahasiswa umumnya bersedia membayar kurang dari
rata-rata dengan penduduk lainnya, karena pendapatan mereka lebih rendah, dan
identitas dapat diperlihatkan dengan cepat melalui kartu mahasiswa. Perusahaan
penerbangan misalnya dapat memberlakukan tiket khusus untuk mahasiswa dan
kategori bisnis. Perusahaan penerbangan dapat mengenakan tiket yang jauh lebih
mahal kepada para pengusahq dan pelancong karena biasanya mereka bersedia
membayar dengan harga yang tinggi.
Apabila perusahaan monopoli dapat menetapkan
diskriminasi harga tingkat ketiga, maka pertanyaan yang muncul adalah bagaimana
seharusnya perusahaan menetapkan harga yang harus dikenakan untuk masing-masing
kelompok konsumen. Perhatikan langkah berikut:
Pertama, kita tahu bahwa berapa pun banyaknya
produksi, maka total output harus dibagi berdasarkan kelompok-kelompok
pelanggan sehingga penerimaan marjinal untuk masing-masing kelompok adalah
sama. Apabila perusahaan tidak melaksanakan hal seperti itu, maka perusahaan
tidak dapat memaksimalkan laba. Misalkan terdapat dua kelompok konsumen, dan
penerimaan marjinal kelompok pertama adalah MR1 melebihi penerimaan marjinal
kelompok kedua MR2, maka perusahaan tersebut lebih baik mengalihkan output dari
kelompok kedua ke kelompok pertama. Perusahaan dapat melakukan hal ini dengan
menurunkan harga untuk kelompok pertama dan menaikkan harga untuk kelompok
kedua. Dengan demikian, berapa pun harga keduanya, maka angkanya harus
sedemikian rupa sehingga penerimaan marjinal untuk berbagai kelompok yang
berbeda-beda tersebut tetap sama.
Kedua, kita memahami bahwa output total harus
sedemikian rupa sehinggé penerimaan marjinal masing-masing kelompok konsumen
sama dengan biaya mariinal' Apabila tidak, maka perusahaan dapat meningkatkan
labanya dengan menaikkan 8'13" menurunkan output total dan menaikkan atau
menurunkan harga untuk masingmasing kelompok tersebut. Misalkan penerimaan
marjinal untuk masing-masing kelomP" adalah sama, tetapi penerimaan
melebihi biaya marjinal. Selanjutnya perusahaa"
Dapat memperoleh laba yang lebih basal“
dengan menaikkan output total. Perusahaan Selanjutnya menurunkan harga untuk
keduai elompok konsumen sehingga penerimaan marjinal untuk masing-masing
kelomp0k Fun, teta!“ masih tetap sama antara saltu dengan yang lainnya, dan
pendeka’téln bia marjinal yang bertambah apabila outplIt total bertambah.
Selanjutnya mari kita bahas masalah ini
secara matematis. Misalkan P1 adalah harga yang dikenakan kepada
konsumen kelompok pertama, dan P2 adalah harga yang dikenakan kepada
konsumen kelompok kedua. dan C(QT) adalah biaya total untuk
memproduksi output (QT = Q1+Qz). Dalam kasus
seperti ini, maka laba total adalah:
II=
PlQl +P2Q2 " C(Q-r)
Dalam hal ini, perusahaan harus meningkatkan penjualannya
pada masing-masing kelompok konsumen Q1 dan Q2 sehingga laba tambahan dari unit
terakhir adalah nol. Pertama, kita menetapkan laba tambdhan untuk penjualan
kelompok konsumen pertama adalah sama dengan 1101.
Dalam hal ini , a(P1Q1)/ aQ
adalah enerimaan tambahan atas tambahan unit penjualan pada kelompok konsumen
perta a, yaitu MR1. Selanjutnya, aC/ aQ1 adalah biaya tambahan untuk
memproduksi unit lain bahan tersebut, yaitu biaya marjinal (MC), Iadi sekarang
kita memiliki:
MR1
= MC
Sama
halnya dengan kelompok konsumen kedua, kita harus mempunyai:
M
R2 = MC
Dengan
menggabungkan kedua Persaniaan tersebut, maka harga dan output harus ditentukan
sehingga:
MR1
= MR2 = MC
Ingat bahwa penerimaan marjinal
harus sama untuk seluruh kelompok konsumen dann harus sama dengan biaya
marjinal.
15. Menentukan Harga Relatif
Pada dasarnya
manajer perusahaan monopoli mungkin merasa lebih mudah berfikir dari sisi harga
relative yang harus dikenakan kepada masing-masing kelompok konsumen dan
menghubungkan harga tersebut dengan elastisitas permintaan, perhatikan bahwa
kita dapat merumuskan penerimaan marjinal atas eslastisitas permintaan
MR=P (1+1/Ed)
Jadi
MR1 = P1(1+1/E10 dan MR2 = P2 (1+1/E2) di mana E1 dan E2 aadalah elastisitas
permintaan perusahaan pada kelompok pertama dan kelompok kedua selanjutnya
dengan menyamakan MR1 dan MR2 maka akan dihasilkan persaman berikut yang pasti
berlaku untuk harga tersebut :
P1= (1+1/E2)
P2 (1+1/E2)
Seperti yang telah diharapkan bahwa
harga yang lebih tinggi akan dikenakan pada kelompok konsumen yang memilki
elastisitas yang lebih rendah. Misalkan apabila elastisitas permintaan untuk
kelompok konsumen kedua adalah -3 Maka kita akan mempunyai :
P1 = (1 -1/3) 2/3 = 1,32
P2 ( 1-1/2
) 1/2
Dengan
demikian harga yang dikenakan kepada konsumen kelompok pertama haruis 1,32 kali
lebih besar dari harga yang dikenakan pada kelompok yang kedua
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pasar monopoli adalah bentuk pasar yang bertolak belakang dengan pasar
persaingan sempurna. Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat
satu perusahaan yang menjual barang atau jasa di pasar, serta barang atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut tidak memiliki barang pengganti yang
dekat.
Penyebab munculnya perusahaan monopoli karena hambatan masuk dalam
industri. Suatu monopoli akan terus menjadi pemain tunggal dalam pasar karena
perusahaan lain tidak mampu masuk ke dalam pasar itu untuk bersaing dengannya.
Hambatan untuk masuk ini muncul karena tiga hal yaitu: penguasaan sumber daya,
karena diciptakan oleh pemerintah, dan monopoli alamiah.
Bahwa pada pasar
persaingan sempurna, dalam jangka pendek sebagian dari kurva marjinal cost (MC)
yaitu bagian dari kurva MC yang terletak di atas kurva biaya variabel rata-rata
(AVC) dapat juga disebut sebagai kurva penawaran dalam pasar persaingan
sempurna. Bagian dari kurva MC tersebut, di samping menunjukkan biaya marjinal
pada berbagai tingkat produksi, juga menunjukkan jumlah penawaran perusahaan
pada berbagai tingkat harga.
B.
Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
pemakalah memohon saran dan kritik para pembaca demi kesempurnaan makalah
pemakalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
AKHMADBUKUEKONOMIMIKRO. Pdf
(diakses pada tanggal 09 Maret 2020)
No comments:
Post a Comment