Iklan Sponsor

Wednesday 24 June 2020

PENJUALAN HARGA KELAPA SAAT PANDEMI COVID-19 DI TANJUNG JABUNG BARA

Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE <![endif]-->



https://kasirpintar.co.id/register?r=0MEF6


PENJUALAN HARGA KELAPA SAAT PANDEMI COVID-19
DI TANJUNG JABUNG BARAT

Dea Ariyani Putri
Nim : 19.23.727
STAI An-Nadwah Kuala Tungkal, Jambi, Indonesia

Abstrak : Pandemi COVID-19 memberikan implikasi ekonomi, sosial, dan politik tidak saja negara-negara besar akan tetapi hamper seluruh negara di dunia. Rasanya tidak ada satu negarapun yang tidak terdampak pandemic COVID-19 saat ini. Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak terutama pada sisi ekonomi. Indonesia yang didominasi oleh Usaha Mikro, kecil, dan Menengah (UMKM) perlu memberikan perhatian khusus terhadap sektor ini karena kontribusi UMKM terhadap pereknomian nasional yang cukup besar. Tulisan pendek ini mencoba untuk menganalisa dampak pandemi COVID-19 terhadap eksistensi UMKM di Indonesia dan bagaimana solusi darurat dalam membantu UMKM bertahan dalam situasi pandemi COVID-19. Sumber host diduga berasal dari hewan terutama kelelawar, dan vektor lain seperti tikus bambu, unta dan musang. Gejala umum berupa demam, batuk dan sulit bernapas. Kemudian Harga pinang mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dalam lima bulan terakhir. Kenaikan dipicu oleh menurunnya hasil panen, sementara permintaan dari India terus meningkat. Meskipun para petani sedang mengalami masa-masa sulit disebabkan karena pinang sedang musim trek.

Kata Kunci : Pandemi, Covid, dan UMKM




A.    Pendahuluan
Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.

B.     Pembahasan
1.      Pengertian Covid-19
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.
Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti:
a.       Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
b.      Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
c.       Pneumonia.
SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia, hingga Amerika Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut. 
Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:
a.       HCoV-229E.
b.      HCoV-OC43.
c.       HCoV-NL63.
d.      HCoV-HKU1.
e.       SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
f.       MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
g.      COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020. Indonesia sendiri mengumumkan adanya kasus covid 19 dari Maret 2020

2.      Gejala Infeksi Coronavirus  
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
a.       Hidung beringus.
b.      Sakit kepala.
c.       Batuk.
d.      Sakit tenggorokan.
e.       Demam.
f.       Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:
a.       Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.
b.      Batuk dengan lendir.
c.       Sesak napas.
d.      Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.[1]

3.      Penjualan Harga Pinang Saat Pandemi Covid-19 Di Tanjung jabung Barat
Harga pinang mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dalam lima bulan terakhir. Kenaikan dipicu oleh menurunnya hasil panen, sementara permintaan dari India terus meningkat. Harga biji pinang kering di tingkat petani sekarang ini Rp 6.000- Rp 7.000 per kilogram, atau naik dibandingkan dengan lima bulan sebelumnya yang masih Rp 3.000-Rp 3.500 per kilogram.
”Harganya memang naik terus sejak tahun lalu,” kata Saniyah, petani pinang di Desa Sungai Saren, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, Jumat (11/2). Meski harga pinang sedang tinggi, lanjut Saniyah, keuntungan petani tidak signifikan. Pasalnya, tanaman sedang mengalami masa trak (masa di mana buah berkurang) sehingga hasil panen menurun. Biasanya, kata Saiyah, dia bisa memanen sekitar dua kuintal buah pinang setiap dua minggu. Namun, hasil panen saat ini menurun hampir setengahnya.
Hasil panen biasanya dijemur di pinggir jalan, kemudian kulitnya dikupas sebelum bijinya dijual ke pengepul. Dari pengepul, biji pinang lalu dibawa ke gudang pengolahan sebelum diekspor ke India.
Dalam lima tahun terakhir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah mengekspor pinang secara langsung ke India. Salah seorang eksportir pinang, Jamal Darmawan, mengatakan, harga pinang terus melambung sejak ekspor berhasil dilakukan. Kondisi ini jauh berbeda dengan sebelumnya, saat ekspor dilakukan melalui Singapura setelah ditampung oleh pengepul di Medan dan Padang. ”Dulu harga pinang hanya sekitar Rp 2.000 per kilogram. Sekarang bisa Rp 8.000 per kilogram,” tuturnya.[2]
Petani komoditi pinang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sedang mengalami masa-masa sulit.
Pasalnya di saat harga sedang tinggi di tingkatan pengepul harga naik sampai Rp12.000 per kg. Apesnya, tandan buah segar (TBS) pinang memasuki musim trek.
Kondisi ini membuat para petani pinang kesulitan ekonomi dengan menipisnya hasil Panen.
"Rata-rata dari luasan sehektare panen satu hingga ton, sekarang cuma bisa panen sisa sebanyak 20 sampai 30 kg sekali panen per hektare," ungkap Rohim petani pinang di Sungai Gebar, Kuala Betara, Tanjab Barat, Kamis.
Dampak dari minimnya hasil panen membuat petani pinang di Tanjabbar mesti putar otak mengatasi kesulitan ekonomi dengan cara mencari pinjaman uang ke tengkulak sementara menunggu berakhirnya musim trek.
"Musim trek seperti ini biasanya bisa sampai dua bulan ke depan. Jadi terpaksa ngutang dulu ke Bos tengkulak biar agak bernapas," timpal petani lainnya, Slamet mengakali kebutuhan dapurnya.
Hal ini diakui salah satu pengepul pinang, Amat, ia mengatakan dirinya terpaksa memberi pinjaman ke petani, karena pertimbangan rerata petani yang ngutang merupakan pelanggan lama.
"Kalau pas lagi masuk musim trek ya kita harus ada toleransi. Hampir rata-rata ngutang untuk kebutuhan belanja sehari-hari. Nanti bayarnya dicicil pas panen berikutnya," ujar Amat. "Kalau saya sih gak masalah yang penting saling pengertian. Solanya pelanggan sudah seperti keluarga sendiri," pungkasnya. (Henky)[3]

C.    Penutup
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan: Hidung beringus, Sakit kepala, Batuk, Sakit tenggorokan, Demam, Merasa tidak enak badan.
Harga pinang mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dalam lima bulan terakhir. Kenaikan dipicu oleh menurunnya hasil panen, sementara permintaan dari India terus meningkat. Harga biji pinang kering di tingkat petani sekarang ini Rp 6.000- Rp 7.000 per kilogram, atau naik dibandingkan dengan lima bulan sebelumnya yang masih Rp 3.000-Rp 3.500 per kilogram.




Daftar Pustaka

https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus Diakses pada tanggal 04 Juni 2020


No comments:

Post a Comment