STRATEGI DAKWAH MAJELIS PENGAJIAN
AL-HASYIR DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN AGAMA DI KELURAHAN TUNGKAL III
KECAMATAN TUNGKAL ILIR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S1)
Dalam Komunikasi Penyiaran Islam
(KPI)
Oleh
MILDA
JUNITA
NIM.15.31.1064302-1108-4055
YAYASAN PENDIDIKAN
DAN AMAL SOSIAL AN-NADWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2019
ABSTRAK
Milda
Junita. (NIM/NIMKO
:15.31.1064/13001-3115-18473 2019
Strategi Dakwah Majelis Pengajian Al-Hasyir Dalam Meningkatkan
Pemahaman Agama Jama’ah Di Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir
Pembimbing
I : Drs. H. Syamsuddin Abd, M.Ud
Pembimbing
II : Drs. M.
Habli Zainal, M, Ud
Kata Kunci :
Strategi Dakwah , Pengajian Al-Hasyir, Pemahaman Agama
Strategi merupakan serangkaian perencanaan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan oleh suatu organisasi. Jika dikaitkan dengan proses dakwah, strategi
merupakan peranan yang sangat penting bagi pergerakan kegiatan dakwah. Karena,
strategi dakwah merupakan suatu cara yang dilakukan oleh majelis untuk mencapai
tujuan dakwah, bila strategi yang diterapkan dalam berdakwah itu baik, maka
aktivitas dakwah akan banyak yang mengkutinya
Strategi merupakan serangkaian perencanaan untuk mencapai yang
ditetapkan oleh suatu organisasi. Jika dikaitkan dengan proses dakwah, strategi
merupakan peranan yang sangat penting bagi pergerakan kegiatan dakwah. Karena,
strategi dakwah merupakan suatu cara yang dilakukan oleh majelis untuk mencapai
tujuan dakwah, bila strategi yang diterapkan dalam berdakwah itu baik, maka
aktivitas dakwah akan banyak yang mengkutinya
Berdasarkan uraian di atas (1) Bagaimana Strategi Dakwah Majelis Al Hasyir
Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Terhadap Jama’ah di Kelurahan Tungkal III
Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat?(2)Apa
Faktor Pendukung Dan Penghambat Strategi
Majelis Al Hasyir Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Jama’ah di
Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat (3)
Bagaimana Upaya Majelis Al Hasyir Mengatasi Hambatan dalam Meningkatkan
Pemahaman Agama Jama’ah di Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal ilir
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif,
maksudnya data yang dikumpulkan itu berupa kata-kata,gambar, dan bukan
angka-angka yang berasal dari wawancara, catatanlaporan dokumen, dan lain-lain
Dari hasil Penelitian ini adalah dakwah tidak menekankan pada hasil,
tetapi memetingkan tugas dan proses, kewajiban hanya menyampaikan ajaran Islam
dengan penuh kesungguhan, tidak dituntut berhasil keberhasilan dakwah terkait
dengan campur tangan Allah SWT dan kemauan seseorang dalam menerima dakwah yang sudah disampaikan
NOTA DINAS
Kuala Tungkal, November 2019
Pembimbing
I :
Pembimbing II :
Drs. M.Habli Zainal, M.Ud
Alamat :
STAI An-Nadwah Kuala Tungkal
Jl. Kapt. Pierre Tendean Ka. Tungkal
Kepada
Yth.
Ketua STAI An-Nadwah Kuala Tungkal
di_
Kuala Tungkal
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Setelah membaca dan
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa Skripsi saudara
mahasiswi Milda Junita dengan NIM 15.31.1064 NIMKO: 1300131151473 yang berjudul “Strategi
Dakwah Majelis Pengajian Al-Hasyir Dalam Meningkatkan Pehaman Agama Jama’ah Di
Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir” telah dapat diajukan untuk di
munaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nadwah
Kuala Tungkal Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam (KPI).
Maka dengan ini kami ajukan Skripsi tersebut dapat
diterima dengan baik.
Demikianlah, kami ucapkan
terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Dosen Pembimbing I Dosen
Pembimbing I I
Drs. M. Habli Zainal,
M,Ud.
NIPY. NIPY.
19610920 198908 009
PERSETUJUAN PRAMUNAQASAH
Kuala
Tungkal, November 2019
Pembimbing
II : Drs. M. Habli Zainal, M.Ud
Alamat
: STAI An-Nadwah Kuala Tungkal
Jl. Pierre
Tendean Kuala Tungkal
Kepada
Yth. Ketua STAI
An-Nadwah
di_
Kuala Tungkal
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Bersama ini kami beritahukan bahwa
judul dan proposal skripsi yang diajukan oleh mahasiswi
:
Nama : Milda Junita
NIM : 15.31.1064
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Judul Skripsi : ‘’Strategi
Dakwah Majelis Pengajian Al
Hasyir Dalam
Meningkatkan Pehaman Agama Jama’ah Di Kelurahan Tungkal
III Kecamatan Tungkal Ilir’’
setelah melakukan
proses pembimbingan, maka pada prinsipnya telah dapat kami setujui untuk dipramunaqasahkan, dengan Skripsi
seperti terlampir.
Demikian
untuk dapat diproses sebagaimana mestinya, terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Pembimbing II
Drs.
M. Habli Zainal, M.Ud
NIPY.19610920
198908 009
PERSEMBAHAN
Karya
tulis berbentuk skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk yang tercinta Suamiku kedua Orang Tua Ayah & Ibu
Bapak Kori
&
Ibu Syadariah
Dengan kasih
sayang yang tulus dan hati yang ikhlas mereka selalu setia mendidik hingga kini
terselesaikanlah skripsi ini dengan sebagaimana mestinya.
Selalu
mendukung, dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi.
Tidak
lupa kepada para sahabat seperjuangan yang selalu memberikan semangat untuk
penyelesaian penulisan skripsi ini. Hanya do’a yang dapat kupanjatkan kepada
Allah SWT agar mereka semua diberi balasan yang setimpal, dengan segala
permohonan yang tulus selama ini semoga Allah selalu memberikan Taufik dan
Hidayah-Nya, Amiin.
YAYASAN PENDIDIKAN DAN AMAL
SOSIAL AN – NADWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN –
NADWAH KUALA TUNGKAL
KOPERTAIS
WILAYAH XIII JAMBI
STATUS
TERAKREDITASI
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Strategi Dakwah Majelis Pengajian
Al-Hasyir Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama di Kelurahan Tungkal III Kecamatan
Tungkal Ilir yang diajukan oleh Milda Junita dengan Nomor Induk Mahasiswa : 15.31.1064 telah dimunaqasahkan oleh sidang Munaqasah STAI An-Nadwah Kuala Tungkal. Pada
hari Selasa tanggal 17 Maret 2020 dan telah diterima sebagai bagian dari
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S1) dalam Komunikasi dan Penyiaran Islam
Kuala Tungkal, 17 Maret 2020
Ketua
STAI An-Nadwah Kuala Tungkal
Drs. H. Mahyuddin Arif,
M.Ud
NIPY.
19520914 198404 002
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Supriono , S.Kom.I,.M.I.Kom Supriadi,S.Kom.I,.M.Sos
NIPY. 199204109 201510 100 NIPY.19920723
201903 127
Penguji I Pembimbing
I
Dr.
Heru Setiawan, S.Pd.I, M.Pd.I Drs.M Habli
Zainal, M.Ud
NIPY. 19900417
201405 025 NIPY.19610920 198908 008
Penguji II Pembimbing
II
Sahroni,S.Pd,.M.Pd.I Drs.H. Syamsuddin Abd.,M.Ud
NIPY.19900418 201608 107 NIPY. 19541231
198404 005
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... ........ i
ABSTRAK...................................................................................................... ........ ii
NOTA DINAS................................................................................................ ........ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................................. ........ iv
PENGESAHAN............................................................................................. ........ v
MOTTO........................................................................................................... ........ vi
PERSEMBAHAN.......................................................................................... ........ vii
KATA PENGANTAR................................................................................... ........ viii
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ........ x
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ........ xii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... ........ 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. ........ 8
C. Fokus Masalah.................................................................................... ........ 8
D. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian........................................................ ........ 9
E. Landasan Teoritis............................................................................... ........ 10
F. Studi Relevan..................................................................................... ........ 28
BAB
II PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian........................................................................ ........ 31
B. Jenis Sumber Data.............................................................................. ........ 32
C. Setting dan Subjek Penelitian............................................................ ........ 34
D. Metode Pengupulan Data................................................................... ........ 34
E. Analisis
Data...................................................................................... ........ 36
F. Jadwal Penelitian................................................................................ ........ 38
BAB III GAMABARAN UMUM
KELURAHAN TUNGKAL III KECAMATAN TUNGKAL ILIR DAN MAJELIS AL-HASYIR
A. Historis dan Geografis Kel. Tungkal III Kec.Tungkal Ilir................. ........ 41
B. Struktur Organisasi Kel. Tungkal III Kec. Tungkal Ilir.............................. 42
C. Keadaan Penduduk dan Mata Pencarian ................................................... 45
D. Keadaan Sarana dan Prasarana ................................................................... 50
E.
Sejarah Berdirinya Majelis Al-Hasyir.......................................................... 53
BAB IV PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
A. Starategi Dakwah
Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Jama’ah Majelis Al-Hasyir Kelurahan Tungkal
III Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat….. . .
61
B. Faktor Penddukung
dan Penghambat Dakwah Majelis Al-Hasyir Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal
Ilir...................................................................... . 64
C. Upaya Strategi
Dakwah Majelis Al-Hasyir Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir ............................................................................................................. 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... ........ 72
B. Saran-Saran........................................................................................ ........ 73
C. Penutup........................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang sempurna dan
universal, agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Ia adalah
sebuah sistm kehidupan yang tidak ada sistem manapun yang dapat menandingi dan
menyamainya karena semua sistem tesebut adalah manusia. Sedangkan Islam adalah
ciptaan Allah SWT. Oleh karena itu, manusia dibekali akal pikiran untuk
merumuskan sistem yang dapat di jadikan sebagai alat atau jalan untuk
menjelaskan pemahaman tentang Islam. Pada dasarnya konsep Islam tentang
pendidikan, bertujuan untuk memelihara fitrah manusia, mewariskan nilai-nilai,
dan pembentukan manusia seutuhnya insan kamil yang berdasarkan pada Al-Qur’an
dan Hadits Nabi Saw. Untuk itulah manusia dibekali dengan akal pikiran agar
dapat menciptakan metode pendidikan yang dinamis, efektif dan dapat
mengantarkannya pada kebahagiaan hidup dunia akhirat. Kenyataannya, dewasa ini
ditemukan banyak metode, kurikulum, dan lembaga pendidikan yang hanya membentuk
menurut keinginan dunia moderen pada satu sisi dan tidak memperhatikan aspek
lain yang tidak dijangkau oleh kemoderenan itu sendiri seperti aspek-aspek
batiniyah dan aspek-aspek rohaniyah. Kondisi seperti ini menuntut adanya
penggalian kembali konsep pendidikan yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah Saw.
Ajaran
Islam bersifat universal
karena Islam tidak
membeda-bedakan manusia berdasarkan ras, suku, budaya, warna kulit dan
daerah.
kebenaran
yang terkandung dalam ajaran Islam itu menurut kodratnya harus disiarkan kepada umat
manusia sebagai bentuk pelaksanaan ajaran
Islam sebagai agama yang rahmatan
lil ‘alamin. Agar terwujud tatanan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam , Agama
Islam itu sendiri mengajarkan
kepada umatnya untuk menyebarluaskan kebenaran dan keluhuran Islam
sesuai kemampuan yang kita punya, dan atas dasar itulah, tampak jelas bahwa Islam
merupakan agama dakwah.
Terkait dakwah sebagai
proses penyampaian ajaran Islam, yang mengajarkan tiga hal, yaitu kesetaraan
gender dalam dakwah, kewajiban berdakwah, dan pesan dakwah sesuai dengan
keadaan mitra ( penerima) dakwah. Dalam kehidupan di tengah masyarakat, sering
kali dakwah diartikan hanya seperti dalam hadis seorang ulama sebagai pendakwah
menyampaikan pesanya di hadapan khalayak. Pada akhirnya dakwah dipahami sebagai
tugas ulama semata , bentuk dakwah hanya ceramah agama dan mitra dakwah terdiri
banyak orang. Dakwah Islam meliputi wilayah yang luas dalam semua aspek
kehidupan. Ia memiliki ragam bentuk, metode, media, pesan, pelaku, dan mitra dakwah.
Islam adalah agama yang menganjurkan seluruh umat
menyeruh kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran, untuk mengembangkan
ajaran Islam yang benar adalah melalui komunikasi dalam berdakwah, berdakwah
suatu proses yang akurat dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah yang mudah
diketahui, dihayati dan kemudian diamalkan.
Dakwah yang merupakan
kegiatan mengajak, membimbing dan memimpin orang yang belum mengerti tentang
ajaran Agama Islam , dan membimbing umat
dari jalan yang sesat menuju kejalan baik
dan mengajak untuk taat dalam beribadah
kepada Allah swt. Pehaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah bersifat
persuasive yaitu mengajak manusia secara halus. Kekerasan, pemaksaan,
intimidasi, ancaman atau teror agar seseorang melaksanakan ajaran Islam tidak
bisa dikatakan dakwah.
Sebagai suatu usaha,
aktivitas dakwah harus bisa diukur keberhasilanya. Oleh karena itu, tujuan
aktivitas dakwah harus merumuskan secara defenitif, ada lima ciri dakwah yang
efektif.
1. Jika dakwah dapat memberikan pengertian kepada
masyarakat tentang apa yang didakwahkan
2. Jika masyarakat merasa terhibur oleh dakwah yang
diterima
3. Jika dakwah berhasil meningkatkan hubungan baik
antara Da’i dalam masyarakat
4. Jika dakwah dapat mengubah sikap masyarakat
5. Jika dakwah berhasil memancing respon masyarakat
berupa tindakan
Dakwah tidak menekankan pada hasil, tetapi
memetingkan tugas dan proses, kewajiban hanya menyampaikan ajaran Islam dengan
penuh kesungguhan, tidak dituntut berhasil, keberhasilan dakwah terkait dengan
campur tangan Allah SWT dan kemauan seseorang dalam menerima dakwah yang sudah disampaikan di jelaskan
dalam surah Ar’Ra’du ayat 11 sebagai berikut :
3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
Artinya
:... “Sesungguhnya Allah tidak merubah
Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, Maka tak
ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia”. ( Ar’Ra’du 13:11)
Dakwah
tidak akan berhasil jika hanya menunggu hidayah saja tanpa diusahakan, karena
memang kewajiban bagi setiap muslim untuk berdakwah namun aktivitas dakwah yang
dilakukan oleh manusia itu tidak lepas dari hidayah atau petunjuk Allah SWT
kepada setiap orang yang di kehendakiNya. Sebagaimana Allah SWT berfirman :
y7¨RÎ) w ÏöksE ô`tB |Mö6t7ômr& £`Å3»s9ur ©!$# Ïöku `tB âä!$t±o 4 uqèdur ãNn=÷ær& úïÏtFôgßJø9$$Î/ ÇÎÏÈ
Artinya : “Sesungguhnya kamu tidak akan
dapat memberi petunjuk kepada
orang yang kamu kasihi, tetapi
Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al-Qashash (28): 56)
Penyampaian isi dakwah tidak akan lepas dari konsep yang berasal
dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, yang mengajarkan tentang tauhid, akhlak,
filsafat, sains sosial, ekonomi dan
perkembangan budaya yang baik agar umat
Islam bisa menggali
pontensi-potensi yang ada.
Dalam pengertian tentang dakwah dapat dipahami
setiap umat Islam berkewajiban menyampaikan dakwah yang berisi
peringatan adanya larangan berbuat kemungkaran. Secara garis besar ilmu
dakwah hanya dibantu oleh ilmu keislaman
dan sains sosial, ilmu dakwah masih membutuhkan hasil studi ilmu keislaman,
karena disitu berasal
Manusia adalah makluk ciptaan Allah SWT dengan
struktur dan fungsi yang sempurna bila di bandingkan dengan makhluk tuhan yang
lainnya. Manusia juga di ciptakan sebagai makluk multidimensional, memiliki
akal fikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun social. Manusia
membentuk kelompok masyarakat sehingga kemudian menjadi sebuah komunitas dalam
komunikasi tersebut manusia saling berinteraksi untuk melengkapi satu sama lain
dan mempertahankan hidupnya, komunitas tersebut dapat disebut sebagai
organisasi atau majelis.
Majelis Ta’lim pada wilayah sangat di butuhkan bagi
setiap masyarakat. Banyak manfaat yang bisa di dapat dengan menjadi aktifis
dalam suatu Majelis Ta’lim terutama untuk diri sendiri. Dengan terbiasa
mengikuti Majelis Ta’lim, jiwa kepemimpinan akan terlatih. Karena pada dasarnya
setiap manusia adalah pemimpin minimal untuk dirinya sendiri.
Orang yang mengikuti Majelis Ta’lim di pandang
lebih dapat memotivasi diri sendiri dan orang lain. Masyarakat yang bergabung
dalam Majelis Ta’lim memiliki iman yang lebih baik di bandingkan masyarakat
yang tidak ikut Majelis Ta’lim. Karena di dalam Majelis Ta’lim masyarakat dapat
belajar dan memahami tentang pengetahuan keagamaan dalam beribabah.
Salah satu mejelis yang berada
pada Wilayah Kota Kuala Tungkal di Kelurahan
Tungkal III, yang aktif dalam kegiatan pengajian adalah Majelis Al-Hasyir. Adapun
kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di Majelis Ta’lim ini antara lain
pengajian rutin khusus setiap satu minggu sekali, Memperingati isra’ mi’raj,
Nuzul Qur’an,dan Tahun baru Islm yang dilaksanakan setahun sekali.
Mejelis Ta’lim di yakini mampu mendukung pemahaman
agama. Adapun harapan besar dari terbentuknya majelis ini yang hendak di capai
oleh pengurus Majelis Ta’lim ini yaitu meningkatkan pemahaman para jamaah dan dapat berkumpul dalam ketaatan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT melalui keteladanan serta melalui contoh terbaik dalam
ketaqwaan dan ketataatan itu yaitu mengikuti akhlak mulia Rasulullah SAW.
Setiap kegiatan yang mempunyai tujuaan, dalam
proses pencapaiannya selalu menghadapi berbagai macam hambatan, demikian pula
proses strategi dakwah yang dilakukan oleh Majelis Ta’lim dalam upaya melakukan
pemahaman agama terhadap jama’ahnya, terkadang tidak mencapai sasaran seperti
yang diarapkan, tiada lain ialah di karenakan oleh berbagai situasi dan kondisi
serta hanbatan-hambatan yang dihadapi dalam proses strategi dakwah. Adapaun
yang menjadi sasaran strategi dakwah pemahaman agama penelitian ini adalah
jama’ah Majelis Ta’lim yang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang terdapat
pada Majelis Ta’lim Al-Hasyir.
Berdasarkan observasi peniliti bahwa mejelis Al-Hasyir dalam
meningkatkan pemahaman jama’ah melalui strategi dakwah yang dilakukan oleh
majelis Al-Hasyir yang sasaran utamanya adalah pemuda dan
jama’ah yang mengikuti pengajian majelis Al-Hasyir latar
belakang pendidikan tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) terdapat juga mahasiswa-
Mahasiswi dan masyarakat setempat yang belum paham dalam masalah Agama Islam maka peneliti bermaksud meniliti strategi Majelis Al-Hasyir dalam meningkatkan
pemahaman Agama Islam di Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir.
Strategi merupakan serangkaian perencanaan untuk
mencapai yang ditetapkan oleh suatu organisasi. Jika dikaitkan dengan proses
dakwah, strategi merupakan peranan yang sangat penting bagi pergerakan kegiatan
dakwah. Karena, strategi dakwah merupakan suatu cara yang dilakukan oleh
majelis untuk mencapai tujuan dakwah, bila strategi yang diterapkan dalam
berdakwah itu baik, maka aktivitas dakwah akan banyak yang mengkutinya.
Berdasarkan Latar belakang yang telah dipaparkan di
atas, dakwah tidak akan berkembang dan mencapai titik maksimal jika tidak
adanya strategi dakwah yang nyata. Perlu adanya strategi dakwah yang nyata
untuk menghadapi dan mempengaruhi
berbagai objek dakwah yang ada, terutama dalam meningkatkan pemahaman agama
pada jama’ah. Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk meneliti lebih dalam
terhadap permasalahan tersebut. Dengan judul “Strategi Dakwah Majelis Ta’lim Al-Hasyir Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Islam di Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir
Kabaupaten Tanjung Jabung Barat’’
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Strategi Dakwah Majelis Al Hasyir Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Islam di Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
2.
Apa Faktor
Pendukung Dan Penghambat Strategi
Majelis Al Hasyir Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Islam di Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
3.
Bagaimana Upaya
Majelis Al Hasyir Mengatasi Hambatan dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Islam di Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal ilir
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
C.
Fokus Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang akan bahas
dalam penulisan skripsi ini, maka penulis memandang perlu untuk memfokuskan
masalah agar tidak terjadi kerancuan dalam pembahasannya. Dalam permasalahan
ini, penulis memfokuskan pembahasan tentang : ‘’Strategi Dakwah Majelis Al-Hasyir Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Islam Terutama
Pada Jamaah yang ada di dalam majlis tersebut.
D. Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
Secara umum skripsi merupakan salah
satu persyaratan guna penyelesaian studi pada perguruan tinggi. Oleh karna itu
penulis mempunyai satu kewajiban secara formal terkait pada aturan-aturan
perguruan tinggi tersebut. Namun secara khusus penelitian ini bertujuan:
a.
Ingin mengetahui Bagaimana Pelaksanaan
Strategi Dakwah Majelis Al Hasyir Meningkatkan Pemahaman Agama Islam
di Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
b.
Ingin mengetahui Faktor Apa Saja Yang
Mendukung Dan Menghambat Strategi Dakwah
Majelis Al Hasyir Meningkatkan Pemahaman Agama Islam di
Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
c.
Ingin
Mengetahui Bagaimana Majelis
Al-Hasyir mengatasi hambatan
dalam Meningkatkan
Pemahaman Agama Islam
di Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun
kegunaan Penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Untuk menambah informasi, wawasan
keilmuan dan pengetahuan dalam penerapan dakwah di Majelis Al Hasyir
b.
Untuk menjadi bahan acuan/perbandingan bagi penulis berikutnya khususnya di Majelis Al-Hasyir
c.
Untuk melengkapi persyaratan guna meraih
gelar sarjana strata satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) di Sekolah Tinggi Agama Islam
An-Nadwah Kuala Tungkal.
E.
Landasan Teori
Teori sangat di perlukan sebagai landasan penulis untuk menyusun
sekripsi. Teori berfungsi sebagai aturan pendapat yang memberikan batasan atau
gambaran yang jelas dari apa yang penulis lakukan. Dengan pemahaman kerangka teori, karya ilmiah
yang di hasilkan dapat di pertanggung jawabkn. Adapun teori-teori dan
konsep-konsep yang mendukung dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Strategi
Kata “strategi”
berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang
terbentuk dari kata stratus yang berarti militer dan –ag yang berarti
memimpi
Lawrence
R. Jauch dan Willian F.
Glueck menyatakan bahwa
Strategi adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tentangan lingkungan dan yang dirancang
untuk memastikan bahwa
tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat
oleh
perusahaan.
Startegi
komunikasi bias dikatakan sebagai suatu pola pikir dalam merencanakan suatu
kegiatan mengubah sikap, sifat, pendapat, dan prilaku khayak.Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan implementasi idea
tau gagasan, perencanaan dan pelaksanaan sebuah kegiatan
dalam kurun
waktu tertentu.
Pada awalnya
kata
strategi hanya
dikenal di kalangan militer, khususnya
strategi perang. Dalam sebuah peperangan atau
pertempuran,
terdapat seseorang (komandan) yang bertugas mengatur strategi untuk memenangkan peperangan. Semakin
hebat
strategi
yang digunakan (selain
kekuatan
pasukan perang), semakin besar
kemungkinan untuk menang. Biasanya,
sebuah strategi disusun
dengan mempertimbangkan
medan perang,
kekuatan
pasukan, perlengkapan perang
dan sebagainya.
Dalam Kamu Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Strategi adalah rencana yang cermat mengebai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus,
Konsep dan teori dalam ilmu strategi banyak
yang berasal dari strategi militer. Keputusan strategi, baik dalam bidang
militer
maupun
dunia usaha, berkaitan
dengan
tiga
karakteristik umum, yaitu: strategi merupakan hal yang penting, strategi meliputi
komitmen yang
penting dari sumber daya, strategi tidak mudah diubah.
Strategi
sebuah
organisasi, atau
subunit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi yang
dinyatakan atau diimplikasi
oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan
berupa:
a.
Saran-saran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut.
b.
Kendala-kendala
luas dan kebijakan-kebijakan yang atau ditetapkan sendiri oleh seorang
pemimpin, atau yang diterimanya dari
pihak atasannya, yang membatasi skope aktivitas-aktivitas
organisasi yang bersangkutan.
c.
Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek
yang telah diterapkan dengan ekspektasi akan diberikannya
sumbangsih mereka
dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi
tersebut.
2. Dakwah
a.
Pengertian
Dakwah
Dakwah adalah kegiatan penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan
masyarakat.
Secara etimologis, kata “dakwah” berasal dari bahasa arab yang arti panggilan,
ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa arab, kata dakwah adalah
bentuk dari isim mashdar yang berasal dari kata kerja (دعوة- يد عو-دعا) yang artinya menyeru, memanggil, mengajak.
Dakwah islam merupakan ajakan
berfikir, berdebat dan beragumen dan untuk menilai suatu kasus yang muncul
dakwah Islam tidak dapat disikapi dengan keacuhan kecuali orang bodoh atau
berhati dengki. Dakwah tidak bersifat memaksa dakwah adalah ajakan yang
tujuannya dapat tercapai hanya dengan persetujuan tanpa paksaan dari objek
dakwah.
Sedangkan secara terminologi, istilah dakwah beragam definisinya banyak
tokoh yang telah mendefinisikan kata tersebut:
1)
Menurut Prof.
Toha yahya umar, yang dikutip Moh ali ajiz dalam bukunya, “dakwah adalah
mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan, keselamatan, kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat”.
2)
Moh. ali aziz
mengutip pendapat anwar masyari bahwa “Dakwah merupakan proses penyelenggaraan
suatu usaha atau aktivitas yang di lakukan dengan sadar dengan sengaja berupa
ajakan kepada orang lain untuk beriman dan menaati Allah, amar ma’ruf nahi mungkar untuk mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan yang di ridhoi Allah SWT”.
3)
Pengutipan
Moh. Ali aziz dari pendapat Syekh Ali Mahfudz, yakni “Dakwah adalah mengajak
manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka
berbuat baik dan melarang mereka berbuat perbuatan jelek agar mereka mendapat
kebahagian dunia dan akhirat”.
Dari beberapa definisi
dakwah di atas, dapat di simpulkan bahwa dakwah intinya mengandung maksud
kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta mempraktekkan ajaran islam
dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih dari itu pengertian
dakwah mencangkup pengertian antara lain
1)
Dakwah adalah
aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain
untuk mengamalkan ajaran Islam.
2)
Dakwah adalah
aktivitas yang pelaksanaannya bisa dilakukan dengan berbagai cara atau metode.
3)
Dakwah adalah
usaha peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah pandangan hidup, sikap
batin dan perilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai
dengan tuntunan syari’at.
Aktivitas dakwah hakikatnya tidak jauh berbeda dengan proses komunikasi,
sebab, pada dasarnya merupakan penyampaian informasi agama Islam melalui proses
komunikasi.Terlepas
dari beragamnya makna istilah ini, pemakaian kata dakwah dalam masyarakat
Islam, terutama di Indonesia adalah sesuatu yang tidak asing Arti kata dakwah
yang dimaksudkan adalah seruan dan ajakan kepada Islam.
Dakwah mengungkapkan kegiatan
dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengomunikasikan pesan dakwah
kepada mad’u baik secata persorangan maupun kelompok. Dakwah adalah komunikasi da’i dan mad’u.
Tujuan dakwah dimaksudkan agar manusia mematuhi ajaran Allah dan Rasulnya
dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercipta manusia yang berakhlak manusia.Adapun
tujuan dan sasaran aktivitas dakwah dapat diklasifikasikan menjadi:
1)
Mengajak orang
belum masuk Islam untuk menerima Islam.
2)
Amar Ma’ruf
Nahi Munkar, usaha mendorong manusia untuk melaksanakan ajaran islam dan
meningkatkan hal-hal munkar dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Unsur-Unsur Dakwah
Dakwah Islam meliputi wilayah yang luas dalam semua
aspek kehidupan. Unsur-unsur dakwah adalah komponen yang terdapat dalam setiap
kegiatan dakwah.
Unsur dakwah yang dimaksud adalah komponen yang
selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsure dakwah juga disebut sebagai
dalam dakwah.
Unsur-unsur tersebut adalah
da’I (Pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah
(media dakwah), thariqah (metode dakwah),
dan atsar (efek dakwah).
1)
Da’I (Pelaku
Dakwah)
Da’I adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, mauoun
perbuatan yang dilakukan secara individu, kelompok atau organisasi/lembaga. Dalam
ilmu komunikasi pendakwah sama halnya seperti komunikator, yaitu orang yang
menyampaikan pesan komunikasi kepada orang lain.
Da’I sebagai subjek dakwah
merupakan orang yang aktif melaksanakan dakwah kepada masyarakat. Da’I ini ada yang melaksanakan dakwahnya secara
individu atau organisasi.
2)
Mad’u (
Penerima Dakwah)
Mad’u merupakan sasaran dakwah atau manusia (objek)
penerima dakwah, baik individu maupun kelompok, baik manusia yang beragama
maupun tidak. Menurut Abu al-Fath al-Bayanuni yang dikutip Moh Ali Aziz
mengatakan “Mitra dakwah (mad’u) adalah siapapun menjadi sasaran dakwah”.
Penerima dakwah dapat juga disebut sebagai mitra dakwah, dengan maksud
agar pendakwah (da’i) mempunyai hubungan ideal yang bekerjasama dalam amar
ma’ruf nahi munkar. Mempelajari tentang unsur ini merupakan suatu keniscayaan
dalam kebrhasilan suatu dakwah.
3)
Maddah (
Materi Dakwah)
Materi dakwah juga disebut pesan dakwah yang berupa ajaran agama Islam.
Pada prinsipnya, pean apapun dapat dijadikan sebagain materi dakwah selama
tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Dalam
ilmu komunikasi pesan dakwah adalah massage yaitu simbol-simbol. Pesan
dakwah yang disampaikan da’I kepada mad’u secara umum diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :
a) Aqidah (keimanan), yakni aspek yang akan membentuk
moral (akhlak) manusia. Iman merupakan esensi ajaran Islam dan erat kaitannya
dengan akal dan wahyu. Akidah dalam Islam mencangkup masalah yang erat
hubungannya dengan rukun Iman yakni iman kepada Allah SWT, iman kepada
malaikay-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada rasul-rasulNya,
iman kepada hari akhir, iman kepada qada’ dan qadar.
b) Syari’ah (hukum), yakni pesan yang mengandung dan
mencangkup kemaslahatan social dan moral dengan tujuan memberikan gambaran yang
benar terhadap hujjah dalil-dalil dalam melihat persoalan pembarua. Apakah
bentul informasi pesan dakwah itu dianjurkan (mandub), dibolehkan (mubah),
dianjurkan agar tidak dilakukan (makruh), dan dilarang (haram).
c) Mu’amalah, yakni pean mengenai segala peraturan
(syari’at) yang mengatur hubungan antara manusia, antara manusia dan
kehidupannya antara manusia dengan alam sekitarnya. Contohnya hukum niaga,
hukum nikah, hukum waris, hukum pidana, dan sebagainya.
d) Akhlak, yakni berkaitan dengan budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Ajran akhlak Islam pada dasarnya meliputi
perbuatan manusia secara bahasa, akhlak berasal dari kata “Al-khuluqu” atau
al-khuluq yang berarti watak, tabiat, keberanian, atau agama.
4)
Wasilah (Media
Dakwah)
Dalam pengertian ini, ahli komunikasi media sebagai alat yang
menghubungksn pesan komunikator kepada komunikan.
Dapat dipahami media dakwah adalah alat yang menjadi perantara penyampaian
pesan dakwah adalah mad’u. Media yang digunakan seorang da’I turut menentukan
keberhasilan dakwah.
a)
Media terucap
yaitu alat yang bisa mengeluarkan bunyi atau suara seperti radio, telepon, dan
sejenisnya.
b)
Media tertulis
yaitu media berupa tulisan atau cetakan seperti majalah, surat kabar, buku,
pamphlet, lukisan, gambar dan sejenisnya.
c)
Media Dengar
Pandang yaitu media yang berisi ganbar hidup yang bisa dilihat dan didengar
seperti film, video, televise, dan sejenisnya.
5)
Thariqah (Metode
Dakwah)
Metode merupakan tata cara yang disusun secara pasti, sistematis dan
logis sebagai landasan untuk kegiatan tertentu.
Jadi, metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah
yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Metode dakwah yang dilakukan
haruslah sesuai dengan materi dan tujuan kemana ajkan tersebut ditujukan.
6)
Atsar (efek
dakwah)
Atsar (efek dakwah) disebut juga dengan feedback
(umpan balik) dari proses dakwah. Penentuan langkah-langkah dakwah selanjutnya
dapat dianalisis dari efek dakwah sebelumnya. Tentu hal ini sangat berguna
sebagai tolak ukur da’I dalam menjalankan dakwahnya,
Evaluasi dan koreksi terhadap efek dakwah ini dapat
dilihat dari perubahan yang dirasakan. Apakah disenangi atau dibenci khalayak,
serta dari perilaku nyata meliputi pola tindakan, kegiatann atau kebiasaan
prilaku.
c.
Bentuk-Bentuk Dakwah
Menyampaikan dakwah bisa dilakukan berbagai cara
agar pesan yang diajukan kepada mad’u dapat tercapai. Berdasarkan bentuk-bentuk
penyampaian metode dakwah dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu :
a.
Dakwah bi
Al-Lisan
Dakwah bi al-lisan yaitu dakwah yang
dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah, khutbah,
diskusi, nasihat, dan lain-lain.
Metode ini sangat umum digunakan para da’I dalam menyampaikan dakwah
ditengah-tengah masyarakat. Selain karena merupakan salah satu cara klasik,
dakwah dengan metode ini cukup efektif dan menarik di masyarakat.
b.
Dakwah bi
Al-Hal
Dakwah bi al-hal adalah
dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan
tidakan karya nyata yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat sebagai objek
dakwah. Dakwah dengan metode ini juga dapat dilakukan dan dicontohkan dalam
diri mad’u itu sendiri. Karena dengan metode ini ma’u dapat melihat langsung
prilaku da’i.
3.
Dakwah bi
Al-Qalam
Dakwah bi al-qalam yaitu dakwah
melalui tulisan. Jangkauan yang dapat dicapai pun lebih luas disbanding bi
al-lisan. Dibutuhkan waktu secara khususn untuk kegiatan metode ini. Dalam hal
menulis dan merangkai kata-kata sehingga penerima dakwah tersebut akan tertarik
untuk membacanya tanpa mengurangu maksud yang terkandung didalamnya, dakwah
tersebut dapat dilakukan melalui media massa seperti surat kabar, majalah,
buku, buletin maupun lewat internet.
d.
Strategi Dakwah
Strategi dakwah adalah suatu cara
atau tehnik menentukan langkah-langkah kegiatan untuk
mencapai tujuan dakwah. Langkah- langkah tersebut disusun secara rapi, dengan perencanaan yang
baik
yaitu: (1) memperjelas secara gamblang
sasaran-sasaran ideal, (2) merumuskan masalah pokok umat Islam, (3)
merumuskan isi dakwah, (4) menyusun paket-paket dakwah, (5)
evaluasi kegiatan dakwah.
Karena
itu
Strategi Dakwah harus sesuai
dengan kondisi masyarakat (mad’u)
dalam konteks
sosio kultural
tertentu. Sebab dakwah Islam dilaksanakan dalam kerangka sosio
kultural yang sudah sarat dengan nilai, pandangan hidup dan sistem
tertentu, bukan nihil budaya.
Strategi dakwah yang di pergunakan
di
dalam usaha
dakwah harus memperhatikan beberapa
azas dakwah antara lain: (1)
Azas Filosofis: azas ini terutama
membicarakan masalah yang
erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktifitas dakwah. (2) Azas Kemampuan dan keahlian Da’i (achievement and professional). (3)
Azas Sosiologis: azas
ini
membahas masalah-masalah
yang
berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya
politik pemerintah setempat, mayoritas agama
di daerah
setempat, fisolofis sasaran dakwah. Sosio kultural sasaran dakwah dan sebagainya.
(4) Azas Psychologis; azas ini
membahas masalah yang
erat hubungannya
dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah manusia, begitupun
sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan) yang
unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah agama, yang
merupakan masalah yang
idiologi atau kepercayaan (ruhaniyah) tak luput dari
masalah-masalah psychologis sebagai azas (dasar) dakwahnya. (5) Azas efektif
dan
efisiensi, azas ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus
berusaha menyeimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang
dikeluarkan dengan
pencapaian
hasilnya, kalau
waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang semaksimal
mungkin.
3. Majelis
a.
Pengertian majelis taklim
Dari segi etimologi melis taklim berasal dari bahasa
arab, yang terdiri dari kata”majelis” dan “taklim” majelis artinya tempat
duduk, tempat sidang,dewan. Taklim yang diartikan dengan pengajaran. Dengan
demikian secara bahasa majelis taklim adalah tempat untuk melaksanakan
pengajaran atau pengajian agama islam.
Secara istilah, pengertian
majelis taklim sebagai mana dirumuskan pada musyawarah majelis taklim se-DKI
Jakarta tahun 1980 adalah : lembaga pendidikan non formal yang memiliki
kurikulum tersendiri, di selenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jama;ah yang relative
banyak, bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan
serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dan sesamanya, serta
antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang taqwa
kepada Allah SWT.
Berdasarkan pengertian di
atas,tampak bahwa penyelenggara majelis taklim berbeda dengan penyelenggara
pendidikan islam lainnya. Seperti pesantren dan madrasah, baik menyangkut
system, materi maupun tujuan. Hal ini dapat dilihat bahwa perbedaan antara
majelis taklim dengan lainnya, sebagai berikut :
1)
Majelis taklim adalah lembaga pendidikan islam
2)
Waktu belajarnya berkala tapi teratur, tidak setiap hari sebagaimana
halnya sekolah atau madrasah
3)
Pengikut atau pesertanya disebut jama’ah (banyak orang) bukan pelajar
atau santri hal ini didasarkan kepada kehadiran di majelis taklim bukan
merupakan kewajiban murid menghadiri madrasah atau sekolah.
4.
Agama
Islam
Agama adalah peraturan,
pedoman ,ajaran atau system yang mengatur tentang kenyakinan, keimanan atau
kepercayaan.Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT Kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai Rasul Utusan Allah dan Allah Menjadikan Islam sebagai
Agama yang Rahmatan Lilalamin (Rahmat Bagi Seluruh Umat Islam).
Di atas
bumi terdapat bermacam-macam agama dan kepercayaan yang tidak diketahui jumlahnya dengan pasti. Akan tetapi, jika dilihat dari
sumbernya, maka
agama-agama tersebut dapat dibagi kepada dua bahagian: agama samawi
(revealed
religion), dan agama
kebudayaan
(cultural religion). Agama samawi bersumber pada wahyu Allah dan karena itu ia juga disebut “agama wahyu”. Sedangkan
agama
kebudayaan bersumber pada renungan
dan pengalaman
hidup manusia yang menghuni bumi
ini.
Adapun yang termasuk dalam agama samawi ada tiga: agama Yahudi,
agama Kristen,
dan
agama Islam yangmerupakan agama samawi terakhir
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Sedangkan agama kebudayaan atau juga dikenal sebagai “agama bumi” adalah banyak sekali jumlahnya, antara
lain
agama Hindu,
Budha, Shinto,
Sikh, dan lain-lain,
serta berbagai
kepercayaan yang
dianut oleh berbagai suku primitif di bumi ini.
Dalam kehidupan
sehari-sehari, kita menyaksikan berbagai ragam
agama
dan kepercayaan hidup manusia. Tetapi, bagaimanapun ragam dan jumlahnya, dia dapat
kita
golongkan kedalam
dua kelompok, yaitu:
1)
Agama yang lahir atas dasaar Wahyu
(Agama
Wahyu),
2)
Agama yang lahir atas dasar budaya manusia.
Agama wahyu ialah agama
dalam ajarannya diatur menurut wahyu Allah,
melalui Nabi dan dengan Kitab Suci yang
diterimanya dari Allah. Sementara
Agama atau
kepercayaan budaya,
ia lahir atas hasil
perkembangan zaman, seirama
dengan tingkat berfikir dan kebutuhan manusia. Bentuk agama atau kepercayaan budaya yang demikian
kebudayaanlah yang
melahirkannya.
Sementara
pandapat lain menyebutkan bahwa
semua agama adalah hasil budaya manusia. Masalahnya, pendapat
akhir ini terpengaruh pada teori bahwa kehadiran manusia yang berbudaya dan beragama, juga adalah hasil perkembangan evolusi alam, dimana
manusia hari ini adalah hasil rentetan panjang
dari perkembangan manusia
purba yang terpaut
oleh
phase demi phase.
5. Majelis Al-Haysir
Majelis ini berdiri pada tanggal 15 juni 2012 awal nya
hanya berbentuk pengajian kecil yang anggota nya hanya terdiri dari 4 sampai 8
orang saja yaitu pengjian Maulid ( pembacaan
Biografi dan puji pujian pada Rasulullah SAW. ) kitab
Maulid yang di baca adalah kitab yang
berjudul ADH-DHIYAA’LLAAMI’ artinya : cahaya terang benderang, karangan
Ulama besar dari kota Tarim, Hadramaut,Yaman yaitu
AL-ALLAMAH AL-ARIF BILLAH AL-MUSNID AL-HABIB UMAR BIN SALIM BIN HAFIZH IBN
SYEKH ABU BAKAR BIN SALIM.
Awalnya pengajian
tanpa mengunakan alat musik hadrah, kemudian setelah jamaah semakin banyak yang
di Dominasi Anak-anak remaja akhirnya mengunakan alat musik hadrah dalam
mengiringi lantunan Qasidah/Sholawat sebagai sarana untuk mengajak orang orang
untuk bisa hadir di pengajian Majelis Al-Hasyir. Kemudian
pengajian berkembang tidak hanya dilingkup Majelis sendiri saja Namun
sudah kedaerah yang masih belum begitu mengenal tentang Agama Islam.
Diantara kegiatan Ta’lim Majelis Al-Hasyir adalah:
a. Ta’lim Rutin Majelis Al –Hasyir Nisa (Khusus
Perempuan) setiap Ahad sore Jam.
16.00 wib. ( Ba’da Ashar ). Di Kediaman Ust. Nurkhalis Ahmad,
Lorong Bakti
Seberang Kampus STAI AN-NADWAH Kuala Tungkal
b. Ta’lim Mingguan Setiap Rabu, Malam
Kamis, Pukul. 19. 45. Wib, Di Kediaman Ust.
Nurkhalis Ahmad, Lrong Bakti Seberang Kampus STAI AN-NADWAH Kuala Tungkal.
c. Ta’lim Bulanan setiap pertengahan bulan, hari Ahad Sore Pukul. 14.00 – Selesai, Bersama
Guru Mulia Alhabib Muchsin bin Hasan Bouftaim.
d. Ta’lim
Dua Bulanan Majelis Nurul Mukhlisin Malam Kamis, Pukul 19.45 Wib, Disekretariat
Majelis Nurul Mukhlisin, di Jl. Kelapa Gading, Kuala Tungkal, Bersama Guru
Mulia Alhabib Muchsin bin Hasan Bouftaim.
F.
Studi Relevan
Berikut ini akan penulis kemukakan beberapa study relevan berdasarkan
pada identifikasi sumber-sumber dalam bentukhasil temuan penelitian yang telah
ada dan mempunyai relevansi dengan penelitian yang sedang dilakukan, dengan
asumsi agar tidak terjadi pengulangan pada lokasi penelitian dan subyek yang
sama dan sekaligus dapat membantu mengembangkan analisis dan pemahaman terhadap
temuan penelitian. Berikut akan dinpaparkan hasil penelitian yang relevan
dengan penelitian penulis antara lain:
1.
Miss Patimoh Yeemayor (2015) Mahasiswa Jurusan
Manajemen Dakwah
(MD) Fakultas Dakwah
Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
(2015) yang berjudul.” Strategi Dakwah Dalam Meningkatkan Pemahaman
Agama
Anak
Muda (studi kasus di Majlis Agama Islam Wilayah Tungkal III)”.
Pemahaman anak muda di pattani Thailand Selatan terhadap agama itu cukup
sempurna dengan sholat lima waktu, puasa bulan ramadhan, ibadah haji, dan
pakaian rapi (lelaki pakai celana panjang dan wanita pakai kerudung). Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dari penelitian ini dapat hasil
yang ditarik adalah strategi dakwah yang dilakukan Majelis Agama Islam Wilayah
Pattani dengan melalui dakwah formal non formal yang meliputi pengajian agama
dan kegiatan-kegiatan lainnya.
2.
Khaidir (2017), Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang
berjudul.”Strategi Dakwah Dalam
Meningkatkan Pembinaan Ikatan Remaja Masjid di SMA Negeri 12 Makasar”. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
manajemen, sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder,
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi Dakwah Pembinaan Ikatan Remaja
Masjid di SMA 12 Makassar diantaranya belum melakukan pembinaan secara khusus
hanya saja melakukan pembinaan secara umum, sehinggan disamping itu masih banyak
strategi yang belum diterapkan oleh guru terhadap siswanya dalam mencapai
Akhlak Islamiah di SMA Negeri 12 Makassar.
3.
Rohma Tinisah
(2017). Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Ilmu Komunikasi Fakultas Islam Negri Raden Iintan Lampung. yang berjudul.” Strategi Dakwah Bakor Risma Dalam Menanamkan Nilai-nilai
Akhlak Pada Remaja Di Bandar lampung”. Jenis penelitian ini adalah penelitian
lapangan, dan sifat penelitian ini adalah deskriptif. Dari hasil temuan
dilapangan penulis mengetahui Strategi Dakwah yang digunakan BAKOR BRISMA dala
menanamkan nilai-nilai akhlak terhdap remaja adalah menggunakan strategi
sentimental, strategi rasional, dan strategi indrawi, dan dengan azas-azas
strategi dakwah yaitu azas psikologi dan azas efektivitas. Strategi dan
azas-azas yang sesuai dilapangan yakni da’I menggunakan strategi tersebut
karena sasaran dakwahnya adalah remaja
Penulis menemukan bahwa terjadi perbedaan tentang metode dakwah yang
digunakan para penulis, dan penelitian yang ingin kami bahas adalah tentang
“Strategi Dakwah Pengajian Al-Hasyir Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Jama’ah.
di Kelurahan Tungkal III Kuala Tungkal Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung
Jabung Barat’’.
Grant, Robert
M,
Analisis Strategi Kontemporer: Konsep, Teknik, Aplikasi. (Jakarta:
Erlangga.1997), hlm.11